Banyak sekali pertanyaan yang timbul terkait efek demam karena imunisasi ini. Demam memang bikin geram. Suhu tubuh si kecil yang meningkat akan berbanding lurus dengan kegalauan orang tua. Obat anti galau memang belum ada ya, tapi setidaknya sekarang sudah ada Blog Dokter Taura yang akan mengurangi kegalauan Anda semua. Simak baik-baik ya…
Sebelum membahas lebih jauh, akan saya share jadwal imunisasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terbaru, tahun 2020.
Demam Bikin Geram
Demam yang merupakan salah satu KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) sebenarnya bukan suatu kondisi yang perlu ditakuti, tapi harus tetap diwaspadai.
Dokter biasanya akan memberikan obat untuk mengobati demam pasca-imunisasi.
Paracetamol merupakan pilihan utama, yang bisa diberikan dalam sediaan syrup ataupun drop (tetes). Obat paracetamol ini diminumkan (ke bayi) hanya jika terjadi demam. Jika tidak demam, tidak usah diberikan, karena paracetamol bukan obat untuk mencegah demam, tapi untuk menurunkan demam.
Selain meminumkan obat paracetamol, lakukan hal-hal seperti ini: 9 Tips Atasi Demam pada Anak
Apakah Semua Vaksin Memberikan Efek Demam
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh orang tua pasien adalah “Apakah vaksin yang akan disuntikkan menyebabkan demam?”
Hampir semua vaksin menyebabkan demam pasca imunisasi, tinggal seberapa besar kemungkinannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain respons imun bayi, dosis vaksin, jadwal dan jenis imunisasinya.
Mengapa Demam?
Vaksin mengandung suatu zat (kuman, toksin kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan) yang merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang sifatnya:
- Spesifik untuk penyakit menular tertentu
- Bertahan untuk jangka waktu lama karena adanya sel memori
Ketika anak mendapatkan suntikan imunisasi, tubuh anak menerima virus/bakteri yang sudah sudah diolah sedemikian rupa sehingga bayi yang menerimanya tidak menderita penyakit tersebut, tetapi respons imunnya terangsang untuk membentuk antibodi.
Antibodi yang terbentuk inilah yang akan memberikan respons dengan cepat terhadap virus/bakteri untuk mencegah penyakit tersebut berkembang.
Pada saat respons imun bayi bekerja membentuk sistem kekebalan baru, hasil dari vaksin yang masuk ke dalam tubuh inilah, menyebabkan suhu tubuh meningkat (demam).
Selain demam, reaksi alami yang ditunjukkan bayi dalam rangkaian pembentukan antibodi adalah nyeri di sekitar tempat suntikan, rasa tidak nyaman yang mengakibatkan bayi menjadi rewel.
Vaksin DTwP versus DTaP
Imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus) yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 jenis, yaitu- DTwP
- DTap
Istilah whole cell artinya, pembuatan vaksin menggunakan seluruh sel kuman Pertusis yang telah dilemahkan.
Akibatnya, anak berisiko demam mulai demam ringan (sumer) hingga demam tinggi.
Di Indonesia, yang digunakan dalam Program Imunisasi Nasional oleh pemerintah adalah vaksin jenis whole cell buatan PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, yaitu vaksin PENTABIO.
Vaksin Pentabio merupakan vaksin kombinasi terdiri dari:
- DTwP (Difteri Tetanus dan “whole” Pertusis
- HiB (Haemophilus influenzae tipe B)
- Hepatitis B.
Huruf “a” kepanjangan dari “acellular”, artinya komponen vaksin pertusis yang digunakan bukan whole cell, namun hanya beberapa bagian dari sel yang diambil.
Bagian yang dipilih untuk dimasukkan dalam vaksin adalah bagian dari kuman Pertusis yang bersifat antigenic, yaitu bisa merangsang timbulnya antibodi.
Karena jumlah antigennya yang sedikit inilah, maka efek demam pasca imunisasi DTaP ini sangat minim. Tapi tetap mengandung resiko demam, walaupun kecil dan biasanya hanya demam ringan.
Merek vaksin DTaP yang beredar di Indonesia saat ini adalah Infanrix Hexa (produksi GSK; GlaxoSmithKline) dan Hexaxim (produksi Sanofi Pasteur)
Kedua vaksin ini masih impor.
Mengapa Harganya Mahal?
