blog dokter taura big ad

DIAPER RASH: BISA BIKIN ORANG TUA WAS-WAS

Salah satu kegiatan yang paling aku suka di hari minggu, terutama awal bulan, adalah belanja bulanan bareng keluarga. Selain cuci mata sekaligus refreshing, kami bisa update barang ataupun makanan kekinian. Kegiatan bonding bareng keluarga pun tetap terjalin mesra di tengah rutinitas sehari-hari.

Seperti minggu sore itu, aku bersama isteri dan Naura, si anak bungsu dengan semangat empat lima memasuki sebuah supermarket ternama. Naura bertugas mendorong troli, sedangkan aku dan istri sibuk memilih belanjaan.

Sejenak aku bertatap pandang dengan sepasang suami istri yang sedang memilih popok sekali pakai alias disposable diaper dengan seksama. Sembari mendorong stroler, si bapak muda itu beberapa kali memilih popok terbaik untuk bayinya.

Pemandangan itu membuatku teringat masa-masa belasan tahun yang lalu, saat Athar dan Rama (anak pertama dan kedua yang selisihnya hanya 13 bulan) masih balita. Setiap belanja bulanan, disposable diapers selalu menduduki nomer satu di daftar belanja bulanan. Tentu ada berbagai alasan dalam memilih popok. Selain harga dan kualitas, even promo juga menjadi salah satu alasan penting.

kenali-diaper-rash

Ah, itu hanya sebagian dari cerita dan jejak keluarga kecilku. 

Ada satu lagi cerita horor terkait popok sekali pakai ini, yaitu kejadian ruam popok pada bayi. Selain menyebabkan bayi rewel karena kesakitan, dan bikin kapok emaknya dalam memilih merk popok tertentu, ruam popok ini juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya infeksi saluran kencing lho.

Diaper Rash Bikin Orang Tua Was-Was

Sebagian besar bayi pernah mengalami Diaper rash alias ruam popok, tapi biasanya tidak begitu parah. Lebih dari setengah dari populasi bayi yang berusia 4 - 15 bulan, ruam popok timbul sekurangnya sekali dalam setiap periode 2 bulan. Untuk itu, mari kita kenali lebih dalam tentang penyebab ruam popok dan bagaimana cara untuk menanganinya.

Diaper rash adalah semua jenis kelainan kulit yang mengenai area yang kontak dengan popok, yaitu di daerah genital (area alat kelamin), pantat, bagian atas dari paha dan perut bagian bawah. Hal ini dapat terjadi karena reaksi yang ditimbulkan dari akumulasi enzim bakteri di feses dan amonia yang menumpuk di popok

Diaper rash ini walaupun bukan penyakit berat atau parah, tapi bisa mengganggu aktivitas si kecil, bahkan bisa membuat si kecil demam. Nafsu makan dan minumnya bisa menurun drastis, bayi jadi cengeng dan tidurnya pun jadi kurang nyenyak. Situasi ini bisa bikin kita sebagai orang tua was-was kan? 

Kenalan Sama Diaper Biar Gak Baper

Sebelum membahas lebih jauh tentang Diaper Rash, sebaiknya kita kenalan dulu sama Diaper yuk... 

Menurut KBBI, kata "Diaper" diartikan sebagai popok atau lampin yang digunakan hanya sekali kemudian dibuang. 

popok-ideal-cegah-diaper-rash

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia dalam lamannya menyebutkan tentang kriteria diaper ideal. Diaper atau popok yang ideal, entah apapun bahannya, harus dapat menjaga kestabilan pH, dan keringnya kulit serta mencegah terjadinya diaper rash.

Untuk menopang fungsi tersebut, popok umumnya disusun menjadi 3 lapisan yaitu lapisan dalam, lapisan inti yang mengandung bahan absorben, dan lapisan luar.

Pada diaper sekali pakai, lapisan dalam umumnya berpori untuk mengurangi gesekan kulit dan ditambah dengan formula khusus, seperti zinc oxide, aloe vera dan petroleum untuk menjaga agar kulit tetap kering. Bahan absorben lapisan inti yang paling sering digunakan adalah selulosa dan absorbent gelling material (AGM) atau superabsorbent, yang terbuat dari sodium poliakrilat. AGM memiliki keunggulan dapat memisahkan cairan urin dari feses dengan cepat, menahan cairan di matriksnya, dan menjaga kestabilan pH. Lapisan luar popok sekali pakai umumnya bersifat kedap air, tetapi dapat juga terbuat dari bahan yang berpori.

Popok kain juga tersedia dengan beragam inovasi baru dalam hal komposisi. Lapisan dalamnya kadang-kadang memakai bahan sekali pakai. Bahan absorben yang sering digunakan pada popok kain antara lain polyester (sering disebut microfiber), katun, bambu, dan rami. Bambu memiliki daya absorbsi yang sangat tinggi, tetapi bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi dapat menimbulkan efek negatif. Di sisi lain, polyester juga memiliki kemampuan menyerap yang baik, tetapi cenderung berkurang seiring waktu dan lebih sulit dibersihkan sehingga sering menimbulkan bau. IDAI sendiri merekomendasikan pemilihan bahan katun pada popok kain untuk menjaga ventilasi yang baik dengan kulit, dan perlu disadari bahwa pemakaian popok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya infeksi saluran kemih.

Penyebab Diaper Rash

Banyak faktor pemicu yang dapat menyebabkan terjadinya diaper rash, antara lain:

  1. Kelembaban dan gesekan : Faktor yang paling penting adalah kelembaban di daerah popok. Jika terlalu lembab, fungsi kekebalan pada kulit akan menjadi rusak dan penekanan pada daerah yang teriritasi akan menjadi mudah.
  2. Urin dan feses : Karena enzim yang terdapat pada feses (protease, lipase) yang akan menguraikan urea menjadi amonia, pH akan meningkat dan iritasi kulit akan terjadi.
  3. Mikroorganisme : Candida albicans terdapat pada 80% bayi dengan iritasi pada kulit perineum. Infeksi terjadi pada 48-72 jam setelah iritasi.Bakteri Staphylococcus aureus atau group A streptococci dapat menyebabkan erupsi di daerah yang tertutup popok. Kolonisasi dari S. aureus colonization sering terjadi pada anak dengan dermatitis alergi. Bakteri yang dapat menyebabkan peradangan pada vagina dan lapisan vagina (vulvovaginitis) antara lain : Shigella, Escherichia coli, and Yersinia enterocolitica. Agen infeksius lainnya yang dapat menyebabkan iritasi, inflamasi atau erupsi antara lain virus (coxsackie, herpes simplex, human immuno- deficiency viruses), parasite (pinworms, skabies) dan jamur (tinea)
  4. Faktor Nutrisi : Ruam popok dapat menjadi petanda awal dari kekurangan biotin dan zink.
  5. Iritasi bahan kimia : sabun, detergen dan antiseptik dapat mencetuskan atau meningkatkan iritasi primer pada dermatitis kontak. Dengan menggunakan popok sekali pakai kemungkinan terjadi ruam popok akan menurun.
  6. Antibiotik : Penggunaan antibiotik spektrum luas pada bayi dengan kondisi seperti otitis media dan infeksi saluran nafas terbukti dapat meningkatkan insidensi terjadinya ruam popok. Hal ini terlihat dari peningkatan C. Albicans dari rektum dan kulit pada bayi.
  7. Diare : Produksi cairan feses berhubungan dengan pemendekan waktu transit di saluran cerna, sehingga di dalam feses masih mengandung enzim pencernaan dalam jumlah yang cukup besar.
  8. Abnormalitas perkembangan dari saluran kencing : Adanya kelainan dari saluran kencing akan memudahkan terjadinya infeksi.
  9. Reaksi alergi terhadap bahan dasar popok jika bersentuhan untuk waktu yang cukup lama, dan saling menggesek akan mempermudah terjadinya ruam popok

Diaper Rash: Makin Malas, Makin Sulit Ditumpas

Ada beberpa kondisi yang dapat mempersering kambuhnya diaper rash. Bukan hanya karena faktor diaper dan kondisi bayinya, tetapi juga faktor kebiasaan orang tua dalam merawat dan menjaga kebersihan si kecil. 

Diaper rash timbul lebih sering saat :

  1. Bayi yang bertambah usia, sering saat usia 8-10 bulan
  2. Bayi yang tidak dijaga kebersihannya
  3. Bayi yang sering buang air besar, terutama jika feses bayi menetap di popok selama semalaman
  4. Bayi yang sedang diare
  5. Bayi yang memulai mengkonsumsi makanan padat
  6. Bayi yang sedang mengkonsumsi antibiotik atau Ibunya yang sedang mengkonsumsi antibiotik.

Diaper Rash: Berantas Sampai Tuntas

Jika si kecil mengalami diaper rash, sangat penting untuk menjaga area yang tersentuh popok untuk tetap bersih dan kering, segeralah ganti popok, jika popok basah. Hal ini membantu untuk menjaga kelembapan pada kulit bayi.

Jika tetiba sikecil mengalami diaper rash, maka segera lakukan tindakan-tindakan berikutini:

  1. Bersihkan area yang tersentuh dengan popok menggunakan air dan kapas lembut.Tisu basah sekali pakai dapat juga digunakan. Hindari penggunaan tisu basah yang mengandung alkohol dan pewangi. Gunakan sabun dan air saja jika feses menempel pada kulit. Jika ruam menjadi parah, gunakan air dengan cara di semprotkan sehingga area tersebut dapat bersih tanpa harus menggosok.
  2. Tepuk pelan saat membersihkan area yang terkena popok, jangan menggosoknya.
  3. Oleskan cream pelindung secara merata dan tebal (berikan yang mengandung zink okside atau jelly petroleum). Oleskan secara tebal, dan jangan dibersihkan sampai dengan penggantian popok berikutnya. Ingatlah, bahwa menggosok kulit secara keras akan menambah kerusakan kulit.
  4. Jangan pakaikan popok terlalu kencang, terutama saat malam hari. Jagalah agar popok terpasang longgar, sehingga bagian popok yang lembab dan basah tidak menggesek bagian kulit terlalu luas.
  5. Gunakan krim steroid jika setelah berkonsultasi ke dokter spesialis anak. Penggunaan krim steroid jarang digunakan dan berbahaya.
  6. Periksakan ke dokter spesialis anak, jika ruam menjadi melepuh atau berisi nanah yang menimbulkan rasa nyeri. Dimana rasa ini tidak hilang atau bertambah berat selama 2 sampai 3 hari.

Diaper Rash: Kapan Harus ke Dokter?

Kapan saat yang tepat untuk membawa si kecil ke Dokter Spesialis Anak ?

Terkadang diaper rash tidak perlu pengobatan medis, karena bisa sembuh secara alami dengan perawatan harian yang benar. 

Konsultasikan kepada dokter spesialis anak jika :

  1. Ruam tidak menghilang atau tidak membaik dalam waktu 2 sampai 3 hari setelah pengobatan
  2. Terdapat ruam yang melepuh atau nanah yang menimbulkan rasa sakit
  3. Bayi anda sedang dalam pengobatan antibiotik dan terdapat ruam berwarna merah terang. Hal ini mungkin karena infeksi jamur
  4. Bayi Anda sedang demam
  5. Ruam menjadi sangat sakit, mungkin akan timbul selulitis pada bayi anda

Diaper Rash: Bisa Dicegah

Pencegahan diaper rash tidaklah rumit, hanya butuh kesabaran dan ketelatenan. Tapi demi kesehatan buah cinta, apapun akan orang tua jalani kan?

lima-langkah-pencegahan-diaper-rash

Berikut 5 langkah pencegahan diaper rash:

  1. Gunakan popok sekali pakai dengan daya serap tinggi
  2. Jagalah agar daerah popok tetap kering dengan rutin mengganti popok atau melihat sekurang-kurangnya 2 jam atau dapat lebih sering jika anak sedang diare atau pada bayi baru lahir.
  3. Untuk mengurangi iritasi, pada tiap mengganti popok bersihkan area yang kontak dengan popok dengan menggunakan kapas yang sudah diberi air atau tisu basah khusus bayi yang mempunyai kandungan pengawet yang sedikit, hindari gesekan dan deterjen.
  4. Jika akan terjadi ruam popok, berilah krim yang dioleskan secara topikal yang mengandung air (seperti zinc oxide).
  5. Biarkan anak tidak menggunakan popok pada beberapa waktu dan hindari penggunaan celana pastik yang ketat diluar popok.

