blog dokter taura big ad

BLOGGING: MEDIA SHARING SEKALIGUS BRANDING

blogging-sharing-branding


Memilih "blogging" sebagai sarana untuk mempublikasikan tulisan dan mengutarakan opini, tentu bukan tanpa alasan. Selain mudah dan murah, blog juga memberikan sentuhan personal yang terkadang berhasil membuat pembaca baper. Laksana buku harian, blog bisa menjadi tempat kita berkeluh kesah, menyampaikan kritik sosial, bahkan menuliskan ide yang belum tuntas kita ejawantahkan saat meeting di kantor.

Saya sendiri, setelah beberapa tahun menjadi dokter spesialis anak, baru menyadari bahwa banyak sekali mitos yang beredar di masyarakat seputar perawatan bayi, kesehatan anak, tumbuh kembang balita dan masalah kesehatan pada umumnya. Parahnya, beberapa mitos sudah mengakar dan menancap kuat dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Akibatnya, tak bisa dielakkan lagi. Angka kesakitan bayi dan anak tak kunjung turun. Angka kematian bayi baru lahir pun seakan jalan di tempat. Hati kecil saya bergejolak, nurani menggelora, dan tekad saya pun sudah bulat, I have to do something

Tapi, apa yang bisa saya perbuat? Saya hanya seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit swasta.

1. Bermula dari Twitter

Mulai dari diri sendiri, adalah kunci yang harus saya kembangkan dan aplikasikan hingga bisa membuka sebuah pintu yang akan membawa saya ke dunia lain, dimana saya bisa memberikan "kuliah gratis" pada para orangtua yang bahkan belum tahu bagaimana merawat bayi dan anak yang benar!
Melalui akun twitter @taura_taura saya coba mulai memberikan kuliah yang saat itu populer dengan sebutan "kultwit". Materinya tak jauh-jauh dari parenting, tumbuh kembang anak, imunisasi, ASI dan penyakit-penyakit populer pada anak. Tak disangka, respons masyarakat (sebagian besar ibu-ibu muda) cukup bagus.
Karena lahan twitter sempit dan kurang enak dibaca (mengandung banyak singkatan-singkatan yang tidak baku), akhirnya saya beralih ke dunia blog. Saya memilih wordpress sebagai platform. Lahirlah www.taura-taura.com yang berisi berbagai artikel seputar kesehatan anak yang 90% tulisan saya, termasuk beberapa karya saya yang pernah dimuat di tabloid NAKITA.
Karena wordpress berbayar, sementara laman saya tak pernah menghasilkan keuntungan secara finansial, akhirnya saya memutuskan untuk beralih ke blog dan mengikuti kelas blogging secara online di Blogspedia Coaching for Newbie.

2. Blogging is Sharing

Beraktivitas di dunia maya dengan niche blog seputar kesehatan anak dan bertujuan mengedukasi masyarakat, tentu banyak sekali manfaat yang saya rasakan.
Pertama, saya bisa sharing ilmu yang saya kuasai dan menjadi landasan profesi yang saya geluti. Disini saya merasakan kebahagian yang tak bisa diungkapkan manakala pembaca mengucapkan terima kasih karena telah mendapatkan solusi setelah membaca artikel saya. Sungguh, ini membuat saya terpacu untuk selalu berbagi apa yang saya kuasai. Seperti mentari pagi yang tak pernah letih berbagi.

3. Personal Branding Berawal dari Blogging

Kedua, tanpa pernah saya sadari, apa yang sudah saya lakukan dengan seringnya berbagi artikel kesehatan anak, personal branding saya mulai terbentuk. Rekan-rekan seprofesi di RS, mitra kerja, teman-teman lama dan bahkan orang awam pun mulai mengenal saya sebagai seorang dokter spesialis anak yang juga "penulis", dokter spesialis anak yang enak diajak diskusi, atau pun dokter bisa memberikan jawaban memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan tak biasa dari ibu-ibu muda. Sebenarnya saya bukanlah dokter yang pinter banget, bukan!. Tapi setidaknya karena saya peka terhadap pertanyaan yang menjadi langganan ibu-ibu, dan rajin mencari jawabannya di internet, dan mengolahnya jadi sebuah tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami oleh orang awam, jadilah branding itu tercetak dengan sendirinya. Di setiap praktik, di akhir sesi konsultasi, saya selalu memberikan " PR" pada customer untuk membaca web saya untuk penjelasan lebih rincinya.