Pertanyaan ini cukup sering ditanyakan oleh orang tua pasien. Sebagai dokter, saya kadang hanya menjawab dengan senyum sembari menggerutu dalam hati: “Maaf ya bu, saya juga kulakan, bukan bikin vaksin sendiri”Baiklah, karena Blog Dokter Taura adalah blog anti-galau khususnya buat emak-emak yang hobi riting kiri tapi beloknya ke kanan, dalam artikel ini saya akan jelaskan mengapa vaksin DTaP mahal:
Karena komponen Pertusisnya acellular, jadi membuatnya jauh lebih sulit, membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dan biaya produksinya pun jauh lebih tinggi. Selain itu, vaksin DTaP hingga saat ini masih impor.
Profesor dr Kusnandi Rusmil, SpA(K) dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung menjelaskan "Vaksin yang aseluler bikinnya lebih sulit dan mahal,"
Selanjutnya beliau menegaskan bahwa Kemampuan vaksin whole cell maupun aseluler untuk membuat tubuh kebal terhadap penyakit tersebut pun sama baiknya.
Terimakasih banyak dokter atas tambahan ilmu nya hari ini, bahasa artikel nya juga fresh banget dok, bacanya jadi enjoy tapi ilmunya tetap tersampaikan dengan baik, semangat terus dokter blogging-nya! Izin bertanya nih dok, sering saya temui ibu ibu super galau yang ketika anaknya selesai imunisasi, belum panas pun sudah diberikan paracetamol. Nah, padahal sesuai dengan penjelasan dokter kalau paracetamol bukan obat pencegah panas. Kira-kira apakah pemberian paracetamol sebelum anak panas ini memengaruhi proses terbentuknya antibodi dari vaksin yang diberikan atau tidak ya dok?
BalasHapusPemberian paracetamol tidak berpengaruh terhadap terbentuknya antibodi ya
Hapusterima kasih dokter atas ilmunya, ternya ada vaksin yang memiliki sedikit kipi, saya ingin bertanya mengebai efektivitas kedua vaksin tersebut apakah masih sama nggih?
BalasHapusTidak sama persis, tapi keduanya sudah cukup untuk mencegah terjadinya Penyakit menular
HapusTerima kasih banyak dokter untuk artikel mengenai perbedaan vaksin. Izin bertanya dokter, untuk vaksin DTaP, apakah vaksin tsb memiliki KIPI(mual muntah, reaksi anafilaktik dsb) yg ringan juga dibanding vaksin DTwP ya dok?
BalasHapusIya betul. Pada prinsipnya, tidak ada satu jenis vaksin pun yang bebas KIPI
HapusTerimakasih banyak dokter atas ilmunya, artikel sangat menarik dan bahasa yang digunakan sangat mudah diterima oleh orang awam. Izin bertanya dokter untuk demam pasca kipi biasanya berlangsung berapa lama nggih dokter ? Terimakasih banyak dokter
BalasHapusDemam pasca imunisasi biasanya terjadi 2 x 24 jam
Hapuswihh mantan sekali artikelnya pak dokter, terima kasih banyak sudah memberikan pencerahan. bisa untuk bekal anak kedua nih :D
BalasHapusartikel ini wajib dibaca para orangtua yang mau vaksinkan dpt anaknya, sangat detail informasinya. jazakallahu khoir, dok!
Makasih ya mbak... Demam pasca imunisasi sering kali menjadi momok buat emak-emak untuk imunisasikan anaknya... Semoga bermanfaat ya
HapusIzin nanya,,, tidak sedikit orang tua yang menolak anaknya divaksin di sekolah, mrk lebih memilih divaksin sendiri ke dokter pribadi,,, apakah beda tingkat efektifnya antara vaksin yang diberikan dari puskesmas secara gratis dgn vaksin yang berbayar di dokter ???
BalasHapusKalau saya, untuk anak di atas 5 tahun, saya sarankan imunisasi di sekolah.
HapusBanyak ibu2 yang menolak anaknya divaksin di sekolah, mungkin alasan sugesti aja pak, atau bisa jadi karena gengsi
Insyaallah sama pak. Mungkin sugesti saja penyebabnya. Atau bisa juga (maaf) gengsi. Kalau saya untuk anak2 di atas 5 th, saya anjurkan imunisasi di sekolah. Biar bisa merasakan senasib sepenanggungan dengan teman-teman sekolahnya
BalasHapusDokter itu disebutkan pentabio di indonesia yang umum digunakan dpt nya menggunakan DPwT, namun apa ada nggih dok pentabio yg DPTnya menggunakan DPaT ? sehingga mengurangi risiko kipi demamnya
HapusHingga saat ini, belum ada kak...
HapusDok untuk efikasinya mana yang lebih tinggi ? apakah DTwP atau
BalasHapusDTap nih?
seneng nih baca ginian,berasa ngilmu lagi di sekolah aku.
Ini pertanyaannya kayak pertanyaan dosen penguji S2 deh... Ntar ya, cari referensi dulu
Hapusjadi lebih memahami ya dok, nggak hanya ikuta protes dengan isu yang belum tentu kebenarannya. blog yang menjadi referensi ketika emak bingung
BalasHapusBlog anti-panik, anti-galau buat emak-emak semuanya
Hapusblog Bokter Taura memang ciamik, lengkap dan menenangkan terutama mamah muda yang gampang panik kalau ananda demam. Tambah ngefans nih sama Pak Dokter. Semangat berkarya Dok, demi kesehatan anak Indonesia plus kesehatan mamah juga sih
BalasHapusMakasih bunda Dina... Semoga bermanfaat ya artikel2 di Blog Dokter Taura
HapusOh gitu ya dok, dari anak pertama sampe anak ketiga emang bikin galau sih si DPT ini kalo udah demam, 😆
BalasHapusSaya kepo dengan jadwal imunisasi terbarunya nih dok..
BalasHapusBedanya apa ya dengan jdwal imunisasi sebelumnya dgn yg baru tahun 2020?
Nah, bermanfaat sekali ini dok. Sebagai orang tua tetap hadapi dengan tenang dan tidak panik ya dok saat panas setelah vaksin.
BalasHapuspenjelasannya masuk dok, jadi tau saya
BalasHapusya walopun emak-emak sebagian akan tetap memakai pengingat sederhana,
pake panas=lebih murah, ga pake panas= lebih mahal, kaya mau pesen kopi ya hehehe
*ini mungkin yang suka rating kiri belok kanan wkwkwkwk
Wah menarik sekali pembahasannya .aku jadi baru ngeh "DTwP" dsn DTaP"
BalasHapusJadi mahalnya harga itu untuk membayar efek demam yg ditimbulkan ya..jadi kekhawatiran akan anak rewel pasca imuniasi ini
Bahasa sederhana orang awam gtu kali ya hehee
Ehm iya emang kalo impor rerata mihil. Selain karena biaya produksi namun ada tax juga terbebani ke pembeli scara ydk lasg
Gtu ya
Jadi inget jaman awal jadi emak2 kalau di RS ada pilihan DPT demam sama DPT minim demam (bahakn ga demam). Ternyata begini to uraiannya. Makasih dok ;) informatif bgt.
BalasHapusSo far anak2ku pakenya pentabio jadi paska imunisasi deg2an sama kipinya wkwkwk
Sangat clear sekali penjelasan nya dokter, sangat membantu sekali buat orang tua yang takut akan vaksinasi putra putri nya karena efek demam.
BalasHapusSemoga makin banyak orang tua Yang aware terhadap vaksinasi.
Terimakasih infonya dok
Sukses selalu dok��
Terima kasih sudah berkunjung ke Blog Dokter Taura. Ditunggu komen2 selanjutnya ya
BalasHapusTerimakasih banyak dokter atas ilmunya, artikel yang sangat lengkap dan dengan bahasa yang sangat mudah dipahami. Mohon izin bertanya nggih dokter, jika pada anak sekolah menolak booster vaksin DPT apakah antibodi yang terbentuk saat vaksin ketika balita masih bisa membantu mencegah anak tertulard nggih dokter? 🙏
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb. dokter. Terima kasih dokter untuk ilmunya. Mohon izin bertanya dokter, jika imunisasi pertama menggunakan vaksin yg DTwP untuk booster selanjutnya apakah boleh menggunakan yang DTaP atau harus selalu DTwP nggih dokter?
