blog dokter taura big ad

BELAJAR SINDROM ASPERGER DAN AUTISME DARI "AKU JATI AKU ASPERGER"

Sudah nonton film "Aku Jati, Aku Asperger"?

Buat Anda pemerhati masalah anak berkebutuhan khusus, terutama anak spesial yang sering disebut dengan "autis", saya sarankan Anda untuk menonton film yang dibintangi oleh Jefri Nichol dan Pradikta Wicaksono ini memberikan banyak pelajaran berharga buat para penontonnya. Kalau Anda tidak hobi nonton film, setidaknya simak review film "Aku Jati Aku Asperger" dari sudut seorang dokter spesiali anak.

Dari film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi ini kita bayak belajar tentang apa itu sindroma Asperger dan bagaimana cara mengatasinya. Daru (diperankan oleh Pradikta Wicaksono), kakak Jati (diperankan olej Jefri Nichol) dengan gambalng menyuguhkan jawaban bagaimana cara mengatasi adiknya yang tiba-tiba tantrum, atau bagaimana cara menghadapi jalan pikiran Jati yang "tak biasa".

Pradikta Wicaksono yang berakting natural berhasil menggambarkan profil seorang kakak yang selalu mengalah dan mencoba mengerti bagaimana jalan pikiran Jati yang seorang Asperger. Apapun akan dilakukan oleh Daru demi kebaikan sang adik.

Walaupun film bergenre drama ini sangat emosional dan sukses mengaduk-aduk perasaan penonton, namun masih banyak kekurangan disana-sini. Akting Jefri Nichol yang kurang maksimal, jalan cerita yang mengandung plot hole serta kehadiran trio Livy Renata, Gabriel Prince dan Nopek Novian sebagai pemanis cerita yang ternyata penampilannya B saja alias garing.

Oiya, di film ini juga menampilkan penyanyi yang sedang naik daun: Ziva Magnolia dan Keisya Levronka sebagai cameo.

Film "Aku Jati Aku Asperger" disutradarai Fajar Bustomi

Sinopsis Film "Aku Jati, Aku Asperger"

Film "Aku Jati, Aku Asperger" mengisahkan seorang pemuda bernama Jati (Jefri Nichol) dalam menempuh kehidupan dan mencari jati dirinya.

Jati adalah seorang penderita Asperger yang sangat bergantung pada kakak laki-lakinya bernama Daru (Pradikta Wicaksono) dan kekasih Daru: Tiara (Carissa Peruchet).

Jati sangat terobsesi dengan kereta api. Segala aspek kehidupannya selalu dihubungkan dengan dunia perkeretaapian. Bahkan, bed tempat tidurnya berbentuk gerbang kereta api, 

Keberadaan Jati ditengah pasangan Daru dan Tiara, tak ayal membuat Tiara tidak  nyaman. APalagi dalam beberapa masalah, Daru lebih menutamakan Jati dari pada kekasihnya itu. Singkat kata, hubungan Daru dan Tiara pun bubrah. Dan ini membuat kehidupan Jati terguncang. Jati yang tidak menyukai perubahan dan lebih nyaman dengan segala sesuatu yang sifatnya rutinitas, terjadwal dan terukur, tentu merasa kacau dengan keluarnya Tiara dari rumanya.

Dari momen ini, Jati berniat mencarikan pasangan baru buat Daru, sang kakak. Jati pun memilih Jenar (diperankan oleh Hanggini) sebagai pasangan baru Daru. Jati pun mengatur pertemuan antara Daru dan Jenar di tempat yang sudah disulap menjadi tempat romantis nan estetik.

Perjuangan Jati tidak sia-sia. Jenar akhirnya menjadi orang ketiga diantara Daru dan jati, sebagai sahabat.

Di film ini kita disuguhi sikap dan perlakuan Daru kepada Jati. Tanpa menggurui, Daru menggambarkan bagaimana seharusnya bersikap. Saat Jati tantrum, Daru berusaha masuk ke dalam alam pikiran Jati yang tidak biasa itu. Daru selalu bisa menenangkan dan membujuk Jati. Tak cukup hanya mengalah, Daru menunjukkan kepada kita semua bahwa menjadi kakak yang suportif itu tidak mudah. Perlu perjuangan, butuh pengorbanan dan harus merendahkan ego.

Hubungan kakak-adik yang tak selalu harmonis pun dipertontonkan oleh Daru dan Jati, dengan ending yang tentu saja "happy" walaupun cukup menguras emosi dan empati.