4. Good Marketing

Ketiga, Ini yang namanya "usaha takkan pernah mengkhianati hasil". Setelah bertahun-tahun saya (walaupun tadinya tidak saya sadari) membangun branding, akhirnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap saya pun meningkat. Banyak ibu-ibu galau yang mendatangi tempat praktik saya, yang terkadang hanya untuk curhat ataupun untuk melaporkan kemajuan tumbuh kembang anaknya.

Bagi saya, dunia blogging yang tadinya saya niati untuk sharing ternyata bisa memperkokoh personal branding dan berujung pada good marketing.

5. Develop your Networking

Keempat, saya banyak mendapatkan teman-teman baru berkat dunia blogging, termasuk para dokter spesialis anak senior yang satu frekuensi dan satu wacana. Kami bahkan melakukan diskusi dan sepakat untuk selalu menyuarakan kebaikan melalui ilmu yang kami geluti. Inilah salah satu sumber semangat saya untuk selalu berkarya. Dunia blogging pun mempertemukan saya dengan beberapa penulis dan editor tabloid kesehatan anak dan dari situ tawaran untuk menjadi kontributor sebuah tabloid ibukota datang. Tentu tawaran itu tidak saya sia-siakan selama visi dan misinya tidak bertentangan dengan prinsip hidup saya.




6. Tips Membagi Waktu

Selama menggeluti dunia blogging, kendala tentu saja ada, banyak bahkan. Salah satu yang terberat adalah membagi waktu. Setelah bekerja seharian, sesampai rumah bertemu keluarga, saya harus menanggalkan profesi dokter saya. Begitu sampai rumah, parkir mobil, buka pintu, baca salam … saat itu juga saya bukan lagi menjadi dokter, tapi menjadi ayah dari tiga anak dan suami dari satu istri. Walaupun saya bukan ayah yang baik dan suami yang sempurna, tapi setidaknya saya sudah berusaha memanfaatkan waktu dengan selalu berada dekat dengan keluarga manakala sudah bebas dari pekerjaan.
Menulis saya lakukan kapan pun jika saya sedang mood menulis. Paling sering malam hari saat semua keluarga terlelap, atau saat dalam perjalanan menuju tempat praktik. Saat seminar di luar kota dan harus menginap beberapa hari tanpa memboyong keluarga, adalah saat terbaik untuk melahirkan tulisan baru.


Akhir kata buat para pejuang blog:

  • Jangan pernah berhenti menulis, percayalah bahwa setiap tulisan pasti menemukan pembacanya sendiri.
  • Jangan pernah berhenti berbagi, karena kita takkan pernah tahu amalan mana yang bisa membawa kita ke surga.
  • Blogging bukan sekedar lifestyle. Percayalah, waktu yang terbuang untuk aktivitas blogging tak pernah sia-sia









DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

29 komentar

  1. Tulisannya renyak pak dokter, enak dibacanya..
    Apalagi 3 point terakhir nyesss maknyos..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kak. Saya penikmat proses belajar, termasuk belajar menulis, belajar blogging, pun belajar membalas komen. Tetap semangat ya kak...

      Hapus
  2. Terima kasih dokter sudah meluangkan waktu untuk menulis. Lewat tulisan dokter yang menginspirasi ini, kami juga belajar banyak hal, terutama terkait isu terkini yang sering menjadi pertanyaan banyak orang. Kami tunggu tulisan berikutnya dok, Semoga dokter dan keluarga sehat selalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir di blog cupu ini. Semoga kita semua senantiasa sehat dan bahagia. Menulis adalah cara saya agar tetap sehat dan sharing membuat saya bahagia.

      Hapus
  3. Sngat inspiratif sekali dokter. Memang dijaman milenial ini butuh adanya penjelasa-penjelasan ilmu khususnya kesehatan melalui tulisan-tulisan di media sosial seperti ini dokter. Karena sudah banyak sekali ibu muda yang kritis khususnya masalah kesehatan dan tumbuh kembang anaknya yang membuat mereka bahkan saya sendiri selalu mencari melalui internet sehingga perlu adanya tulisan-tulisn dari para pakar yang bisa memberikan informasi yang benar adanya bukan lagi hoax ataupun mitos. Semoga selalu sukses dalam menulis dn berkarya nggih dokter 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Makasih kak. Untuk bisa menulis dengan baik, dibutuhkan kepekaan terhadap apa yang kita temui sehari-hari. Sehingga kita bisa tanggap, informasi apa yang dibutuhkan masyarakat. Yuk, semangat nulis yuk

      Hapus
  4. Pesannya sama seperti Ustadzah blogging saya nie, setiap tulisan akan menemukan sendiri pembacanya. Teruslah menulis dok, btw jangan nulis sambil bawa kendaraan dok, berat wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, makasih ya kak. Saya belum se-expert itu: menulis sambil nyetir. Driver andalan saya biasanya tahu, kalau saya lagi nulis, gak berani ngganggu...