Diaper Rash: Memilih Popok Adalah Koentji

Tipe popok yang manakah yang harus orang tua pilih?

Popok ada yang dibuat dari kain atau dari material sekali pakai. Kain popok kain dapat dicuci dan dapat digunakan lagi. Sedangkan popok sekali pakai dapat dibuang setelah digunakan.

Jika anda mencuci popok sendiri, anda harus merendam popok dalam waktu yang lama. Cucilah terpisah dengan pakaian yang lain. Gunakan air panas dan bilaslah selama 2 kali. Tidak diperbolehkan untuk menggunakan pelembut pakaian atau produk pelicin pakaian, karena ini akan menyebabkan ruam pada kulit yang sensitif.

Bagaimanapun, yang lebih penting selain dari jenis popok tersebut adalah seberapa sering popok tersebut diganti. Meskipun anda menggunakan popok kain ataupun popok sekali pakai ataupun keduanya, seringlah untuk mengganti popok guna menjaga kering agar tetap bersih, kering dan tetap sehat. Selain kulit bayi menjadi sehat, si kecil juga terbebas dari diaper rash.


DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

51 komentar

  1. Sepakat kalau mencegah ruam popok itu kuncinya adalah memilih popok yg cocok. Selain itu juga harus menjaga kebersihan dan segera mengganti pospak jika sudah penuh. Kalau terlanjur ruam biasanya aku pakai diaper rash cream, sekali oles langsung beres. Spill merk nggak yaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tergantung jenis ruam popoknya sih mbak... Kalau sudah berjamur atau infeksi, agak susah mengatasinya...

      Hapus
  2. Masalah ruam popok pasti sering dialami oleh anak. Tp kita memang harus hati" buat menjaga agar ruam popok ini tidak muncul.. Saat bayi baru lahir aku belum pakaiin anakku popok, dan agak besar udah leppas dari popok.. Mengajarkan toilet training itu penting juga ya..

    BalasHapus
  3. Mulai anak pertama sampai ke tiga ini ga pernah ganti-ganti diapers buat anak. Sudah percaya pada 2 merk aja. Kalau pas satunya ga ada dengan satunya (kepepet). Tapi itu hanya sekali-sekalai, selebihnya dah stok aja sambil belanja online, kulakan. hehe

    BalasHapus
  4. Kasian banget bayinya ya kena diaper rash. Ikut ngerasain pasti perih dan sakit banget. Huhuu.
    Noted nih untuk mahmud dan pahmud

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget... Bikin bayi gak nyaman, susah makan, sulit tidur. Rewel terus jadinya

      Hapus
  5. Sedih banget kalo liat bayi kena ruam popok, harus bener-bener teliti deh kalo milih-milih popok buat bayi

    BalasHapus
  6. Ponakan daku pernah kena ruam popok.
    Sedih, dianya jadi gak nyaman gitu.
    Sepertinya dari penyebab diaper rash yang disebutkan di atas, ada salah satunya.

    BalasHapus
  7. Dulu saat anak saya ruam ruam gitu dok saya olesi pake minyak zaitun dan Alhamdulillah langsung membaik.

    BalasHapus
  8. Dulu anakku pernah ngalamin ruam popok. Ya karena saat itu aku tidak memiliki pengetahuan. Thanks nih dr.Taura pembahasannya detail dan mudah dimengerti. Aku kebetulan punya ponakan yang berusia 4 bulan. Pengetahuan ini bisa aku sampaikan. Salam: Dennise Sihombing

    BalasHapus
  9. Anakku juga pernah mengalami ruam popok, tapi cepat diketahui. Jadilah segera pakai salep dan saya menjadi rutin menggantikan popoknya dengan segera tanpa menunda. Apalagi dulu anak pertama belum punya ilmu dan pengalaman. Untung ada blog dokter taura, jadilah bisa jadi salah satu rekomendasi yang pas buat para ibu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi orang tua itu ternyata gak gampang kan? Tapi kok ya gak ada sekolahnya ya? Kuliah jurusan ibu rumah tangga gitu...

      Hapus
  10. Selalu suka baca artikel dari dokter Taura hihi, menambah ilmu dalam mengasuh anak. Pas sekali adek saya punya baby yang masih bergantung pada popok, mau saya rekomendasikan artikel ini ke dia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak Yanti. Semoga semua materi di Blog Dokter Taura bisa memberi manfaat dan bisa menebar kebaikan ke sesama...

      Hapus
  11. ternyata banyak ya penyebab diaper rash

    saya pikir hanya bakteri saja

    dari ke-4 anak saya, cuma si bungsu yang agak lama pakai diapers

    saya hentikan ketika dia sering terkena diaper rash

    BalasHapus
  12. Dulu waktu anakku new born gitu, ada juga diaper rash gitu karena waktu itu diaper yang biasa dia pakai habis lalu nyoba diaper merk lain aihh ruam parah sedih melihatnya dok, akhirnya sejak itu gak berani ganti² merk diaper.

    BalasHapus
  13. Diaper rash alias ruam popok ini emang bikin khawatir. Soalnya aku sendiri ngerasa gak enak saat lecet karena pembalut. Pasti gitu juga yang dialami bayi. Makanya sebisa mungkin aku selalu aware masalah ini

    BalasHapus
  14. Jadi inget puluhan tahun yang lalu. Diapers bayi ini jadi jajan terbesar setelah susu formula (dibawah usia 1tahun) dan berbagai vitamin. Saya masih ingat betul nasihat dari dokter anak dari anak-anak saya. Diapers wajib diganti maksimum setelah 4 jam digunakan. Meskipun saat itu kencing anak sedikit. Dokter tersebut mengingatkan kondisi yang sama saat seorang perempuan menggunakan pembalut saat haid. Dari situ saya langsung paham. Terbayang bagaimana tidak nyamannya saat pembalut lama tidak diganti.

    BalasHapus
  15. Saya juga punya pengalaman diaper rash nih sama anak, dok. Duh, sedih banget ngeliat dia kesakitan. Sejak itu saya mempersingkat jam ganti popok. Jd 3 jam sekali, penuh ga penuh. Dan kasih anak diaper cream sebelum memakaikan popok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau sudah kena ruam popok, jangan dipakaikan popok (disposable diapers) hingga ruam popok nya sembuh

      Hapus
  16. Sama dong Dok, anak pertama dan kedua saya juga jarak usianya juga setahun. Selisih setahun kurang seminggu usianya.

    Anak pertama dulu juga pernah mengalami ruam popok, bikin panik juga karena kulitnya jadi kemerahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ruam popok memang bikin kapok sih... Kapok gak pingin kena lagi...

      Hapus
  17. Pernah ngalamin waktu anak-anak masih kecil masih pake pospak..emang khawatir banget..kasihan gitu liat kulitnya yang merah sampe ada yang lecet..pasti sakit banget itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kalau lihat bayi yang mengalami ruam popok itu bikin ngilu... Rasanya kayak gimana gitu, gak tega lihatnya

      Hapus
  18. Saya sekarang gantian buat bayi G siang hari pakai popok cuci pakai ulang, kalau malam pakai popok sekali pakai. Memang kuncinya harus sering diganti ya, 3 atau 4 jam sekali harus ganti. Trus biasanya saya nggak pakaikan popok pas siang sekitar jam 12 sampai jam 4 sore, hanya pakai celana aja biar ada jeda gitu sih. Alhamdulillah nggak pernah kena ruam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Kak. Itu solusi cerdas. Selain baby terhindar dari ruam popok, kita bisa hemat kan?

      Hapus
  19. Kalau liat bayi mengalami ruam popok suka ga tega karena rasanya pasti gatal bgt sampe menimbulkan kemerahan.

    Nah, jika terlihat agak parah dampaknya baik segera bawa ke dokter karena dalam beberapa kasus, ruam popok bisa disebabkan oleh kulit sensitif yg setidaknya butuh penanganan khusus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang paling parah kalau ditumpangi infeksi bakteri atau jamur. Harus segera diperiksakan ke dokter.

      Hapus
  20. Saya pun jadi ingat ketika anak-anak masih kecil. Setiap bulan memang wajib beli diapers. Meskipun pemakaiannya gak sepanjang hari. Memilih diapers juga gak mau asal-asalan. Karena bisa bikin kulit anak saya jadi lecet. Kasihan ketika mereka sampai kena ruam popok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget Kak Keke. Selain pemilihan merk diapers, menjaga kebersihan di area genital juga penting...

      Hapus
  21. Betul dokter, mengenal dan memilih diapernpas buat bayi penting banget

    BalasHapus
  22. Ah benar banget Pak.. anak2 ku sensitif dg diapers.. Hanya merk tertentu yg cocok..
    Dlu pernah kehabisan, trs ganti merk..
    Eh langsung ruam..
    Kasian ngeliat anak kena ruam popok.. Apalagi daerah vital, khawatir kenapa2..
    Makasih penjelasan lengkapnya pak Dokter..

    BalasHapus
  23. Meresahkan banget pastinya sih kalo uda ada ruam-ruam setelah pemakaian popok. Beberapa kali sering juga dengan curhatan teman masalah anaknya efek pemakaian diapers..

    BalasHapus
  24. ruam popok memang buat was was, hampir semua bayi ngalami ya. Jadi tercerahkan sama tulisan dokter, komplit penjelasanya

    BalasHapus
  25. galfok sama kata diskon hahaha, di anak sulung akupernah mengalami ini rash. dan sungguh menyiksa karena nak rewel bikin kita juga gak tidur nyenyak makan g enak , alhasil kam bawalah ke bidan saat itu lalu diberi salep dan konsekuensinya adalah menggunakan popok kain selama ruamnya masih ada.

    ya, saat itu ilmunya masih sedikit . dengen banyak referensi seperti ini sangat membantu untuk menecegah terjadinya rash pada anak

    BalasHapus
  26. Ilmu yang sangat bermanfaat, sebagai calon orang tua harus tau ilmu tentang diaper rash. Karena selain insiden yang cukup banyak terkadang sebagai orang tua tidak terlalu serius menanggapi ada diaper rash. Yang bisa mencegah hanya orang tuanya sendiri.

    BalasHapus
  27. Informatif dan sangat bermanfaat sekali Dokter 👍👍👍. Memang kebiasaan mengganti popok yang lama merupakan hal yang paling menyebabkan anak mengalami diaper rash. Ketika anak mengalami hal tersebut, anak menjadi sangat rewel, nafsu makan turun, tidak aktif, bahkan ada yang mengalami demam. Jangan biarkan anak menderita karena hal yang sangat mudah dilakukan ya bundaaa.... seperti mengganti popok secar rutin 😊

    BalasHapus
  28. Terimakasih dokter, atas ilmunya mengenai diaper rash pada bayi, sangat bermanfaat sekali untuk orangtua yang baru memiliki anak. Ternyata sebagai orangtua harus lebih "aware" dalam pemilihan dan penggunaan popok untuk buah hatinya, karena jika salah sedikit saja maka si buah hati akan merasa sakit di bagian area yang tersentuh popok.

    BalasHapus
  29. Dulu anak pertamaku mengalami diaper rash dok. Dari semua penyebab sebetulnya aku dah tahu, tapi ada 1 yang baru bgt tahu di sini wkwk yaitu "Ruam popok dapat menjadi petanda awal dari kekurangan biotin dan zink". So insightful as always dok, thank you ^^

    BalasHapus
  30. alhamdulillah sih anakku gak pernah kena ruam yang gimana-gimana. selalu cocok sama diapers yang dipakainya. karena aku selalu mengganti diapersnya 4 jam sekali..

    BalasHapus
  31. Jadi ingat sewaktu punya baby 8 th yg lalu, berburu Pampers dr yg murah smp mahal. Dan pernah ngalamin jg kena diaper rash. Mmg kualitas berpengaruh ya, mks infonya 🙏

    BalasHapus
  32. Pas bgt nih buat persiapan baby lahir nanti, dlu anak pertama kulitnya sensitif bgt klo pake dipersiapkan.. jdi pake popok kain terus klo dirumah

    BalasHapus
  33. Kupikir anakku beda 20 bulan ini udah yang paling hectic. Rpanya ada yang lebih muda lagi haha..maaf ya Pak aku suka gafok topik wkwkwk.
    Aku pakai baby oil sih untuk preventif diaper rash ini, alhamdulillah berhasil so far, yang penting kalau masih under 6mo maks 4 jam udah ganti dan oles-oles lagi. Ya bener kuncinya harus rajin dan telaten.

