blog dokter taura big ad

10 TIPS ISOLASI MANDIRI ANAK DENGAN COVID. NOMOR 5 MASALAH ETIKA

Beberapa minggu terakhir, angka kejadian covid-19 makin melonjak, dan tak memandang usia. Anak-anak pun tak luput dari serangan virus Corona ini. Jika buah cinta Anda tersangka atau bahkan terkonfirmasi covid-19, don't worry! Tak perlu panik. Pada anak positif covid-19 yang memenuhi syarat tertentu, bisa dilakukan isolasi mandiri. Berbeda dengan orang dewasa, isolasi mandiri anak dengan covid-19 butuh kecermatan, pengawasan dan perhatian khusus. 

Tips-isolasi-mandiri-anak-positif-covid

Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, yang ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Penyakitnya disebut Coronavirus Disease 19 atau disingkat: Covid-19 
Jika buah cinta Anda tersangka atau bahkan terkonfirmasi covid-19, don't worry! 
Virus penyebab penyakit ini disebut dengan 2019 Novel Corona Virus atau nama lainnya adalah SARS Coronavirus 
Walaupun angka kejadian covid-19 pada anak termasuk rendah jika dibandingkan dengan kelompok umur yang lebih besar, namun tetap saja membuat kita, para orang tua was-was. 

1. Syarat Isolasi Mandiri 

Isolasi mandiri adalah upaya mencegah penularan dengan cara tidak keluar rumah sementara waktu (14 hari sejak timbul gejala), dan menghindari kontak dengan orang lain. 
Pada anak tersangka atau terkonfirmasi covid-19 sebaiknya segera dilakukan isolasi mandiri. Tetapi, sebelum memutuskan untuk isolasi mandiri, orang tua hendaknya memahami beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

  1. Tidak bergejala/ asimptomatik
  2. Gejala ringan (seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam)
  3. Anak aktif, bisa makan minum
  4. Menerapkan etika batuk
  5. Memantau gejala/ keluhan
  6. Pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari)
  7. Lingkungan rumah/ kamar memiliki ventilasi yang baik

Lantas, dalam proses isolasi mandiri, siapa yang harus mengawasi? Bolehkah orang tua yang sama-sama positif covid-19 melaksanakan isolasi bersama?
Berikut 5 catatan penting terkait isolasi mandiri dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dilansir dari Buku Diare Panduan Isolasi Mandiri Anak.  
  1. Orang tua dapat tetap mengasuh anak yang positif
  2. Orang tua atau pengasuh disarankan yang risiko rendah terhadap gejala berat COVID-19
  3. Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama
  4. Jika orang tua dan anak berbeda status COVID, disarankan berikan jarak tidur 2 meter, di kasur terpisah
  5. Berikan dukungan psikologis pada anak

2. Gejala Covid-19 

Tanda dan gejala COVID-19 pada anak sulit dibedakan dari penyakit saluran pernafasan akibat penyebab lainnya. Gejala dapat berupa batuk pilek seperti penyakit common cold atau selesma, yang umumnya bersifat ringan dan akan sembuh sendiri. Penyakit saluran pernafasan menjadi berbahaya apabila menyerang paru-paru, yaitu menjadi radang paru atau yang disebut pneumonia. Gejala pneumonia adalah demam, batuk, dan kesulitan bernafas yang ditandai dengan nafas cepat dan sesak nafas. 

Dari sekian gejala diatas, gejala sesak merupakan gejala penting yang menandakan tingkat keparahan penyakit.

Secara umum, gejala covid-19 adalah sebagai berikut: 

  1. Demam
  2. Batuk
  3. Pilek
  4. Nyeri tenggorokan
  5. Sakit kepala
  6. Mual/ muntah
  7. Diare
  8. Lemas
  9. Sesak napas

Dari sekian gejala diatas, gejala sesak merupakan gejala penting yang menandakan tingkat keparahan penyakit. Untuk itu, orang tua sebaiknya paham tanda bahaya terkait laju napas ini, karena berbeda pada masing-masing kelompok umur:

  • < 2 bulan ≥ 60 x/ menit
  • 2-11 bulan ≥ 50 x/ menit
  • 1-5 tahun ≥ 40 x/ menit
  • > 5 tahun ≥ 30 x/ menit

3. Kapan Anak Sebaiknya Dibawa ke Rumah Sakit?

Isolasi mandiri terutama ditujukan untuk mencegah penularan. Jadi tidak serta merta, dengan isolasi mandiri, kondisi anak bisa membaik hingga sembuh. Orang tua sebaiknya tetap waspada dan rutin memonitor kondisi kesehatan anak. Jika didapatkan salah satu saja dari beberapa kondisi dibawah ini, segera bawa anak ke rumah sakit terdekat: 
Orang tua sebaiknya tetap waspada dan rutin memonitor kondisi kesehatan anak.
  1. Anak banyak tidur
  2. Napas cepat
  3. Ada cekungan di dada, hidung
  4. kembang kempis
  5. Saturasi Oksigen <95%
  6. Mata merah, ruam, leher
  7. bengkak
  8. Demam > 7 hari
  9. Kejang
  10. Tidak bisa makan dan minum
  11. Mata cekung
  12. BAK (Buang Air Kecil) berkurang
  13. Terjadi penurunan kesadaran

4. Alat dan Obat yang Perlu Disiapkan di Rumah

Termometer dan oxymeter adalah dua alat medis yang sebaiknya tersedia di ruang isolasi mandiri. Termometer adalah alat untuk mengukur suhu tubuh. Disarankan menggunakan termometer digital, karena selain validitasnya cukup baik, cara penggunaannya mudah, harganya terjangkau, juga tidak mengandung merkuri yang berbahaya bagi tubuh manusia. 

Saturasi oksigen merupakan nilai yang menunjukkan kadar oksigen dalam darah.

Oxymeter adalah alat untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah. Saturasi oksigen merupakan nilai yang menunjukkan kadar oksigen dalam darah. Nilai ini sangat berpengaruh terhadap berbagai fungsi organ dan jaringan tubuh. Pengukuran nilai saturasi oksigen dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan Analisa Gas Darah (AGD) atau menggunakan alat oxymeter.

Selain harganya ramah di kantong, alat ini juga mudah cara penggunaannya. Tinggal ditancapkan di ujung jari tangan (jari mana pun), dan tunggu beberapa detik.
Sedangkan obat-obatan yang perlu disiapkan adalah:

1. Obat penurun panas (paracetamol atau ibuprofen)
2. Vitamin C
Dosis vitamin C:

  • 1- 3 tahun: max 400 mg/ hari
  • 4-8 tahun: 600 mg/ hari
  • 9-13 tahun: max 1200 mg/ hari
  • 14-18 tahun: max 1800 mg/ hari

2. Vitamin D3
Dosis Vitamin D3:

  • <3 tahun: 400 U/ hari
  • Anak: 1000 U/ hari
  • Remaja: 2000 U/ hari
  • Remaja obesitas: 5000 U/ hari

3. Zink

Dosis zink: 20 mg/ haris elama 14 hari

5. Protokol Isoman 

Setelah memahami latar belakang dan persiapan isolasi mandiri anak dengan covid-19, kini saatnya kita membahas 10 protokol isolasi mandiri pada anak dengan covid-19: 
Isolasi-mandiri-pada-anak-covid
1. Tetap di rumah
2. Gunakan masker
3. Jaga jarak
4. Cuci tangan
5. Menerapkan etika batuk
6. Periksa suhu tubuh pagi dan sore
7. Periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi 
8. Pantau laju napas 
9. Berikan bayi ASI
10. Berikan anak makanan bergizi 
Tips-isolasi-mandiri-anak-2

6. Gunakan Masker

Penggunaan masker pada anak menjadi hal yang kontradiktif karena di satu sisi anak menjadi tidak nyaman hingga sesak napas. Di sisi lain, anak harus terlindungi dari penularan virus corona 

Anak usia 2 tahun keatas dianjurkan menggunakan masker

Berikut adalah rekomendasi IDAI terkait penggunaan masker pada anak: 

  • Anak usia 2 tahun ke atas atau yang sudah dapat menggunakan dan melepaskan masker, dianjurkan menggunakan masker
  • Masker harus terpasang tepat
  • Berikan "istirahat masker" jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak 2 meter dari pengasuh
  • Masker tidak perlu digunakan saat anak tidur
  • Pengasuh yang berada di dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan

7. Cuci Tangan yang Benar

WHO merekomendasikan 6 langkah cuci tangan:
Hand-hygiene-cuci-tangan
  1. Basahi tangan dengan air dan sabun
  2. Gosok kedua telapak tangan
  3. Gosok area punggung tangan
  4. Gosok area sela jari tangan
  5. Gerakkan mengunci tangan
  6. Gosok area ibu jari memutar
  7. Gosok memutar ujung-ujung jari tangan 

8. Etika Batuk

Ketika seseorang batuk, apapun penyebabnya, hendaknya menerapkan etika batuk untuk mencegah atau mengurangi resiko penularan kuman ataupun virus yang bisa ditularkan lewat percikan air liur saat batuk atau bersin. Etika batuk yang benar menurut WHO adalah:

  • Ketika batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan lengan atau lengan baju, dan jika memungkingan dengan tissue.
  • Buang tissue di tempat sampah, jangan di sembarang tempat.
  • Jika menutup batuk atau bersin menggunakan telapak tangan, setelahnya cuci tangan menggunakan air dan sabun, atau hand sanitizer.

9. Desinfeksi Ruangan

Pastikan rutin membersihkan area rumah
yang sering disentuh seperti:
  • Gagang pintu
  • Keran
  • Toilet
  • Westafel
  • Sakelar
  • Meja
  • Kursi
  • Pembersihan dilakukan dengan menggunakan: campuran air dan sabun/ deterjen atau cairan disinfektan khusus

Sumber:

1. https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/buku-diary-panduan-isolasi-mandiri-anak-dengan-covid-19

2. https://www.idai.or.id/artikel/uncategorized/faq-covid-19-dari-idai

3. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/dki-jakarta/protokol-isolasi-mandiri-covid-19




DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

15 komentar

  1. Sangat bermanfaat dok.

    Aku suka nih artikelnya lengkap dan itu pictnya kok kece2 sih haha

    Oh ya, termometer mengandung merkuri apa ini yg dimaksud termometer manual?

    Bahaya donk dok. Di rumah saya adanya itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak sudah berkunjung di blog cupu, pejuang deadline. Semua alat medis yang mengandung merkuri (termasuk termometer manual yang dikibas-kibaskan dan tensimeter airraksa) tidak direkomendasikan. Sudah ada regulasinya dari kemenkes ya... Semoga covid-19 segera lenyap dari muka bumi ini

      Hapus
  2. Mantab Dok, selama ini artikel kebanyakan membahas isoman pada orang dewasa. Ini sangat bermanfaat buat parents

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sugengrawuh dateng blog deadliner Pak... Maturnuwun rawuhipun. Semoga apa yang saya tulis di artikel ini tidak dipraktekkan di keluarga njenengan. Semoga sehat semua, jiwa raga, luar dalam

      Hapus
  3. Terima kasih dokter, bermanfaat sekali informasinya, terutama untuk orang tua yang masih kebingungan dalam mengasuh anak yang terkena covid

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga sudah mengunjungi blog simple ini... Semoga bermanfaat ya

      Hapus
  4. Terimakasih dokter ilmunya bermanfaat sekali, karena era pandemi ini membuat waswas, kalau ada orang rumah batuk pilek demam sekarang disarankan swab karena ada ponakan yang masih batita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, sebaiknya memang selalu waspada. Sehat itu dijaga, sakit itu dicegah...

      Hapus
  5. Sangat bermanfaat dokter, jadi kalaupun si kecil positif covid kalau belum muncul gejala yg cukup berat tidak usah terburu-buru harus dibawa ke rumah sakit nggih dok?. cukup dengan menerapkan tata cara isolasi yang baik dan cukupi kebutuhan nutrisi.
    saya izin share ke wa grup keluarga saya dokter 😀🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, monggo kalau mau di share di grup keluarga... Sekalian share di grup alumni TK, SD, SMP, SMU, grup RT, semua grup juga boleh... Salam kenal dari penulisnya ya

      Hapus
  6. Terima kasih dokter, bermanfaat sekali informasinya, sangat membantu bagaimana isoman dirumah dan kapan harus ke rumah sakit di saat pandemi ini, terutama untuk orang tua yang masih kebingungan dan ketakutan pada pandemi ini, dan bingung mencari rumah sakit karena banyak yang penuh.

    saya izin share nggih dokter 😇🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kak sudah menipis ke blog cupu ku ini... Silakan kalau mau dibagi. Semoga bermanfaat

      Hapus
  7. Izin bertanya dokter, jika ibu positif namun bayi tidak, apakah pemberian ASI tetap diberikan nggih dokter? Atau diberi susu formula dulu untuk sementara nggih dok?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ASI tetap diberikan, baik dengan ASI perah maupun netek langsung dengan ibu mengenakan masker saat menyusui

      Hapus
    2. Tetap diberikan ASI. Ibu menggunakan masker saat menyusui dan cuci tangan sebelum menyusui. Saat tidak sedang menyusu, bayi jaga jarak (2 meter) dari ibunya. Alternatif lain: berikan ASI perah

      Hapus

Posting Komentar