blog dokter taura big ad

SAAT SI KECIL MULAI BELAJAR BERJALAN SENDIRI

Sebagai orang tua, salah satu momen yang memorable adalah saat menyaksikan si kecil pertama kali bisa berjalan sendiri. Perasaan bahagia, bangga dan haru, bercampur jadi satu. 

Menjadi orang pertama yang menyaksikan si kecil memamerkan kemampuan perkembangan baru, menjadi peristiwa yang sangat membanggakan. Tak jarang, secara tidak sadar, ibu atau ayah berteriak kegirangan.

Inilah tips belajar berjalan sendiri bagi anak balita

Salah satu tonggak perkembangan bayi yang cukup fundamental adalah kemampuan berjalan sendiri. Namun, kemampuan ini bukanlah didapat begitu saja. Butuh latihan dan eksprimen berkali-kali. Jatuh adalah konsekuensi wajar yang harus dirasakan. Tak perlu panik, karena itu adalah bagian kecil pembelajaran hidup.

Berjalan Sendiri

Kemampuan berjalan-sendiri dari seorang bayi/anak merupakan salah satu tugas perkembangan motorik kasar, yang merupakan perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi dan otot.

Sebagaimana tugas perkembangan yang lain, kemampuan berjalan-sendiri merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat (otak) dengan organ yang dipengaruhinya, yaitu sistem neuromuscular
(otot)

Kemampuan berjalan-sendiri merupakan hasil interaksi antara kematangan otak dengan organ yang dipengaruhinya, yaitu otot

Kematangan sistem saraf pusat ini selain ditentukan oleh potensi genetik, juga sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan.

Salah satu faktor lingkungan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak adalah STIMULASI

Stimulasi yang diberikan pada anak harus proporsional, baik dalam kualitas maupun kuantitas, dan
sesuai dengan tingkat maturitas saraf anak

Awas, Jangan Over-Stimulasi!

Apa dampaknya jika anak belum siap belajar berjalan, namun orangtua tetap memaksakannya untuk belajar berjalan?

kemampuan berjalan sendiri harus dilatih setiap hari

Perkembangan seorang anak terjadi secara bertahap, teratur dan berkesinambungan. 

Pola perkembangan anak sebenarnya sama pada setiap individu, tetapi kecepatannya berbeda. 

Untuk bisa melakukan tugas perkembangan "berjalan-sendiri", seorang anak harus mampu mengangkat kepala dulu, miring, tengkurap, merangkak, duduk, berdiri-sendiri dan akhirnya mampu berjalan-sendiri

Orang tua hendaknya jeli melihat sampai dimana tingkat perkembangan yang telah dikuasai oleh si kecil, dan stimulasi apa yang kemudian akan dilakukan

Jika anak belum siap belajar jalan dan orangtua terlampau agresif mengajarkan anak cara berjalan, maka dikhawatirkan akan terjadi over-stimulasi yang akan merugikan si anak, karena anak akan menjadi rewel, kemampuan belajar akan menurun dan bahkan bisa terjadi penolakan. 

Selain itu, secara jangka panjang, over-stimulasi juga akan berdampak negatif.

Penting bagi orang tua mengetahui tanda-tanda kesiapan seorang anak untuk mulai belajar berjalan-sendiri, diantaranya:

  1. Rolling Around : bayi sudah mampu berguling-guling di lantai
  2. Crab Walk : gerakan seperti merangkak tapi menggunakan tumpuan kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki (bukan lutut)
  3. Bergerak secara cepat kesana kemari
  4. Menaiki anak tangga menggunakan kedua tangan, diikuti kedua kaki

Sebaliknya, apa pula dampaknya jika anak sudah siap belajar berjalan, tetapi orangtua malah tidak
menstimulasinya?

Butuh Latihan dan Stimulasi

Kemampuan bayi bisa berjalan-sendiri adalah tingkat perkembangan yang kompleks, karena selain
dibutuhkan ketrampilan, kekuatan otot-otot penyangga tubuh (otot di sekitar tulang belakang) dan otot
tungkai hingga telapak kaki, juga dibutuhkan keseimbangan tubuh.

Pada dasarnya suatu tingkat perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar, yang didapat
dari praktek atau pengulangan suatu kegiatam. Disinilah peran yang teramat penting dari suatu kegiatan
bonding bernama STIMULASI

Jika maturasi itu sudah mencapai level tertentu dan siap untuk diasah melalui sebuah proses belajar, sementara proses belajar (yang sangat bergantung dengan lingkungan) terlambat datangnya, maka bisa diramalkan akan bisa terjadi keterlambatan perkembangan.

Kemampuan berjalan-sendiri secara milestones akan dicapai oleh seorang anak pada rentang usia 12-18
bulan

Perlukah Alat Bantu?

Ada beragam alat bantu untuk belajar berjalan, seperti tangan orangtua (untuk menatih anak),
misalnya walking assistant; mainan untuk belajar berjalan; dll. 

Adakah alat bantu berjalan yang paling aman, nyaman, dan efektif?

Proses belajar berjalan-sendiri, hendaknya dilakukan secara natural, tanpa banyak manipulasi.
Tidak ada satu alat bantu pun yang direkomendasikan untuk bisa membantu anak agar cepat bisa
berjalan-sendiri

Cara alami yang bisa menstimulasi bayi dalam mencapai tingkat perkembangan "berjalan-sendiri" adalah dengan jalan "rambatan". 

Biarkan anak berdiri dengan berpegangan pada tembok, atau perabot rumah tangga (lemari, meja, kursi dll) 

Rangsang anak agar merambat, dengan memberikan rangsang suara maupun mainan favoritnya.

Selain "rambatan", bisa juga memberikan stimulasi dengan "mendorong" kursi plastik atau mainan yang bisa didorong misalkan troli, sepeda kecil dll. 

Tentu saja cara ini membutuhkan pengawasan ekstra.

Selanjutnya bisa dicoba membuat permainan seperti meminta bayi berjalan ke pelukan Anda untuk
mendapatkan dekapan atau mainan yang disukainya. 

Beri pujian bila bayi mau berjalan beberapa langkah.

Mulai Umur Berapa Bayi Dibantu Berjalan Sendiri?

Tidak ada alat bantu yang direkomendasi untuk belajar jalan.

Tidak ada patokan khusus kapan seorang bayi bisa dimulai belajar jalan. 

Prinsipnya: walaupun pola perkembangan anak mengikuti pattern yang sama, tapi kecepatan pencapaian kemampuan tertentu, sangat bervariasi.

Sekali lagi, peran orang tua sebagai aktris dan aktor utama dalam hal stimulasi ini dituntut cermat dalam mengamati, menilai dan menyimpulkan sampai dalam tahap mana si kecil dalam menapaki jenjang "perkembangan". 

Cermati sekali lagi tanda-tanda kesiapan seorang anak dalam berlatih berjalan-sendiri

Amankah Penggunaan Baby Walker?

Ada berbagai alat bantu jalan yang banyak ditawarkan baik secara online maupun tersedia langsung di
babyshop atau supermarket, mulai dari moon-walker, walker shoes, elliptical seats dan yang paling
fenomenal: baby walker (di beberapa daerah di jawa timur, lazim disebut "Apollo")

Untuk belajar berjalan sendiri tak perlu alat bantu termasuk baby walker yang sangan bahaya bagi kesehatan si kecil

Tidak ada satu pun alat bantu jalan yang disebutkan diatas terbukti secara ilmiah bisa membantu

mempercepat bayi Anda dalam menguasai kemampuan berjalan-sendiri

Baby walker tidak direkomendasi sebagai alat bantu belajar berdiri maupun berjalan

Baby walker sendiri tidak direkomendasi sebagai alat bantu jalan dengan alasan sebagai berikut:

  1. Banyak kasus kecelakaan (bahkan beberapa kasus berujung pada kematian) terjadi karena baby walker.
  2. Baby walker justru mengurangi keinginan anak untuk bisa berjalan-sendiri karena bayi sudah merasakan adanya cara yang lebih mudah untuk moving yaitu dengan media baby walker
  3. Aktivitas motorik yang terjadi pada saat anak menggunakan baby walker hanya melibatkan beberapa serabut otot terutama otot betis. Padahal untuk bisa berjalan dengan lancar dan benar dibutuhkan keseimbangan kekuatan otot penyanggah tubuh terutama otot pinggul dan otot-otot tungkai atas
  4. Pada saat menggunakan baby walker, bayi tidak dapat melihat kakinya, sehingga bayi tidak bisa mempelajari teknik keseimbangan tubuh. Bayi-bayi itu sering berdiri dengan ujung jari kaki, yang mungkin mengakibatkan otat yang tegang dan mengajar bayi untuk berjalan pada ujung jari kaki alias jinjit

Manfaat Belajar Berdiri dan Berjalan tanpa Baby Walker

Jadi, sejak saat ini say NO to Baby Walker. Belajar berdiri dan berjalan sendiri secara alami ternyata berdampak positif lo. 

Yuk simak 7 manfaat belajar berdiri dan berjalan tanpa baby walker:

  1. Bayi belajar duduk dan belajar bergerak antara duduk dan merangkak.
  2. Bayi dapat menjelajah lingkungannya dengan aman.
  3. Bayi belajar bergerak dari duduk ke melutut pada kotak mainan atau kursi.
  4. Dari melutut, bayi belajar menarik diri untuk berdiri.
  5. Berdiri di kursi atau meja kopi menguatkan otot yang diperlukan untuk berjalan.
  6. Bayi mempelajari keseimbangan dengan jatuh dan berdiri kembali dan melangkah keliling perabot.
  7. Bayi dapat melihat kakinya. Penglihatan adalah penting dalam belajar bergerak.

Tips Merangsang Anak Belajar Berjalan Sendiri

Berikut tujuh tips merangsang anak agar bisa segera mencapai kemampuan motorik kasar "berjalan sendiri" yang disarikan dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia:

  1. Sejak bulan-bulan awal, pada saat bermain seringlah mengajak bayi untuk tengkurap. Tidak perlu terlalu lama, cukup beberapa menit saja sebagai permulaan, kemudian ditingkatkan bertahap.
  2. Untuk menumbuhkan minat bayi belajar meraih dan bergerak, letakkan mainan atau benda yang menarik di depan bayi tepat sejauh jangkauannya
  3. Ketika ia sudah dapat menopang tubuhnya dengan kaki dan tangan, sesekali coba letakkan telapak tangan Anda di belakang telapak kakinya. Hal ini akan membantu bayi tetap stabil dan memberi dasar pijakan untuk mulai bergerak.
  4. Sebaiknya hindari penggunaan baby walker.
  5. Perhatikan waktu penggunaan alat bantu lain seperti kursi, bouncer, ayunan, dan gendongan. Bayi perlu mendapat cukup banyak waktu untuk bermain, bergerak, dan menjelajah secara mandiri.
  6. Belajar merangkak tidak perlu dipaksakan. Tidak ada patokan waktu dan cara yang baku untuk mengajari anak merangkak. Ingatlah bahwa beberapa anak tidak merangkak dan dapat langsung berdiri dan berjalan.
  7. Utamakan keamanan dan keselamatan anak. Periksa lingkungan sekeliling tempat bermain, dan amankan benda-benda yang memiliki potensi bahaya.



DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

58 komentar

  1. Alhamdulillah, saya mendapatkan ilmu lagi dari dokter yang membahas tentang tumbuh kembang anak. Setelah saya baca artikel dokter, saya dapat menyimpulkan beberapa poin penting, yaitu:
    1. stimulasi adalah salah satu faktor lingkungan yang sangat berperan penting terhadap kematangan sistem saraf pusat anak bayi.
    2. pola perkembangan setiap anak sebenarnya sama, tidak ada perbedaan dan hanya kecepatannya saja yang membedakan.
    3. ada beberapa dampak negatif apabila orangtua melakukan stimulasi yang berlebihan terhadap anak, yaitu anak akan mudah menangis, kemampuan belajar anak menjadi menurun, dan bahkan anak bisa menolak.
    4. ada beberapa stimulasi alami yaitu seperti berpegangan pada tembok, lemari, kursi dan melepaskan bayi agar berdiri sendiri dan meminta bayi untuk berjalan ke arah kita, hal tersebut dapat membantu mempercepat perkembangan anak dibanding dengan menggunakan alat bantu seperti Baby Walker.
    5. orangtua harus sering memberikan rangsangan kepada anak, agar dapat mencapai kemampuan motorik kasar secara baik dan optimal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 100% right. Terima kasih banya ya resumenya. Semoga bermanfaat...

      Hapus
  2. Terimakasih banyak dokter atas tambahan ilmunya. Dari tulisan dokter diatas berarti bisa disimpulkan bahwa kemampuan berjalan sendiri itu merupakan hasil kematangan sistem saraf pusat dan sistem neuromuscular yang dapat dioptimalkan salah satunya dengan stimulasi.
    Stimulasi harus dilakukan pada saat yang tepat, tidak boleh terlalu dini (over-stimulasi) ataupun terlambat, sehingga perlu diperhatikan tanda kesiapan anak.
    Dalam menstimulasi, tidak ada alat bantu yang direkomendasikan, termasuk baby walker. Cara alami yang bisa dilakukan yaitu dengan cara rambatan atau memberikan stimulasi dengan mendorong kursi plastik atau mainan lain misalkan troli, sepeda kecil dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, betul banget... Makasih ya sudah bantu menyederhanakan artikel ini...

      Hapus
  3. Alhamdulilllah...Terima kasih nggih Dokter selalu mengupdate informasi, ilmu, dan pengetahuan yang tentunya sangat bermanfaat untuk mengawali hari yang cerah ini. Setelah semua saya pahami, dapat diambil kesimpulan secara garis besar, yaitu :

    1. Kemampuan berjalan-sendiri dari seorang bayi/anak merupakan salah satu tugas perkembangan motorik kasar, yang merupakan perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat (otak), saraf tepi dan otot.

    2. Salah satu faktor lingkungan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak adalah STIMULASI

    3. Perkembangan seorang anak terjadi secara bertahap, teratur dan berkesinambungan jadi stimulasi yang diberikan harus tepat jangan over stimulasi

    4. Kemampuan berjalan-sendiri secara milestones akan dicapai oleh seorang anak pada rentang usia 12-18
    bulan

    5. Proses belajar berjalan-sendiri, hendaknya dilakukan secara natural (rambatan dan mendorong) tanpa banyak manipulasi, beri pujian bila bayi mau berjalan beberapa langkah

    6. Baby walker sendiri tidak direkomendasi sebagai alat bantu jalan dengan alasan banyak kasus kecelakaan, mengurangi keinginan berjalan sendiri, aktivitas motorik hanya beberapa, bayi tidak dapat melihat kakinya sendiri.

    7. Tips merangsang belajar berjalan sendiri adalah dengan memahami sampai tahap mana kemampuan bayi/anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap nih... Makasih ya. Semoga ilmunya bermanfaat...

      Hapus
  4. Nabil Ikraam Fauzan16 Januari 2022 pukul 09.12

    Alhamdulillah terimakasih banyak dokter karena sudah mau berbagi ilmu yang sangat berharga. Dari apa yang sudah saya baca mengenai informasi yang ada di blog ini saya menyimpulkan bahwa :
    1. Setiap tumbuh kembang anak memang harus mengikuti perkembangan sebagaimana mestinya akan tetapi setiap individu mengalami tumbuh kembang yang bermacam-macam
    2. Penggunaan alat bantu seperti baby walker ternyata malah memberikan banyak dampak negatif ketimbang dampak positifnya dikarenakan mampu menghambat stimulasi perkembangan untuk sang anak
    3. Dari materi ini juga saya dapat menyimpulkan bahwa pentingnya pembentukan “bonding” dan “parenting” yang baik antara orang tua dan anak agar tercapainya tumbuh kembang yang optimal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget... Semangat ya... Tumbuh kembang anak memang sangat tergantung stimulasi dari ortu

      Hapus
  5. Muhammad Jefri Pasenda16 Januari 2022 pukul 10.08

    Alhamdulillah, terimakasih banyak dokter atas ilmunya. Saya izin menyimpulkan beberapa point dari artikel ini nggih.
    1. Pola asuh orang tua sangat menentukan bagaimana anak itu berkembang dan tumbuh
    2. Perkembangan anak terutama dalam segi motorik dan sistem sarafnya sebenarnya secara keseluruhan patternnya sama dengan anak anak yang lain tergantung dari genetik anak tersebut.
    3. Stimulasi sangat penting untuk membuat anak semakin aktif perkembangannya. Akan tetapi jika dilakukan secara over akan mengakibatkan anak malas untuk belajar.
    4. Kapan orang tua mulai membantu anak belajar untuk duduk , tengkurap, dan berdiri? Itu semua tergantung dari perkembangan anak. Jika anak tersebut mulai ingin belajar berjalan, maka orang tua harus membantu untuk memposisikan anak berjalan dengan benar
    5. Ternyata penggunaan alat bantu perkembangan bayi sangat tidak direkomendasikan karena justru menghambat otaknya untuk lebih cepat berkembang. Karena menggunakan "lifehack" itu anak jadi malas untuk belajar dan akan ketergantungan dengan alat bantu.
    6. Daripada menggunakan alat bantu yang di beli di toko bayi, orang tua hendaknya membantu langsung anak dalam perkembangannya. Selain anak jadi semakin cepat untuk belajar, bonding antara orang tua dan anak akan semakin erat.

    Itulah beberapa kesimpulan yang dapat saya jabarkan. Jika ada kurang lebihnya saya mohon maaf. Sekali lagi terimakasih atas ilmunya nggih dokter. Saya akan langsung share ke WA keluarga agar ilmunya tidak hanya sampai di saya saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, ini dia... Betul banget! Nutrisi dan stimulasi adalah 2 hal yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak

      Hapus
  6. Hai dok,aku ingat dulu dengan anakku Rachel dia baru bisa berjalan di usia 18 bulan tapi dia pintarnya ngomong dulu. Aduh dok,aku sampai semaput karena anak seumur dia pada sudah lancar berjalan. Dulu jalannya kaya robot, kaku dan sering oleng. Dulu sempat pakai baby walker tapi aku pegangin takut lengah. Puji Tuhan di usia 2 tahun ke atas Rachel sudah normal jalannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Kak Denise. Seru ya kalau nostalgia ngomongin tumbuh kembang anak.
      Anak saya 3, ketiganya bisa jalan sebelum 12 bulan. Alhamdulillah lancar

      Hapus
  7. Terimakasih banyak dokter atas tambahan ilmunya. Izin share dokter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Adi, apa kabar? Silakan di share... Makasih banyak ya

      Hapus
  8. baru tahu kalau baby walker itu nggak aman. saya lihat, banyak orang tua yang jadinya memang mau melepas begitu saja sih si bocah pakai baby walker. ada sementara orang tua juga yang ikut-ikutan aja ngelatih anaknya pakai baby walker. padahal stimulasi sentuhan orang tua itu penting banget kan ya, dok?

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAby walker sering menyebabkan kecelakan. MAkanya IDAI tidak merekomendasikan penggunaan baby walker sebagai alat bantu belajar jalan

      Hapus
  9. Dulu saat kedua anak saya belajar berjalan, saya juga tidak menggunakan alat bantu seperti Apollo itu...Duh ngeri, pernah ada anak tetangga yang langsung meluncur dan jatuh terjerembab ke lantai teras yang beda ketinggiannya. Setuju say NO to baby walker. Biarkan anak belajar berdiri dan berjalan secara alami...
    Terima kasih sudah berbagi ilmu ini, Dokter. Bermanfaat sekali:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali bu. Baby walker memang tidak direkomendasikan ya...

      Hapus
  10. saya baru tahu tentang larangan baby walker setelah anak ketiga, hiks

    itupun setelah nanya ke dokter anak, dokter keluarga kami, dia yang merawat mulai dari anak kesatu sampai anak ke-4

    nyesel banget, untung anak saya yang pakai baby walker (sulung dan nomor 2) tidak mengalami masalah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anaknya sudah umur berapa sekarang, Ambu? Monggo diikutkan olah raga renang biar bentuk tulang dan badannya bagus

      Hapus
  11. Iya betul, pada umumnya memang fasepfase setiap anak itu sama. Hanya waktu nya saja yang berbeda-beda. Orangtua nggak perlu khawatir kok selagi anak tidak menunjukka keanehan yang berarti. It's normal

    BalasHapus
    Balasan
    1. orang tua wajib tahu kapan perkembangan anaknya mulai terlambat di banding anak-anak seusianya. Saat itulah segera dibawa ke dokter anak

      Hapus
  12. Apa ada hubungan bisa berjalannya anak dengan kemampuan bicara pak dokter? Karena dimasyarakat pemahaman kalau anak cepat berjalan akan lambat bicaranya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada hubungannya bu. Di otak sudah ada pusat bahasa dan pusat motorik sendiri-sendiri. Yang ngaruh itu dari faktor keturunan...

      Hapus
  13. kalau dulu anak saya lebih cepat berjalan di usia 8 bulan, bicara setelah usia 1 tahun. mungkin ada hubungannya ya dokter antara berjalan dan berbicara? apakah mitos antara cepat berjalan makan akan lambat bicaranya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemampuan berjalan (motorik) tidak ada hubungan secara langsung dengan perkembangan bahasa.

      Hapus
  14. jadi teringat masa-masa anak belajar berjalan dok. emaknye nggak sabar ingin segera anak cepat berjalan. Saat anak bisa jalan dan banyak polah sering sambat, hhhhhha...... disitu mulai menggali informasi. Bagian dari nikmat yang harus disyukuri ya... insha allah tahap perkemmbangan anak sesuai usianya terlampaui dg baik. alhamdulillah. TFS dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... Inilah salah satu seni (baca: nikmat) menjadi orang tua. Kelak semua akan tinggal cerita... Dinikmati saja prosesnya

      Hapus
  15. anak saya dulu belajar jalan pakai baby walker dok, sengaja pakai baby walker biar bisa sambil diajak mengerjakan pekerjaan rumah jadi anaknya ngikutin dari belakang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, sehat-sehat ya anaknya hingga kini... Nanti kalo punya cucu, gak boleh pake baby walker ya...

      Hapus
  16. Paling gemes kalo anak udah bisa jalan, tapi yg nemenin juga ikut capek karena aktif bgt anaknya. Tp saya sih suka aja nemenin anak yg bnyk jalan2 soalnya sekalian diet hehe. Terimakasih sharingnya dok, informatif dan edukatif nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bunda.... tetap semangat mengawali tumbuh kembang si kecil ya...

      Hapus
  17. Hiiy serem ya kasus baby walker
    iya saya ngga pernah mau anak anak menggunakan baby walker, katanya lebih banyak mudharat daripada manfaatnya

    alhamdulillah sih anak anak lancar jalan tanpa terpaksa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... Iya setuju, baby walker lebih banyak mudlorot nya...

      Hapus
  18. Banyak orang bilang alat bantu baby walker engga bagus tapi banyak juga yang gunakan terutama untuk ibu yang mengasuh beberapa anak kecil seorang diri dilema sih ya ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baby walker sudah tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya dampak negatif

      Hapus
  19. Anakku usia 11 bulan udah Lancar jalannya sih. Nah Pengalaman baby walker Menurut ku emang ngaruh banget ya.. Aku punya baby walker tapi itu dipake saat anakku udah bisa jalan wkwk.
    Kado sih Dok, sayang banget kalau ga di Pakai. Tp aku emang sempat belajar tentang dampak penggunaannya. Jadi saat anakku belum bisa jalan, aku ga pakai sama sekali. Tapi ku Pakai saat aku lagi ga bisa ngatasin anakku yang lagi aktif, misal pas masak, nyuci dll. Jadi gitu deh, sekarang malah di Pakai kaka2nya tuh si BeWe😂

    BalasHapus
  20. Terima kasih dokter informasinya. Kemampuan berjalan anak ada kemampuan yang kompleks karena memerlukan ketrampilan, kekuatan otot-otot penyangga tubuh (otot di sekitar tulang belakang) dan otot tungkai hingga telapak kaki dan keseimbangan tubuh. Dalam mengoptimalkan perkembangan anak maka perlu diberikan stimulasi. Stimulasi agar anak berjalan adalah dengan cara membiarkan anak berjalan dengan berpegangan/merambat pada perabotan disekitarnya, mendorong kursi/troli sambil berjalan dan melakukan permainan dengan merangsang anak agar berjalan ke pelukan orang tua. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak ada alat bantu yang direkomendasi untuk belajar jalan.

    BalasHapus
  21. Hani Mufidatul Khoiriah9 Oktober 2022 pukul 12.08

    Terima kasih banyak dokter, untuk informasi nya. Artikel ini menginformasikan bahwa bayi tidak dapat secara instan bisa berjalan sendiri. Namun, kemampuan ini butuh latihan dan eksprimen berkali-kali.
    -Kemampuan berjalan-sendiri dari seorang bayi/anak merupakan salah satu tugas perkembangan motorik kasar, yang merupakan perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi dan otot.
    -Jika anak belum siap belajar jalan dan orangtua terlampau agresif mengajarkan anak cara berjalan, maka dikhawatirkan akan terjadi over-stimulasi yang akan merugikan si anak, karena anak akan menjadi rewel, kemampuan belajar akan menurun dan bahkan bisa terjadi penolakan.
    -Baby walker tidak direkomendasi sebagai alat bantu belajar berdiri maupun berjalan karena banyak kasus kecelakaan (bahkan beberapa kasus berujung pada kematian) terjadi karena baby walker
    -Proses belajar berjalan-sendiri, hendaknya dilakukan secara natural, tanpa banyak alat bantu
    -Cara alami yang bisa menstimulasi bayi dalam mencapai tingkat perkembangan "berjalan-sendiri" adalah dengan jalan rambatan.
    -Untuk menumbuhkan minat bayi belajar meraih dan bergerak, letakkan mainan atau benda yang menarik di depan bayi tepat sejauh jangkauannya.

    BalasHapus
  22. Tansa Hadi Bentari10 Oktober 2022 pukul 08.49

    Terima kasih atas ilmunya dokter. Kemampuan berjalan sendiri merupakan salah satu tugas perkembangan motorik kasar yang merupakan perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi dan otot. Kematangan sistem saraf pusat selain dipengaruhi oleh potensi genetik juga dipengaruhi dengan faktor lingkungan yang mana salah satunya adalah stimulasi.
    Stimulasi yang diberikan pada anak harus proporsional, baik dalam kualitas maupun kuantitas dan juga sesuai dengan tingkat maturitas saraf anak. Stimulasi agar anak berjalan adalah dengan jalan rambatan atau dengan berpegangan pada perabotan disekitarnya, tetapi perlu diingat jika baby walker tidak direkomendasikan sebagai alat bantu belajar berdiri maupun berjalan.

    BalasHapus
  23. Muhammad Haris Firdausi11 Oktober 2022 pukul 08.48

    Terimakasih banyak dokter atas informasi dan ilmu yang diberikan. Memberikan stimulasi pada bayi yang sedang mengalami tumbuh kembang sangat dibutuhkan banget nggih dokter. Saya jadi teringat alan dengan salah satu alat bantu berjalan tradisional di Madura yang terbuat dari bambu. Alat itu dipasang di halaman rumah dan ada pegangannya nah bayi yang sedang belajar berjalan bisa berpegangan Pada bambu lalu berjalan memutar pada satu pusat. Apakah itu bisa dilanjutkan dokter berhubung itu seperti sudah budaya dari kakek nenek?

    BalasHapus
  24. Delly Safira Hedaputri11 Desember 2022 pukul 18.50

    Wah ternyata baby walker yang dianggap masyarakat sebagai penyelamat saat melatih berjalan ternyata tidak dianjurkan ya. Semoga Aybun lebih berhati-hati menstimulasi anaknya dan harus selalu mengawasi anak saat belajar berjalan.

    BalasHapus
  25. Penggunaan baby walker atau "apollo" sangat sering digunakan oleh masyarakat terutama pada balita yang akan menginjak usia berjalan. Padahal hal tersbut tidak direkomendasikan karena justru mengurangi keinginan anak untuk bisa berjalan-sendiri. Melalui artikel ini semoga Ayah Bunda bisa lebih tepat dalam memlilih cara menstimulus anak dalam belajar berjalan.

    BalasHapus
  26. Mumpung saya punya keponakan yang usinya sudah mulai merangkak dan latihan berdiri, semoga setelah membaca ini jadi bisa langsung menerapkan ke keponakan tentang ilmu ilmunya. Apalagi beberapa minggu terakhir ini keponakan seneng banget pakai baby walker, ya nanti saya akan coba buat memberikan stimulasi dan cara yang baik dan tepat sesuai dengan tulisan dokter, terimakasih dokter

    BalasHapus
  27. betul bangett dokter, melihat anak mulai bisa berjalan untuk pertama kali adalah hal yg mengharukan, hal itu saya rasakan saat melihat keponakan saya mulai bisa berjalan antara terharu, senang dan bangga. namun saya izin bertanya dokter, di daerah saya orang tua yang anaknya belum bisa berjalan seperti teman lainnya, tidak sedikit diantaranya melakukan pijat terutama pada kaki untuk si kecil, apakah hal tersebut baik dan disarankan untuk anak nggih dokter dalam hal stimulasi berjalan ?

    BalasHapus
  28. Fenny Retno Ningrum12 Desember 2022 pukul 08.08

    Setuju dengan dokter. Banyak di kalangan masyarakat masih merasa bahwa penggunaan alat 'bantu' stimulasi jalan pada anak memang masih marak digunakan. Salah satunya generasi kami yang masih bersahabat erat dengan 'apolo' saat masih balita, bahkan sampai saat ini masih ada fotonya, dokter. Hehee. Seiring berkembangnya pengetahuan ternyata ada banyak hal tidak menguntungkan dari penggunaan baby walker nggih dokter

    BalasHapus
  29. Annisa Tri Andriani15 Januari 2023 pukul 20.51

    Terimakasih banyak dokter untuk ilmunya. Ternyata orang tua harus berhati-hati dalam menstimulasi anak berjalan, karena harus sudah ada tanda-tanda bayi siap untuk berjalan. Saya kira baby walker bermanfaat, namun faktanya tidak ya, sehingga pentingnya orang tua untuk stimulasi anak berjalan tanpa baby walker

    BalasHapus
  30. Damas Tsaniyah Min Rohmatillah15 Januari 2023 pukul 23.06

    Alhamdulillah dengan tulisan dokter ini dapat membeikan infromasi kepada para orang tua untuk tidak over memberikan stimulasi pada anak ketika anak belum siap berjalan tetapi dipaksa berjalan karena teman seusianya ada yang sudah berjalan. Apabila terjadi over-stimulasi maka akan merugikan anak, karena anak akan menjadi rewel, kemampuan belajar akan menurun dan bahkan bisa terjadi penolakan, dan efek jangka panjang, over-stimulasi juga akan berdampak negatif.
    Terkadang ada juga yang sebalikan anak sudah siap belajar berjalan, tetapi orangtua malah tidak menstimulasinya. Padahal stimulasi sesuai dengan usia itu penting untuk perkembangan anak salah satunya belajar berjalan ini. Karena berjalan merupakan suatu perkambangan yang begitu kompleks.
    Terima kasih nggih dokter atas ilmu yang dokter tuliskan dalam blog ini, setelah membaca ini banyak sekali ilmu yang saya dapatkan.

    BalasHapus
  31. Terima kasih banyak dokter sampun menuliskan materi yang sangat bermanfaat 🙏
    Saya baru tahu ternyata ada beberapa dampak negatif apabila orangtua melakukan stimulasi yang berlebihan terhadap anak, yaitu anak akan mudah menangis, kemampuan belajar anak menjadi menurun, dan bahkan anak bisa menolak. Selama ini saya pikir jika stimulasi diberikan secara masif maka akan sangat membantu dalam proses tumbuh kembang. Terima kasih banyak dokter sampun memberikan pencerahan 🙏😁

    BalasHapus
  32. Terimakasih banyak dokter untuk informasi yang sangat bermanfaat ini, dari beberpa artikel yang saya baca, meskipun stimulus sangat penting bagi anak, untuk perkembangan anak, perlu diperhatikan jugah bahwa stimulus yang berlebihan mengakibatkan dampat yang negatif bagi anak, berupa anak rewel dan busa menjadi penolakan oleh anak, sebagai orang tua kita harus lebih memperhatikan anak dan memberikan stimulasi sesuai dengan perkembanga yang dilakukan oleh anak, agar tujuan dari stimulasi yang diberikan dapat tercapai, beberapa alat bantu yang sering dipakai seperti babywalker tidak direkomendasikan untuk dipakai kepada sikecil yang sedang belajar untuk berjalan, karena tidak efek dalam membantu perkembangan anak untuk bisa berjalan secara mandiri.