    BalasHapus
  34. Inget banget awal punya anak, kami pilih pospak yang agak murah, tentu bahannya kurang lembut, akhirnya anakku kena ruam akibat diaper itu, akhirnya pakai popok kain disumpal bahan handuk, jadi sering ganti, alhamdulillah gak ada masalah lagi. Kalo sekarang enak nih pospak banyak yg murah dan bagus

    BalasHapus
  35. Krim steroid yang seperti apa ya dok? Aku pakai Bepanthen unuk bayiku sebelum pakai popok sekali pakai.

    BalasHapus
  36. Bepanthen aman, tidak mengandung steroid...
    Sebenarnya kalau sudah parah, bukan kontraindikasi sih dikasih steroid, asa tidak digunakan rutin untuk perawatan ataupun pencegahan. Jadi salep yang berisi steroid tidak kontraindikasi untuk diaper rash

    BalasHapus
  37. Wow lengkap-kap banget nih artikelnya bermanfaat banget nih, apalagi masalah diaper rash ini beneran deh jadi momok bagi para bunda yang punya anak. Saking kasihan sama anak-anaknya kakak anti banget pake diapers kecuali pas keluar rumah. Kalau di rumah nggak mau pakai diapers, padahal ternyata Ada tips Dan trik menggunakan diapers ya

    BalasHapus
  38. Terima kasih banyak dokter, sangat informatif dan bermanfaat sekali bagi ibu-ibu muda yang baru melahirkan anak mungil pertamanya.
    Mohon izin bertanya dokter, makanan apa yang dapat dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan biotin dan zink sehingga tidak memicu munculnya ruam popok pada bayi nggih?

    BalasHapus
  39. Terima kasih banyak dokter untuk informasinya mengenai diaper rash.
    Mohon maaf dokter izin bertanya, ketika bayi mengalami diaper rash, apakah untuk membersihkan area yang tersentuh dengan popok harus menggunakan air hangat atau boleh menggunakan air dingin nggih dokter?

    BalasHapus
  40. Terimakasih banyak dokter untuk penjelasan materi diaper rash ini. Penjelasan yang lengkap mengenai gundah gulana ibu-ibu semua mengenai diaper rash. Jika membaca kelihatannya faktor yang cukup penting adalah kebersihannya nggih dokter. Dimana kebersihan ini nanti, akan mempengaruhi kelembaban area yang ditutupi oleh popok. Izin bertanya dokter mungkin sekaligus menambahkan, pernah saya baca bahwa salah satu penyebab perubahan pH pada bayi adalah ketika bayi mulai mengenal makanan (sudah disebutkan di artikel ini) dan konsumsi susu formula. Dari yang saya baca (mohon koreksinya nggih dokter) pH feses pada bayi yang konsumsi ASI, akan asam dibandingkan pH feses pada bayi yang konsumsi susu formula. Apakah begitu signifikan nggih dokter perbedaan keduanya terhadap terjadinya diaper rash ? Terimakasih dokter. Semoga sehat selalu dan terus menerus "kupas tuntas" masalah kesehatan bayi dan anak. Semoga selalu memberikan manfaat untuk sekitar.

    BalasHapus
  41. Alhamdulillah hari ini belajar lagi ilmu yang informatif dan bermanfaat bagi orang tua atau calon orang tua nggih dokter. Sebelumnya izin bertanya nggih dokter, untuk popok kain apakah bisa juga menyebabkan diaper rash nggih dokter karena perkataan yang beredar di masyarakat adalah popok sekali pakai yang dapat menyebabkan diaper rash. Oh iya dokter apakah ada tips memilih popok sekali pakai yang baik karena banyak sekali pilihan popok di pasaran sekarang ini, ada yang langsung dipakai seperti celana, ada yang harus direkatkan terlebih dahulu dan lain lain dokter. Terima kasih sebelumnya nggih dokter

    BalasHapus

Posting Komentar