      Hapus
  5. Masya Allah, blog yang sangat inspiratif, Pak Dokter.
    Poin-poin akhir sangat membangun kepercayaan saya secara pribadi di dunia yang terasa baru bagi saya.:')
    Semoga dimudahkan dalam berbagi ilmu ya, Pak Dokter. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak kak... Semoga makin semangat ya nulis dan bloggingnya. Bersama, saling support, insyaallah bikin lebih semangat

      Hapus
  6. Pak Dokter Idola pastinya. Udahabyak pernah mengkhianati hasil ya, Dok. Memberi banyak akan memperoleh banyak. Sedekah ilmu bisa mendatangkan rezeki juga.

    Sepertinya bisa konsultasi anak secara online juga nih nantinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Pak Sugianto. Monggo kalau mau konsultasi, saya bantu sebisa mungkin (insyaallah).

      Hapus
  7. Waw pak dokter niatnya sungguh mulia sekali. setuju sih kalo semakin banyak aktivitas itu bakal bikin lebih banyak ide yg bisa di explor ya meskipun jadwal jadi padet banget bahkan sampe kualahan. But I like the process

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maturnuwun kak... Menikmati proses menuju kedewasaan kadang tak seindah ekspektasi ya... Hehehe...

      Hapus
  8. Semangat pak dokter. Suka bgt sm 3 point di akhir tulisan 💪

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Bu Sendy. Semoga jalan kita dilancarkan ya...

      Hapus
  9. Màkasih dokter... tulisan dokter inspiratif...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bunda, sudah sudi berkunjung ke blog cupu ini

      Hapus
  10. Keep sharing pak dokter bisanya ibu ibu seperti saya sangat sangat sangat membutuhkan informasi seputar anak hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ibu, makasih ya.. Info seputar anak memang jadi favorit ibu-ibu... Tetap semangat mendulang ilmu ya

      Hapus
  11. Kapan ya terakhir aku denger istilah kultwit. Ah long agooo. Sejak happening instagram, twitter kutinggalkan :( padahal seru juga dunia twitter jaman dulu. Terus sharing ya dok. Aku yg dah punya 2 anak balita butuh bgt website gini yg sumbernya valid dan sesuai bidangnya. Jadi lebih trusted infonya. Keep sharing & inspiring.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kultwit memang sudah lama populernya. Jadi ketahuan deh umur saya, hehehe... Sibuk sih iya, tapi kalau tekad sudah kuat, niat sudah bulat, apapun bisa kita lakukan... Semangat yes

      Hapus
  12. Aku baru tau nih ada kultwit di twitter.. Tahun brp ya itu, hehee..
    Btw, tulisannya menginspirasi sekali dok :D disela" kesibukan sbg seorang dokter tetap semangat belajar dan bisa membagi waktu dengan baik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung di blog cupu saya. Dulu kultwit itu andalan lho, dan banyak ibu-ibu muda yang nungguin... Sekarang kalah jauh sama YT dan IG

      Hapus
  13. Yaa Allah pak dok, banyak part yang kubintangi nih. Soal kepekaan, masih selalu mencari tahu informasi juga, lalu meracik bahasa yang paling tepat pada penanya.

    Luar biasa pula pembagian waktunya. Aku percaya, setelah blogspedia coaching for newbie ini selesai, blog #doktertaura semakin progress dan UP~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Semoga blog dokter Taura bisa semeriah dan sekeren blog favorit saya: disusuthari dot com

      Hapus
  14. MasyaAllah Dok, mengalir sekali tulisannya, effortless tapi ngena, saya suka sekali 3 kalimat terakhir yang membuat saya tambah semangat untuk terus berbagi karena kita tidak pernah tahu amalan mana yang akan menuntun kita ke syurga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih banyak kak Meiroza, salam kenal ya... Semoga kita tetap istiqomah dalam kebaikan dan ketaatan...

      Hapus
  15. Terimakasih banyak dokter, syaa pribadi selaku pengguna blogger sangat terbantu mendapatkan informasi yang akurat jika para pakar ahli seperti dokter taura yang memberikan informasi .
    Sehat selalu dokter dan semoga kami dapat terus menikmati ilmu ilmu dari dokter 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar