blog dokter taura big ad

FAKTA YANG HARUS ANDA KETAHUI TENTANG SHK (SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL)

"Dok, kapan bayi saya boleh pulang?"

"Iya, Bu. Bayinya sehat. Insyaallah sore ini bisa pulang setelah dilakukan SHK ya."

Yes, beberapa bulan terakhir ini, kata "SHK" sering menggema di ruang perawatan ibu bersalin maupun di ruang bayi. Sebuah istilah baru yang bakal akrab di telinga para bumil dan ibu-ibu yang baru saja melahirkan.

Apa itu SHK? Apakah wajib dilakukan pada semua bayi baru lahir? Berapa biayanya?

Bagi para pecinta drama korea, atau para film maker Indonesia, atau bahkan para bloger yang biasa memberikan rekomendasi drama seri, SHK mungkin dihubungkan dengan nama salah satu artis Korea ternama, namun yang kita bahas di artikel ini, SHK adalah Skrining Hipotiroid Kongenital. SHK adalah salah satu bagian dari perawatan bayi baru lahir.

Skrining Hipotiroid Kongenital bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak Indonesia

Kelenjar Tiroid

Setiap manusia mempunyai sebuah kelenjar bernama kelenjar tiroid yang berbentuk seperti kupu-kupu dan berada di leher bagian depan. Kelenjar tiroid ini dikenal juga dengan kelenjar gondok.

Fungsi kelenjar tiroid dikendalikan oleh suatu hormon lain yaitu TSH yang dibuat di kelenjar yang terletak di otak. TSH mutlak diperlukan untuk suatu fungsi tiroid yang baik.

Kelenjar tiroid berfungsi untuk menghasilkan hormon tiroid  (tiroksin) yang sangat vital fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh.  

Jika kadar hormon tiroid berlebihan, maka metabolisme tubuh akan dipacu secara berlebihan. Akibatnya tubuh akan dipaksa bekerja keras melebihi kapasitas. Sebaliknya jika terjadi penurunan kadar hormon tiroid, metabolisme tubuh akan menurun atau melambat.

Hormon tiroid juga mempunyai peran penting dalam perkembangan otak, yaitu agar  koneksi antar serabut syaraf berjalan dengan baik.

Sehingga kekurangan hormon tiroid akan menyebabkan perkembangan otak tidak sempurna dan anak tidak bisa mencapai kemampuan IQ yang seharusnya.

Hipotiroid Kongenital

Hipotiroid adalah keadaan dimana kadar hormon tiroid menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid. Bila terdapat sejak lahir disebut hipotiroid kongenital

Penyebab hipotiroid kongenital antara lain

  1. Kelainan pembentukan kelenjar, yaitu kelenjar tidak terbentuk, kelenjar kecil atau posisi kelenjar tidak pada tempatnya (ektopik)
  2. Gangguan pada pembuatan hormon tiroid
  3. Kekurangan iodium pada ibu hamil
Bila kelenjar gondok tidak berfungsi normal, hormon yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan tubuh, akibatnya kelenjar hipofisis di otak memproduksi lebih banyak TSH. Dengan demikian bayi- bayi ini mempunyai kadar TSH tinggi, dan sebaliknya kadar TSH tinggi bisa dipakai sebagai petanda bayi menderita hipotiroid karena kelainan kelenjar gondok.

Hipotiroid Kongenital merupakan penyakit yang cukup banyak ditemui. Kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah dengan deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium dan pengobatan sebelum anak berumur 1 bulan. HK sendiri sangat jarang memperlihatkan gejala klinis pada awal kehidupan. Pada kasus dengan keterlambatan penemuan dan pengobatan dini, anak akan mengalami disabilitas intelektual dengan kemampuan IQ dibawah 70. Hal ini akan berdampak serius pada masalah sosial anak. Anak tidak mampu beradaptasi di sekolah formal dan menimbulkan beban ganda bagi keluarga dalam pengasuhannya. Bahkan negara akan mengalami kerugian dengan berkurangnya jumlah dan kualitas SDM pembangunan akibat masalah Hipotiroid Kongenital yang tidak tertangani secara dini pada bayi baru lahir. 

Dengan demikian, deteksi dini sangat penting dalam mencegah terjadinya keterlambatan pengobatan. Oleh karena itu peran laboratorium diperlukan dalam skrining dan penegakan diagnosis. 

Hipotiroid Kongenital di Indonesia

Berdasarkan "lampiran" Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital, dinyatakan bahwa di 11 provinsi di Indonesia, sejak tahun 2000–2013 telah dilakukan skrining 199.708 bayi dengan hasil tinggi sebanyak 73 kasus (1 :2736). Rasio ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio global yaitu 1:3000 kelahiran. 

Bila diasumsikan rasio angka kejadian HK adalah 1:3000 dengan proyeksi angka kelahiran adalah 5 juta bayi per tahun, maka diperkirakan lebih dari 1600 bayi dengan Hipotiroid Kongenital akan lahir tiap tahun. 

Tanpa upaya deteksi dan terapi dini maka secara kumulatif keadaan ini akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di kemudian hari dan akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar pada masa mendatang. 

Gejala dan Tanda Klinis Hipotiroid Kongenital

Bayi Hipotiroid Kongenital yang baru lahir dari ibu bukan penderita kekurangan iodium, tidak menunjukkan gejala yang khas sehingga sering tidak terdiagnosis. Hal ini terjadi karena bayi masih dilindungi hormon tiroid ibu melalui plasenta. 

Di daerah endemik kekurangan iodium (daerah GAKI), ibu rentan menderita kekurangan iodium dan hormon tiroid sehingga tidak bisa melindungi bayinya. Bayi akan menunjukkan gejala lebih berat yaitu kretin endemik.

Lebih dari 95% bayi dengan HK tidak memperlihatkan gejala saat dilahirkan. Kalaupun ada sangat samar dan tidak khas. Tanpa pengobatan, gejala akan semakin tampak dengan bertambahnya usia.

Gejala dan tanda yang dapat muncul:
  1. Letargi (aktivitas menurun)
  2. Ikterus (kuning)
  3. Makroglosi (lidah besar)
  4. Hernia umbilikalis (bodong)
  5. Hidung pesek
  6. Konstipasi
  7. Kulit kering
  8. Skin mottling (cutis marmorata)/burik
  9. Mudah tersedak
  10. Suara serak
  11. Hipotoni (tonus otot menurun)
  12. Ubun-ubun melebar
  13. Perut buncit
  14. Mudah kedinginan (intoleransi terhadap dingin)
  15. Miksedema (wajah sembab)
  16. Udem (sembab) scrotum

Jika sudah muncul gejala klinis, berarti telah terjadi retardasi mental. Hambatan pertumbuhan dan perkembangan mulai tampak nyata pada umur 3–6 bulan dan gejala khas hipotiroid menjadi lebih jelas. Perkembangan mental semakin terbelakang, terlambat duduk dan berdiri serta tidak mampu belajar bicara.

Bila tidak segera dideteksi dan diobati, maka bayi akan mengalami kecacatan yang sangat merugikan kehidupan berikutnya. Anak akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik secara keseluruhan, dan mengalami disabilitas intelektual yang tidak bisa dipulihkan dan akan menjadi anak berkebutuhan khusus di kemudian hari. 

Untuk itu penting sekali dilakukan SHK pada semua bayi baru lahir sebelum timbulnya gejala klinis di atas, karena makin lama gejala makin berat. 

Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)

Skrining hipotiroid kongenital (SHK) adalah suatu skrining atau uji saring untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital dari bayi yang bukan penderita.

Persiapan SHK

Selain edukasi kepada orang tua tentang pentingnya SHK, persiapan SHK meliputi persetujuan (informed consent), persiapan alat dan persiapan petugas.

Pengambilan Spesimen

Hal yang penting diperhatikan dalam pengambilan spesimen adalah waktu/timing pengambilan. Pengambilan spesimen darah yng paling ideal adalah ketika umur bayi 48-72 jam. Sebaiknya darah tidak diambil dalam 24 jam pertama setelah lahir karena pada saat itu kadar TSH masih tinggi sehingga akan memberikan hasil "positip palsu"

Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi (heel prick). Teknik ini adalah cara yang sangat dianjurkan dan paling banyak dilakukan di seluruh dunia. Darah yang keluar diteteskan pada kertas saring khusus sampai bulatan. kertas penuh terisi darah, kemudian setelah kering dikirim ke laboratorium SHK. 

Skrining hipotiroid kongenital ditujukan untuk semua bayi baru lahir
Petugas kesehatan yang bisa mengambil darah adalah dokter, bidan, dan perawat terlatih yang memberikan pelayanan pada bayi baru lahir serta analis kesehatan.

Prosedur Pengambilan Spesimen Darah

Prosedur pengambilan spesimen darah melalui tahapan berikut: 
  1. Cuci tangan menggunakan sabun dengan air bersih mengalir dan pakailah sarung tangan.
  2. Hangatkan tumit bayi yang akan ditusuk dengan cara: 
    • Menggosok-gosok dengan jari, atau 
    • Menempelkan handuk hangat (perhatikan suhu yang tepat) atau 
    • Menempelkan penghangat elektrik, atau 
    • Dihangatkan dengan penghangat bayi/baby warmer/lampu pemancar panas/radiant warmer. 
  3. Supaya aliran darah lebih lancar, posisikan kaki lebih rendah dari kepala bayi 
  4. Agar bayi lebih tenang, pengambilan spesimen dilakukan sambil disusui ibunya atau dengan perlekatan kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin contact) 
  5. Tentukan lokasi penusukan yaitu bagian lateral tumit kiri atau kanan sesuai daerah berwarna merah, 
    Skrining hipotiroid kongenital membutuhkan spesimen darah yang diambil dari tumit bayi

  6. Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan antiseptik kapas alkohol 70%, biarkan kering 
  7. Tusuk tumit dengan lanset steril sekali pakai dengan ukuran kedalaman 2 mm. Gunakan lanset dengan ujung berbentuk pisau (blade tip lancet
    Cara pembeambilan spesimen darah SHK harus diperhatikan

  8. Setelah tumit ditusuk, usap tetes darah pertama dengan kain kasa steril 
  9. Kemudian lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah yang cukup besar. Hindarkan gerakan memeras karena akan mengakibatkan hemolisis atau darah tercampur cairan jaringan.
  10. Selanjutnya teteskan darah ke tengah bulatan kertas saring sampai bulatan terisi penuh dan tembus kedua sisi. Hindarkan tetesan darah yang berlapis-lapis (layering). Ulangi meneteskan darah ke atas bulatan lain. Bila darah tidak cukup, lakukan tusukan di tempat terpisah dengan menggunakan lanset baru. Agar bisa diperiksa, dibutuhkan sedikitnya satu bulatan penuh spesimen darah kertas saring
  11. Sesudah bulatan kertas saring terisi penuh, tekan bekas tusukan dengan kasa/kapas steril sambil mengangkat tumit bayi sampai berada diatas kepala bayi. (gambar 8). Bekas tusukan diberi plester ataupun pembalut hanya jika diperlukan.

Skrining Bayi dengan Kondisi Khusus

Pada bayi-bayi dengan kodisi khusus, yaitu bayi yang mempunyai risiko terjadinya hiptiroid transien, yaitu bayi dengan:
  • Bayi prematur
  • Bayi berat lahir rendah
  • Bayi berat lahir sangat rendah
  • Bayi sakit yang dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
  • Bayi kembar terutama yang mempunyai jenis kelamin yang sama. 
Pada bayi-bayi tersebut pengambilan spesiemen dilakukan 2 atau 3 kali tergantung umur kehamilan dan berat ringannya penyakit. Spesimen pertama dengan cara rutin (pengambilan spesimen rutin) atau pada saat pengambilan darah untuk maksud lain.

Pengambilan spesimen yang kedua, diambil pada saat bayi berusia 2 minggu atau 2 minggu setelah pengambilan spesimen pertama. Bila diperlukan diambil spesimen ketiga pada umur 28 hari atau sebelum bayi dipulangkan. 

Pengambilan spesimen ini terutama dilakukan pada bayi-bayi yang lahir dengan umur kehamilan kurang dari 34 minggu atau berat lahir kurang dari 2500 gram.

Kesimpulan

  1. Hipotiroid Kongenital adalah penyebab disabilitas intelektual yang bisa dicegah.
  2. Hipotiroid Kongenital hampir tidak memperlihatkan gejala klinis yang khas pada saat lahir, sehingga skrining Hipotiroid Kongenital sangat penting.
  3. Cakupan Skrining Hipotiroid Kongenital adalah seluruh bayi baru lahir dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia.
  4. Skrining Hipotiroid Kongenital harus dilakukan dengan cara yang benar sesuai standar nasional.

Referensi

  1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2014 tentang skrining hipotiroid kongenital.
  2. Nanis Sacharina, Bambang Tridjaja. 2015. Leaflet Hipotiroid Kongenital. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diunduh dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/leaflet-hipotiroid-kongenital
  3. Diet Rustama. 2015. Pentingnya Skrining Hipotiroid pada Bayi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bisa diakses di https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-skrining-hipotiroid-pada-bayi

 

DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

36 komentar

  1. Waah, alhamdulillah sekali di Indonesia saat ini sudah diadakan mengenai Skrining Hipotiroid Kongenital, yang ternya berdampak sangat besar sekali, mulai dari pertumbuhan dan perkembangan, hingga perkembangan intelektual yang nantinya mempengaruhi dari kualitas SDM dari generani penerus di negeri ini, MasyaAllah sekali unggahan ini dapat memberikan informasi yang sangat bermanfaat sebagai media edukasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya peemenkesnya sudah sejak 2018, tapi baru terwujud di 2023

      Hapus
  2. Alhamdulillah dapat informasi penting seputar hipotiroid kongenital. Baru tahu, ternyata kekurangan iodium pada ibu hamil juga dapat menjadi penyebab hipotiroid kongenital. Jadi untuk para bumil harus lebih aware terhadap asupan iodium. Thanks Doc for this information 🙏🙌

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, dari membaca postingan ini dapat menambah pengetahuan saya tentang pentingnya masalah hipotiroid kongenital. Hipotiroid kongenital ternyata memiliki dampak yang sangat besar bahkan untuk keberlangsungan suatu negara. Jadi sangat penting sekali untuk melakukan skrining hipotiroid kongenital guna mengetahui lebih cepat dan melakukan tatalaksana yang lebih cepat untuk outcome yang lebih baik.

    BalasHapus
  4. Masyaallah, skrining ini bermanfaat untuk mengetahui dan memprediksi apa yang perlu dilakukan dokter dan orang tua kedepannya. Walaupun sekarang belum menemukan adanya gejala setidaknya skrining dini membantu orang tua lebih siap kedepannya

    BalasHapus
  5. Masyaallah barakallah dokter, saya baru tau jika ada program nasional terkait SHK ini. Ternyata SHK ini sangat penting untuk kehidupan bayi baru lahir kedepannya. Sehingga harus dilakukan secara rutin pada setiap BBL.

    Dan ternyata dilakukannya oleh yang sudah profesional dalam pengambilan spesimennya ya, jika tidak akan menimbulkan kebiasan dan “positif palsu”. Dan juga pada bayi yang BB nya <2500 gram juga diperlukan beberapa pengambilan spesimen ya.. Masyaallahh terimakasih banyak dokter ilmunya sangat bermanfaat. Dan semoga bisa kita terapkan setiap hari 🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, sudah ada Permenkes yang mengaturnya, dan bekerjasama dengan BPJS

      Hapus
  6. Artikelnya sangat bagus dan informatif sekali. Seengaknya saya jadi tahu apa itu SHK, cara atau proses skriningnya, dan yang bagus ada penjelasan untuk bayi juga. Mantap... Makasih ya dok...sudah saya baca, keren ....

    BalasHapus
  7. Disabilitas intelektual. Duuhh ngeri banget efek buruknya ya Mas. Maaf, dengan IQ di bawah 70 tentunya akan menimbulkan kesulitan di masa depan bagi si anak. Gak cuma di bidang akademis tapi juga tentang bagaimana si anak menyerap banyak hal yang ada di lingkungan atau yang disampaikan oleh orang lain.

    BalasHapus
  8. Makin banyak ilmu baru yang masuk setelah baca postingannya dok mengenai Skrining Hipotiroid Kongenital, yang ternya berdampak sangat besar sekali, mulai dari pertumbuhan dan perkembangan ya.

    BalasHapus
  9. Skrining Hipotiroid Kongenital, jadi bayi yang baru lahir mesti melalui hal ini ya Dok, dan para ibu hamil mesti tahu nih. Sebagai deteksi dini, karena kalau kelewatan dan ternyata ada gejala, efeknya sangat tidak baik bagi perkembangan bayi

    BalasHapus
  10. Dokter mau tanya.. Kalo kemudian hari setelah dewasa atau bahkan setelah menikah baru ditemukan hipotiroid atau hipertiroid itu bukan kongenital kah dok?

    BalasHapus
  11. wah kalo di pedesaan gimana ya?
    apakah bidan dan paraji paham bayi dengan Hipotiroid Kongenital ya?
    semenjak pindah di kabupaten, saya baru mengetahui perbedaan yang jauh antara fasilitas kesehatan kota dengan pedesaan

    BalasHapus
  12. Di korea ada SHK, Di India ada SRK (Sah Rukh Khan) hehee

    Kelenjar gondok dan penyakit gondokan ada hubungannya, ngga,dok? (kalo di daerah saya disebut begitu), gejalanya Leher bengkak dan orang2 dulu diobatin pake blawu dengan car diolesin dibagian yang bengkak (blawu itu yg untuk baju putih supaya cerah)

    Yang sering gondokan justru malah anak-anak....


    BalasHapus
  13. gejala perut buncit bukan hanya pertanda untuk satu gangguan kesehatan aja ya, seperti asam lambung atau stunting misalnya, tetapi juga menjadi gejala hipotiroid ini. Wah, berarti memang sebaiknya langsung memeriksakan diri ke layanan kesehatan ya, biar dapat penanganan dan diagnosis yang tepat

    BalasHapus
  14. Dengan adanya skrining ini jadi bisa mengurangi dampak penyakit yang ditimbulkan ya dok, semoga Indonesia makin sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, kalau tidak segera diobati hypotiroid kongenital bisa menyebabkan disabilitas intelektual yang permanen

      Hapus
  15. Pak Dokternya gawl..
    Hehhe, aku suka kalimat pembukanya hype banget. Dan memang jadi terbuka untuk memahami dunia kesehatan karena gejalanya kerap samar ya, Dok..

    Awareness orangtua lagi-lagi di sini diuji.
    Dan semoga kalau ada gejala SHK, dokter anaknya pun gercep sehingga gak kejadian salah diagnosis sehingga masalah utamanya gak terpecahkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Itu hasil browsing di mbah gugel mbak... Teryata ada ya artis senior Korea yang inisialnya SHK....

      Hapus
  16. Aku baru habisan lahiran Caesar habis rawat inap di rumah sakit langsung pulang aja dok, tapi nggak tau bayinya dicek SHK nggak yaa, atau aku yang nggak ngeh dan baru tahu istilahnya. Soalnya BB anakku aman semua sehat, bagus. Dampaknya besar banget ya dok buat masa depan anak sampai mengalami kecacatan gitu. Aku jadi tahu informasi ini dok, makasih yaa 🙏

    BalasHapus
  17. Penting banget memang ya dok menjalani skrining sebagai cara untuk mendeteksi dini kesehatan anak agar pertmbuhan dan perkembangannya bisa kita upayakan secara optimal dengan penanganan yang tepat. Thankyou dok artikelnya sangat bermanfaat sekali.

    BalasHapus
  18. informasinya keren pak dokter, jadi lebih tahu tentang SHK dan fungsinya pada anak.

    BalasHapus
  19. Baca komentar jawaban dokter di atas, bisa sampai disabiltas intelektual. Wah harus aware banget nih ya untuk skrinning. Kalau sudah masalah ini suka deg2an, apalagi berharapnya anak-anak tumbuh sehat jiwa raganya :')

    BalasHapus
  20. Ya bener sih, kalo drakorian macam aku gini bilang SHK jadi kepikiran artis Korea, mana orangnya terkenal pula. Wkwk.

    Tapi aku kenal artis Korea, namanya bukan inisial SHK, tapi dia punya penyakit hipotiroid akut. Kebetulan biasku, jadi aku tahu banget gimana kebiasaan dia pas kena dingin, gampang capek, sensitif dengan suhu udara, harus minum obat terus dll.

    Nggak kebayang aja kalo penyakit hipotiroid ini diderita dari bayi, atau kongenital ya istilahnya kata dokter. Beruntungnya sekarang skrining penyakit ini bisa dilakukan dari bayi baru lahir ya, jadi bisa ditangani sejak awal. Pertanyaanku sekarang, kalo hipotiroid kongenital itu sudah dideteksi sejak anak masih bayi, dan si anak (na'udzubillah) positif hipotiroid kongenital misalnya, apakah bisa sembuh? Apakah si anak harus minum obat seumur hidup sampai dia dewasa?

    Karena kalo artis korea yang aku kenal itu, dia ketahuan hipotiroid dari remaja. Sampai sekarang umur 32 tahun dia tetap minum obat dokter...

    BalasHapus
  21. Anak sudah setahun, tapi baru tau tentang istilah SHK ini. Alhamdulillah nya begitu bayi lahir sudah ada skriningnya ya. Baru tau juga efeknya pada anak sampai menimbulkan retardasi mental kalau tidak segera ditangani. Nice info dok 👍

    BalasHapus
  22. Ternyata pengaruhnya sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak ya, Dok. Sayang sekali kalau sampai terlambat terdeteksi. Penanganan kepada anak yang positif hipotiroid kongenital seperti apa, Dok?

    BalasHapus
  23. Terima kasih sangat mengedukasi sekali buat saya yang awam sekali masalah tiroid. Perlu diwaspadai

    BalasHapus
  24. Baru tau banget tentang skrining hipotiroid kongenital ini dan tercerahkan sekali pentingnya melakukan SHK untuk anak-anak. Terima kasih sekali dok untuk sharing ilmunya

    BalasHapus
  25. tahapan yang menarik untuk diulik lebih jauh lagi nih, infi lainnya penah mengetahui tetangga yang menggunakan netode speerti ini dan berhasil

    BalasHapus
  26. Masya Allah baca ini berasa otakku ini masih perlu dikasih asupan. Jujur aku baru dnger istilah SHK ini dok.

    Terima kasih edukasinya dok..

    BalasHapus
  27. Akhirnya diberlakukan juga ya skrinning hipotiroid. Dlu pas anak2 lahir ga ada soalnya. Padahal efeknya mengerikan sekali. Smoga byk pihak terkait yg tertib menjalankannya

    BalasHapus
  28. Yaa Allah, saya kok baca ini merinding yaa..dampak hipotiroid ternyata semengerikan ituu..bikin disabilitas intelektual...semoga SHK dimudahkan dalam penerapannya di Indonesia sehingga tidak ada lagi anak-anak yang kena

    BalasHapus
  29. Momen penusukkan tumit bayi ini momen yang nggak aku suka, karena kasihan dan ngeri cuma aq jadi tau sekarang fungsi pengambilan sample darah ini apa, jadi next harus kuat" klo liat anak di ambil sample darahnya

    BalasHapus
  30. Ilmu baru buat saya...kasian lihat baby nya yang ditusuk pasti kesakitan namun SHK ini sangat penting sekali ya

    BalasHapus
  31. Baru ngeuh pas dokter bilang SHK bukan nama pemain drakor hehe, Song Hae Kyo ya dok? Wah ilmu baru nih, ternyata sepenting itu anak bayi melalui proses Skrining Hipotiroid Kongenital. Tata cara pengambilan sampel darah untuk proses SHK juga ternyata harus hati2 supaya tidak tercampur dengan jaringan lain darahnya ya dok

    BalasHapus
  32. Oooh, ini tuh yang tumit bayi itu disayat gitu ya. Aku baru tau ternyata kaitannya dengan mendeteksi banyak hal dari bayi baru lahir.

    Waktu anak pertama kedua dulu nggak ada, tapi anak ketiga kemarin kok ada disayat gitu tumitnya. Aku ngeri sebenarnya tapi yakin dan percaya aja pasti petugas medis punya tujuan baik buat bayi aku.

    Makasih nih, Dok, dapat pencerahan di sini.

    BalasHapus

Posting Komentar