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih banyak ilmunya dokter, menambah wawasan di pagi yang sejuk ini, mohon izin bertanya dokter mengenai efek nyeri pada tempat suntikan yang menyebabkan bayi / anak rewel bagaimana cara mengatasinya nggih dokter? terimakasih banyak dokter
BalasHapusTerimakasih banyak dokter atas informasinya yang sangat bermanfaat dan menambah wawasan kami
BalasHapusterimakasih banyak dokter atas tambahan ilmunya, yang ingin saya tanyakan dokter, mungkin lebih secara umum kepada kalayak masyarakat umum yang masih tidak minat untuk anaknya divaksin terlebih vaksin DPT, mungkin karna perspektif mereka kok malah bikin demam dan lain sebagainya buat efek samping, edukasi yang tepat bagaimana nggih dokter untuk meyakinkan
BalasHapusTerima kasih banyak atas penjelasan tambahan ilmunya nggih dokter. Informasi ini menjadi jawaban sekaligus pertimbangan dan edukasi kepada orang tua untuk mempertimbangkan pemilihan vaksin untuk buah hati. Tapi perlu diingat juga nggih dokter untuk para orang tua bahwa tidak ada vaksin yang 100 persen bebas KIPI.
BalasHapusTerima kasih atas penjelasan yang sangat informatif ini nggih dokter. Dari sini dapat dipahami bedanya antara vaksin DPT dengan panas dan tanpa panas. Namun sesungguhnya tidak ada satu jenis vaksin pun yang bebas KIPI nggih dokter.
BalasHapusAlhamdulillah terima kasih banyak dokter atas ilmunya, izin bertanya nggih dokter, untuk nyeri di sekitar tempat suntikan sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman yang mengakibatkan bayi menjadi rewel apakah bisa dilakukan pengompresan dingin nggih dokter? sekiranya bisa dikompres berapa lama dan berpa kali nggih dokter?
BalasHapusOh I see.. Baru terjawab di sini ya pertanyaanku selama ini tentang vaksin, Kenapa kalau yang di RS langganan itu mehong, trus kalau yang diposyandu beda harga. Kalau efeknya karena demam doank, aku sih pilih yg di posyandu aja Dok wkwk. Blog Dokter Taura emang blog anti galau yaa..
BalasHapusBaik lah ke depannya aku minta yang whole cell aja. Bisa Kan gitu Dok?
Alhamdulillah terima kasih banyak dokter atas ulasan nya mengenai perbedaan vaksin 'demam dan tidak demam'. Dari tulisan ini dapat kita simpulkan bahwa Demam yang merupakan salah satu KIPI Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi sebenarnya bukan suatu kondisi yang perlu ditakuti, tapi harus tetap diwaspadai.Terjadi demam karena Vaksin mengandung suatu zat (kuman, toksin kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan) yang merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang sifatnya spesifik untuk penyakit tertentu dan bertahan untuk jangka waktu lama karena adanya sel memori. Pada saat respons imun bayi bekerja membentuk sistem kekebalan baru, hasil dari vaksin yang masuk ke dalam tubuh inilah, menyebabkan suhu tubuh meningkat (demam). Dengan menggunakan imunisasi DTaP ini resikonya sangat minim. Tapi tetap mengandung demam, walaupun kecil dan biasanya hanya demam ringan.
BalasHapusTerima kasih dokter informasinya. Sangat bermanfaat sekali. Imunisasi memanfaatkan mekanisme pertahanan alami dari tubuh, untuk membentuk pertahanan spesifik terhadap patogen penyebab penyakit menular. Proses dalam pembentukan antibodi ini yang menyebabkan suhu tubuh meningkat (demam). DTaP memiliki efek demam pasca imunisasi yang sangat minim, namun tetap memiliki resiko sehingga orang tua tetap harus waspaa
BalasHapusJadi para ibu gak perlu galau lagi nggih dok karena kedua jenis vaksin DPT ini sebenarnya sama baiknya untuk membuat tubuh kebal terhadap penyakit, bedanya yang satu menyebabkan demam dan yang satu lagi menyebabkan "sedikit" demam hehe
BalasHapusditengah kegalauan ibu-ibu sekarang sudah terjawab, ternyata ada 2 jenis imunisasi DPT yang bisa dipilih. mengingat keduanya tetap memiliki resiko timbul demam, para orang tua harus tetap waspada ya, harus siap sedia obat paracetamol di rumah ya bunda.
BalasHapusIstilah ada harga ada barang mungkin masih berlaku ya hehee. Tapi baik vaksin DPT dengan demam maupun tanpa demam insyaallah masih lebih baik daripada tidak diimunisasi sama sekali, karena tujuan imunisasi adalah pembentukan kekebalan pada komunitas. Jadi, mari bersama-sama menumbuhkan komunitas yang sehat dan kebal dari penyakit menular, bunda.