Pengertian Sindrom Asperger

Sebagai seorang dokter spesialis anak, terus terang saya baru mendengar penyakit bernama Asperger ya dari film ini. Sebelumnya saya tidak pernah mendengar kata Asperger!

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata "sindrom" bermakna: himpunan gejala atau tanda yang terjadi serentak (muncul bersama-sama) dan menandai ketidaknormalan tertentu; hal-hal (seperti emosi atau tindakan) yang biasanya secara bersama-sama membentuk pola yang dapat diidentifikasi.

Sindrom Asperger adalah gangguan perkembangan mental dan saraf yang termasuk dalam gangguan spektrum autisme. Sindrom ini menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi sosial dan memahami situasi sosial, serta memiliki pola perilaku yang repetitif (diulang-ulang).

Ciri utama sindrom asperger adalah kesulitan berinteraksi sosial.
Gejala yang menonjol dari Sindrom Asperger adalah kesulitan berinteraksi sosial. Selain itu penderita Asperger juga mempunyai pola perilaku repetitif, minat yang terbatas, dan kesulitan memahami situasi sosial.

Beberapa gejala sindrom Asperger, di antaranya:
  1. Kesulitan memahami orang lain, seperti bahasa tubuh, humor, dan sarkasme
  2. Keterpakuan pada rutinitas dan tidak fleksibel terhadap perubahan
  3. Indra yang sangat peka, seperti mudah terganggu dengan warna tertentu, suara bising, atau tekstur benda yang asing.

Dalam film "Aku Jati Aku Asperger" ciri dan gejala Asperger sukses terwakili oleh karakter Jati. Namun, kelebihan dari film ini diwakili oleh sikap kakak Jati, yaitu Daru yang membuka mata kita bagaimana cara menghadapi penderita tantrum. Perhatian dan kasih sayang saja tidak cukup. Dibutuhkan kemampuan untuk menyelami pola pikir dari penderita Asperger. 

Sejarah Sindroma Asperger

Membahas sindroma Asperger pasti tak lepas dari sebuah nama: Hans Asperger, seorang dokter anak dari Winna, Austria yang pertama kali mendeskripsikan kondisi ini pada tahun 1944. 

Asperger adalah orang pertama yang memperhatikan pola masalah sosial pada beberapa anak yang berada di bawah asuhannya yang kini menjadi ciri khas gangguan tersebut.

Asperger mengamati bahwa pasiennya memiliki gejala yang mirip dengan autisme, seperti gangguan interaksi sosial dan perilaku, serta minat yang berulang. Namun, yang membedakan mereka adalah pemahaman bahasa yang memadai dan kemampuan kognitif yang berkembang.

Pada tahun1992, Sindrom Asperger dimasukkan dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-10) sebagai diagnosis standar.

Tahun1994, American Psychiatric Association (APA) mengakui gangguan Asperger sebagai entitas spesifik dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV).T

Tahun2013, Sindrom Asperger dihapus dari DSM-5 dan dimasukkan ke dalam kategori spektrum gangguan autis.

Jadi, sindrom asperger tidak berdiri sendiri menjadi jenis gangguan kesehatan mental yang berbeda.

Meskipun telah digabungkan, sindrom asperger tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan gangguan autisme pada umumnya.

ASD (Autism Spectrum Disorder)

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, Autisme atau yang sekarang disebut sebagai Autism Spectrum Disorder atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA) adalah kumpulan gangguan perkembangan dengan karakteristik lemahnya pada bidang interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku berulang atau minat terbatas. Angka kejadian autisme meningkat dari tahun ke tahun, namun sampai sekarang penyebab autisme masih belum diketahui secara pasti. Diduga faktor genetik dan faktor lingkungan merupakan penyebab dari gangguan ini.
Autisme adalah kumpulan gangguan perkembangan dengan karakteristik lemahnya pada bidang interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku berulang atau minat terbatas
Anak dengan autisme biasanya mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial-emosional timbal balik. Mereka sulit diajak bercakap-cakap, kurang sampai tidak memiliki emosi atau ekspresi yang sesuai untuk suatu keadaan, atau tidak memberi respons sama sekali jika dipanggil atau diajak bicara. Tidak adanya kontak mata, tidak ada ekspresi wajah, atau bahasa tubuh lainnya dapat menunjukkan anak menderita autisme. Untuk anak yang lebih besar, dimana pertemanan biasanya mulai terbentuk, anak dengan autisme sulit menjalin pertemanan sampai tidak menaruh minat terhadap teman.

Perilaku, minat, dan aktivitas anak dengan autisme sangat terbatas (stereotipik) dan sifatnya berulang (repetitif). Dalam berbicara atau interaksi dengan benda, anak biasanya menggerakan anggota tubuh tertentu berulang-ulang, menderetkan mainan, menumpuk kaleng, mebalik-balik benda atau lembaran buku, atau mengulangi perkataan orang (ekolalia). Anak cenderung melakukan rutinitas seperti ritual dan kaku dan anak hanya menyukai benda atau mainan tertentu.

Sindrom Asperger vs Autisme

Anak-anak dengan sindrom asperger sering tidak menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan keterampilan tata bahasa dan kosakata, tetapi dapat mengalami kesulitan menggunakan bahasa dalam konteks sosial.

Jadi, anak yang mengalami sindrom asperger tetap bisa berprestasi dan mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik, bahkan mereka bisa memiliki IQ di atas rata-rata. Namun, mereka memiliki interaksi sosial yang buruk.

Sindrom asperger juga juga sulit dibedakan dengan social communication disorder. Meski terkesan mirip, gangguan ASD atau social communication disorder tidak termasuk kategori gangguan spektrum autisme.

Penderita social communication disorder hanya mengalami gangguan komunikasi dan interaksi sosial.

Hal ini berbeda pada orang dengan sindrom asperger yang selain mengalami gangguan interaksi sosial, mereka juga hanya memiliki minat terbatas dan memiliki perilaku repetitif.

Kesimpulan

  1. Film "Aku Jati Aku Asperger" adalah film edukasi tentang sindrom Asperger.
  2. Sindrom Asperger adalah salah satu jenis gangguan perkembangan anak yang termasuk dalam Autism spectrum Disorder
  3. Ada 4 ciri utama sindrom Asperger, yaitu kesulitan berinteraksi sosial, pola perilaku repetitif, minat yang terbatas, dan kesulitan memahami situasi sosial.
  4. Kata "Asperger" merujuk pada seorang dokter spesialis anak dari Austria yang "menemukan" penyakit ini pertama kali yaitu Hans Asperger.
  5. Walupun merupakan bagian dari autisme, penderita sindrom Asperger mempunyai karakteristik khusus, yaitu memiliki IQ di atas rata-rata.
  6. Dalam film Aku Jati Aku Asperger juga diajarkan bagaimana sebaiknya lingkungan harus suporrtif terhadap penderita.


DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

38 komentar

  1. Terimakasih dokter taufiqur atas terkait sharing ilmunya.... 😇

    BalasHapus
  2. Belajar dan sharing melalui artikel "SINDROM ASPERGER DAN AUTISME DARI FILM" ini sangat bermanfaat... terimakasih dok...

    BalasHapus
  3. Terimakasih dokter atas ilmunya yang mana semakin hari semakin banyak penyakit yang perlu kita ketahui guna mencegah terjadi nya kepada keluarga kita.

    Terimakasih dokter, sehat-sehat selalu

    BalasHapus
  4. Terimakasih dokter untuk share ilmunya,ini pengalaman pertama belajar tentang SINDROM ASPERGER & AUTISME ternyata sangat berdampak besar nggeh dokter dalam interaksi sosial..

    BalasHapus
  5. Terimakasih dokter untuk share ilmu nya, saya jadi Mengerti perbedaan antara sindrom Asperger dan autisme, Akan saya Share ke Teman2 saya Supaya mereka juga mengetahui nya dokter, terimakasih dokter 🙏

    BalasHapus
  6. Terima kasih dokter atas informatif dan pemahaman yang mudah dimengerti mengenai sindrom Asperger, kita jadi mengetahui tantangan sosial yang dihadapi orang yang menghidap sindrom Asperger, dan bagaimana cara memberi dukungan bagi orang yang menghidap sindrom Asperger.

    BalasHapus
  7. Dok, kalo asperger sama enggak dengan savant syndrome?
    Saya nonton drama Korea dengan pemeran utama (seorang dokter) mengidap savant syndrome
    Ini drama yang sangat bagus, sampai diadaptasi oleh negara Jepang, Thailand dan Australia
    Dramanya bagus banget dok, walau saya masih ragu dengan kemungkinan seorang savant syndrome menjadi dokter yang harus bertemu dengan pasien dan keluarganya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Savant syndrome biasanya memiliki keahlian di bidang yang spesifik. Beberapa penderita autism bisa menderita sindrom savant juga.
      Penderita Savant sindrom bisa jadi dokter? Bisa dong.... kalau dia minatnya tinggi ke dunia kedokteran

      Hapus
  8. Makasih dok sudah menjelaskan secara detail tentang Syndrome Asperger vs Autisme, jadi lebih paham tentang permasalahan perkembangan atau interaksi sosial anak dari segi kosa kata bahasa, dll melalui artikel ini. Sangat menyerahkan saya yang butuh referensi tulisan tentang permsalahan sosial anak ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. KAlau ada muridnya yang diduga Asperger, segera konsultasi ke DSA ya kak... Harus ada perhatian khusus sih...

      Hapus
  9. Untuk film tersebut daku belum nonton. Malah tahu Sindrom Asperger ini lewat film Korea, yang keren banget si akting Yuk Hye-Ran sebagai penyandang sindrom tersebut dan menjadi saksi kunci kasus pembunuhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah seru dong kak drakornya.... Spill dong kak judulnya...

      Hapus
  10. dok, sindrom asperger ini yang dialamin sm billie eilish juga bukan sih? atau beda yaaa? makasih infonya yaa jadi aku tau tentang sindrom ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hah?! Billie Eilish pengidap Asperger? Kek nya gak mungkin deh… coba aku cari di Google dulu ya… Basicly, aku bukan penggemar Billie…

      Hapus
  11. Saya juga baru tahu Asperger dari tulisan ini. Permasalahannya relatif sama ya Mas. Ketidakmampuan berinteraksi sosial itu sih yang sering jadi sorotan dari anak2 berkebutuhan khusus. Dan ini menjadi pe-er buat mereka yang berada di dekat penderita karena dengan terbangunnya "keseimbangan dan perlakuan yang tepat" dari orang2 tersebut biasanya akan membuat hidup sang penderita lebih adem.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, mbak Annie. Support dari keluarga itu sangat penting

      Hapus
  12. Beberapa kali saya nonton film tentang asperger dan autisme..Kalau autisme ada The Accountant, pemainnya Ben Affleck, keren aktingnya. Film Temple Gardin juga..menjiwai banget artisnya.
    Sayang kalau Jefri Nichol kurang riset sehingga ga optimal aktingnya.
    Tapi salut pada film ini, yang mengedukasi masyarakat soal sindrom asperger ini

    BalasHapus
  13. Kalau di drakor, Sindrom Asperger ini ada di drama yang judulnya "Move to Heaven".
    Ternyata termasuk ke dalam autism yang Dok..
    Mereka lebih bisa memahami perintah, hanya terkendala dengan interaksi sosial, pola perilaku repetitif, minat yang terbatas, dan kesulitan memahami situasi sosial.

    Bener sii.. Han Geuru juga gini pas ngomong sama pamannya, Lee Jehoon samchoon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow… mbak Lendy hafal semua judul drakor beserta nama tokoh dan pemerannya… luar biasa

      Hapus
  14. Asperger aku pun baru tau setelah baca artikel ini.. penting buat disadari lebih dini yaa sindrom ini supaya anak mendapat tretment lebih awal dan tepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget. Semakin dini dilakukan intervensi, hasilnya akan semakin baik. Ini berlaku untuk semua gangguan tumbuh kembang anak

      Hapus
  15. Wah keren banget ya Dok Film "Aku Jati, Aku Asperger" ini pas nih ada keponakan yang menderita Autis nanti aku Recomendedkan maminya buat tonton film ini ah

    BalasHapus
  16. Wah baru tahu dengan penyakit ini dok.. terima kasih jadi ada insight tentang aspenger dan bagaimana memperlakukan nya

    BalasHapus
  17. Pas liat link judul dari dokter langsung ingat filmnya Jefri Nichol yang Aku jati, Aku Asperger. Eh ternyata betul dong ini ulasan filmnya. Tapi dengan penambahan informasi tentang asperger dari dokter jadi makin paham dengan apa itu asperger, terutama dengan pola repetitipnya yang mungkin belum banyak dipahami oleh orang secara umum

    BalasHapus
  18. Sebuah istilah yg baru kuketahui di dunia medis. Asperger.. ternyata mirip dengan autis. Menariknya pola asuh orang tua juga bisa mempengaruhi kondisi ini ya dok. Terimakasih sudah bahas disini dok, jadi semangat utk belajar jadi ortu yg baik

    BalasHapus
  19. Terimakasih dokter untuk share ilmu nya. Penjelasannya sangat membantu untuk memahami lebih dalam tentang kondisi ini, terutama bagi orang tua atau siapa saja yang ingin tahu bagaimana cara mendukung individu dengan Asperger. Artikel ini mengulas berbagai aspek mulai dari ciri-ciri, tantangan sehari-hari, hingga cara memberikan dukungan dengan penuh empati.

    BalasHapus
  20. AL-Bidarri Tsamira Annafila Sutrisno15 November 2024 pukul 18.14

    Sebagai mahasiswa kedokteran, ini memberikan wawasan yang sangat baik mengenai perbedaan antara Sindrom Asperger dan Autisme. Penjelasan yang jelas mengenai kemampuan bahasa pada anak dengan Sindrom Asperger yang tetap berkembang dengan baik namun kesulitan dalam konteks sosial sangat berguna untuk memahami karakteristiknya.
    Bacaan ini juga dengan tepat menggambarkan bahwa meskipun anak dengan Sindrom Asperger bisa berprestasi di sekolah dan memiliki IQ di atas rata-rata, tantangan utama mereka terletak pada interaksi sosial. Perbedaan dengan *Social Communication Disorder* yang hanya mengganggu komunikasi sosial tanpa minat terbatas dan perilaku repetitif sangat penting untuk membedakan kedua gangguan ini.
    Secara keseluruhan, memberikan informasi yang berguna dalam memahami spektrum gangguan perkembangan, serta membantu membedakan diagnosis yang seringkali membingungkan di klinik.

    BalasHapus
  21. Beberapa minggu lalu trailer film ini baru muncul di fyp saya dok. Ternyata dokter sudah membuat artikel tentang film ini dan membahas tentang sindome asperger pula, sangat update sekalii. Terima kasih ilmunya nggih dokter.

    BalasHapus
  22. dokter... kalau ada anak menderita autism atau asperger ini apakah orang tuanya harus lebih sering ajak komunikasi atau interaksi supaya anaknya bisa belajar dan ada peningkatan? atau justru jangan terlalu diberi stimulasi? eh tapi tiap anak pasti beda ya dok kondisinya. berarti sesuai hasil konsultasi dsa ya dok...

    BalasHapus
  23. Maa Shaa Allah, terimakasih banyak nggih dokter atas ilmunya yang sangat bermanfaat ini, jadi membuat orang tua lebih aware akan kondisi anaknya dan dapat langsung mengetahui bagaimana harus segera di konsultasikan ke dokter
    Terimakasih banyak nggih dokter atas ilmu nya

    BalasHapus
  24. Aku pun baru kali ini tahu tentang Asperger ini saat baca artikel Pak dok. Berarti filmnya kurang recomended ya dok?

    BalasHapus
  25. Wah bagus sekali konten blog ini, cukup update. Bahkan saya juga baru tahu jika film asperger ini membahas tentang syndrome asperger. Sekarang saya menjadi lebih paham mengenai syndrome ini dan perbedaannya dengan autisme

    BalasHapus
  26. Saya baru tahu perihal film Aku Jati Aku Asperger ini, Dok. Ulasan ini mengingatkan saya pada film Shahrukh Khan yang berjudul My Name Is Khan. Dalam film itu diperlihatkan Rizvan Khan takut pada suara bising dan warna kuning. Saya ingatnya dia memang autis, tidak tahu asperger atau bukan.

    BalasHapus
  27. Aku pas liat judulnya tuh gak paham apa itu asperger, sempat liat trailernya juga dok kirain cuma karangan film, ternyata Asperger emang istilah medis ya dok. Dari film ini, jadi orang belajar dan tau kalau ada sindrom Asperger. Apalagi kalau liat trailernya emang sekilas kaya autis cuma agak beda.

    BalasHapus
  28. Lihat judul artikelnya langsung tahu ini filmnya Jefri Nicol, ramai juga pembahasan dari segi medisnya. Apalagi pas baca artikel dokter jadi lebih paham lagi. Awalnya ku kira ini autis ternyata beda ya

    BalasHapus
  29. Menarik nih filmnya Dok, jadi ingin nonton filmnya juga nih. Saya suka dengan tema yang diusung, apalagi di film tersebut diberikan contoh bagaimana bersikap pada penderita asperger dan ini penting lo

    BalasHapus
  30. Wah, ilmu baru buat saya nih dok, buat saya orang awam akan sulit mengetahui gejala Asperger dan pasti mengira hal biasa bukan suatu penyakit. Teriamaksih dok sharing ilmunya....

    BalasHapus
  31. Ramadhan Istigar Narukrama22 November 2024 pukul 16.21

    Alhamdulillah ini pengalaman pertama belajar tentang sindrom asperger dan autism ternyata sangat berdampak besar ya dok dalam interaksi sosialnya huhuhu

    BalasHapus

Posting Komentar