BalasHapusYes, you are right. Hayuk emak-emak semangat bawa si kecil imunisasi yes...
HapusMeskipun tetap ada resiko KIPI pada setiap pemberian vaksin bukan sebuah halangan untuk tidak memberikan vaksin pada anak. Banyak pilihan pemberian vaksin yang memiliki efek KIPI minimal contohnya saja pada vaksin DTPa, meskipun harganya lebih mahal dari DTPw akan tapi manfaat resiko KIPI yang minimal bisa menjadi pertimbangan ayah bunda.
BalasHapusMungkin ini info yang penting buat ayah bunda agar lebih tenang setelah mengantarkan imunisasi pada anak, tapi tetap perlu diingat untuk ayah bunda jangan menjadikan demam alasan tidak memberikan hak yang harusnya didapatkan oleh setoap anak yaa.. sayang banget kalau karena takut anak demam sehingga tifak menuntaskan imunisasi yang mana nantinya akan berpengaruh kedepanya
BalasHapusTerima kasih banyak dokter atas materinya 🙏
BalasHapusCocok banget untuk menambah wawasan mommy dirumah nih, supaya ga ada alasan lagi untuk ga ajak si kecil buat imunisasi, kalau takut demam sudah ada solusinya pakai DPaT, kalau takut bayar mahal sudah ada yang bantu pemerintah dengan DPwT nya, hayoo mau alasan apalagi nanti kalau sampai kelupaan ajak sikecil imunisasi? 🙏😁
Meskipun vaksin yang acellular lebih tidak menyebapkan demam dibandingkan dengan yang wholecell, kekebalan yang dihasilkan tetap saya jadi orang tua tidak perlu khawatir tetntang kekebalan terhadap penyakitnya, kalau harga orangtua boleh khawatir hehehe, akan tetapi harga vaksin acellular lebih mahal daripada yang wholecell bukan tanpa alasan selain memang perlu di import cara pembuatannya pun lebih rumit dari pada vaksin yang menggunakan wholecell.
BalasHapusTerimakasih banyak dokter untuk ilmunya. DPT memiliki 2 versi, dimana KIPI adalah salah satu pembedanya. Tetapi walaupun begitu, efektivitasnya bisa dipastikan sama, jadi para ibu tidak perlu ragu walaupun menggunakan DTwP
BalasHapusAlhamdulillah terjawab sudah pertanyaan saya selama berjaga di poli, perbedaan vaksin DPT dengan efek demam dan yang tidak memiliki efek demam. Ternyata vaksin DPT yang menimbulkan efek demam minimal itu karena hanya beberapa bagian dari sel yang diambil. Karena jumlah antigennya yang sedikit inilah, maka efek demam pasca imunisasi DTaP ini sangat minim. Terima kasih nggih dokter atas informasi yang begitu bermanfaat bagi saya dan masyarakat luas.
BalasHapusMashaallah akhirnya saya ngerti sekarang 2 jenis vaksin yang demam sama nggak demam, tpi meskipun gitu tetap efektivitasnya sama jadi ibu2 tidak perlu khawatir kaau semisal anaknya dapat yang dengan demam saat di posyandu karna insyaallah demam setelah vaksin masih bisa di atasi dengan pemberian obat
BalasHapusterima kasih atas informasinya dokter. jenis vaksin whole Cell dan acelluler ternyata memiliki efek kekebalan yang hampir sama ya, yang membedakan hanya kemungkinan KIPI nya saja. saya izin bertanya dokter untuk apakah pemeberian vaksin DTwP diselingin dengan DTaP dapat mempengaruhi efek kekebalamya ya dok ? atau lebih baik pemberian jenis vaksin harus sama dari dosis 1 sampai akhir ?
BalasHapusterima kasih dokter
Saya sebelumnya juga sempat membaca bahwa perbedaannya pada protein yang diambil dari mikrobanya nggih Dok, jadi manifestasi yang muncul bergantung protein dalam sel yang diambil sehingga berespon pada tingkat antibodi yang tercipta. Alhamdulillaah dengan membaca tulisan ini jadi lebih paham, sehingga bisa lebih baik menjelaskan ke pasien nantinya kalau ditanya pertanyaan tersebut.
BalasHapusTerima kasih Dokter
Akhirnya terjawab sudah pertanyaan saya selama di poli tentang perbedaan vaksin DPT dengan efek demam dan yang tidak memiliki efek demam. Untuk perbedaannya yaitu dari komponen penyusunnya yaitu whole cell dan acellular. Meskipun memiliki komponen yang berbeda, untuk effikasinya tetaplah baik. Jadi ibu-ibu tidak perlu khawatir karena terdapat berbagai pilihan vaksin.
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih banyak dokter atas Ilmu yang diberikan. Setelah membaca tulisan dokter di blog ini mengenai perbedaan vaksin DTaP & DTwP saya menjadi lebih paham apa perbedaannya, dan efek setelah vaksin mengapa ada yg menimbulkan demam ringin - tinggi dan mana yang minim membuat demam. Terima kasih dokter.
BalasHapusTerima kasih banyak dokter atas informasi yang diberikan. Ternyata terdapat perbedaan antara DTwP dan DTaP yaitu terletak pada komponen di dalamnya. Ternyata dengan menggunakan DTaP, kita dapat menghindari demam tinggi yang terjadi pasca imunisasi pada anak walaupun harganya yg lebih mahal .
BalasHapusTerimakasih banyak dokter atas informasi yang diberikan. Sempat dulu mendengar vaksin yang tidak membuat panas setelahnya, ternyata pada artikel ini semua terdpat jawabannya. Dengan vaksin DTaP setelah disuntikkan tidak menimbulkan efek demam, tapi harganya juga berbeda dan lebih mahal
BalasHapusMashaallah akhirnya saya ngerti sekarang 2 jenis vaksin yang demam sama nggak demam, tpi meskipun gitu tetap efektivitasnya sama jadi ibu2 tidak perlu khawatir kaau semisal anaknya dapat yang dengan demam saat di posyandu karna insyaallah demam setelah vaksin masih bisa di atasi dengan pemberian obat
BalasHapusYang selalu orangtua takutkan adalah ketika anak demam pasca imunisasi, ternyata setelah membaca artikel ini tidak semua vaksin menimbulkan efek demam. Meskipun kedua vaksin yang sudah dijelaskan tidak memiliki efektivitas yang sama persis tetapi cukup untuk mencegah penyakit menular. Terimakasih informasinya dokter
BalasHapusDemam setelah imunisasi itu merupakan salah satu Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang sebenarnya bukan suatu kondisi yang perlu ditakuti, tapi harus tetap diwaspadai. Dari dua pilihan diatas meskipun memiliki komponen yang berbeda, untuk effikasinya tetap baik. Tinggal orang tua mau milih yang mana
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih dokter atas sharing ilmunya. Meskipun sama sama vaksin DTP (difteri, pertusis, tetanus) tapi mereka berdua memiliki kandungan yang berbeda. Semoga Indonesia segera bisa memproduksi vaksin DTP yang acelullar juga, agar ayah bunda tidak perlu banyak khawatir anaknya jadi demam pasca imunisasi.
BalasHapusWah, ternyata terdapat perbedaan antara vaksin DTwP & DtaP yang membedakan adalah komponen yang terkandung dalam vaksinnya, begitu pula dengan KIPInya. Bila si kecil diberikan vaksin DTaP dapat terhindar dari demam yang tinggi pasca pemberian imunusasi meskipun harganya terbilang lebih mahal. Terima kasih atas informasi & ilmu yang telah diberikan dok, sangat bermanfaat.
BalasHapusTerimakasih dokter sharing ilmunya. Wahh untungnya sekarang sudah ada opsi DTaP yang tidak menyebabkan demam pada anak. Jadi sekarang tidak ada alasan lagi untuk orangtua tidak memberikan perlincdungan vaksin terhadap buah hati yaa..
BalasHapusterima kasih dokter atas ilmunya, dengan 2 jenis vaksin DPT yang ada dengan harga yang berbeda, tapi tidak menutup kemungkinan 100% tidak ada kipi, namun hal ini bgus untuk buah hati yng memiliki riwayat kejang demam, jadi tidak perlu takut vaksin deh
BalasHapusTerimakasih dokter atas informasi yang diberikan. Ternyata jenis vaksin DTP yang beredar di Indonesia ada 2 yakni DTwP dan DTaP. Vaksin DTaP ini memiliki antigen yang sedikit sehingga sangat minim efek demam pasca imunisasi.
BalasHapus