    BalasHapus
  33. Maghfiri Sania Bidari16 Januari 2023 pukul 06.06

    Waaahhh ternyata baby walker yang selama ini di anggap aman untuk melatih anak berjalan tidak di anjurkan ya. Semoga para orang tua jaman sekarang lebih berhati2 dan lebih tlaten lagi dalam melatih anaknya.

    BalasHapus
  34. terima kasih dokter atas ilmunya. ternyata anak harus selalu diberi stimulasi agar dapat tumbuh potensi maksimalnya yaa, stimulasi yang natural dan tidak berlebihan dapat membuat anak tumbuh dan berkembang sesuai potensinya. salah satu pitfalls dalam stimulasi jalan ternyata adalah penggunaan alat bantu jalan yang sering digunakan oleh banyak orang tua di luar sana ternyata malah dapat menghambat perkembangan anak karena malah mengurangi kemampuan anak untuk belajar sendiri. ilmu yang sangat bermanfaat. terima kasih dokter.

    BalasHapus
  35. Put the attention on overstimulation! Seringkali peristiwa yang saya jumpai banyak orang tua yang membandingkan anaknya dengan anak lainnya. Hal tersebut menjadi baik apabila orang tua mengetahui benar range milestone stimulasi dan kemampuan anak sesuai dengan usianya, sehingga dapat lebih fokus dalam proses stimulasi untuk mencapai target sesuai usia si kecil. Namun kadang justru karena ketidaktahuan dan minimnya rasa penasaran dan literasi, seringkali orang tua ingin anaknya cepat bisa dalam segala hal sehingga menjadi over stimulasi. This might be the note for me also, untuk bisa lebih memahami milestone anak dan mulai belajar stimulasi anak untuk mencapai target sesuai usianya.
    And yes, a fact iz here! Ternyata baby walker itu ngga baik buat anak yaa. Terimakasih banyak untuk informasinya Dokter. On my way broadcasting the massages asap!

    BalasHapus
  36. Waah terima kasih banyak dokter atas ilmunya. Walaupun saya belum punya anak, tetapi saya punya adik kecil yang umurnya cukup terpaut jauh dengan saya. Saat adik saya bisa berjalan pertama kali saya juga ikut senang sekali dokter, karena lucu sekali anak kecil bisa jalan dengan walau tertatih-tatih dan jatuh tapi bisa bangkit lagi hihihi. Terkait dengan stimulasi berjalan saya setuju dokter, dan penggunaan baby walker yang dinilai sudah tidak membawa manfaatnya. Beberapa kali adik saya hampir terjatuh akibat menggunakan baby walker dokter, ndak lagi-lagi deh pakai baby walker....

    BalasHapus
  37. Bukan hanya soal Keterampilan dan tumbuh kembang, namun dibutuhkan konsistensi dan kesabaran dalam melatih anak untuk bisa berjalan hingga akhirnya dapat berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain / alat. Tetap tuntun anak dengan kasih sayang, biarkan mereka memiliki hasrat ingin tahu supaya apa yang anak harapkan dapat memberikan kebahagiaan bagi orang tuanya

    BalasHapus
  38. Dinda Alifia Darmajik30 Januari 2024 pukul 22.11

    Memang pada zaman sekarang ini masih banyak orangtua yang memaksakan kemampuan anaknya karena membandingkan dengan anak yang lain, sehingga banyak orangtua yang melakukan overstimulasi pada anaknya, salah satunya pada saat proses berjalan. Padahal alangkah baiknya jika proses belajar hendaknya dilakukan secara natural, tanpa banyak manipulasi. Dan ternyata penggunaan baby walker tidak baik untuk anak yaaa, karena sudah banyak diketahui kerugiannya, terimakasih banyak atas ilmunyaa dokterr

    BalasHapus
  39. Banyak orang tua yang overstimulasi pada anaknya karena sering membandingkan anaknya dengan anak lain bahkan saudaranya sendiri. Ada yang bilang "kakaknya dulu 1 tahun udah bisa jalan" sehingga menjadi patokan agar adiknya diusia tersebut juga bisa jalan. Alangkah baiknya proses berjalan anak dinikmati setiap tahapannnya mulai dari mengangkat kepala dulu, miring, tengkurap, merangkak, duduk, berdiri-sendiri dan akhirnya mampu berjalan-sendiri.

    BalasHapus
  40. Banyak bunda bunda yang ingin anaknya mempunyai perkembangan yang cepat. sabar wahai bunda setelah baca postingan ini bahwa balita tidak bisa ujug ujug dapat berjalan sendiri. Keahlian ini perlu latihan serta eksprimen berulang kali.- Kemampuan berjalan- sendiri menumbuhkan pertumbuhan motorik agresif, yang ialah pertumbuhan kontrol pergerakan tubuh lewat koordinasi kegiatan saraf pusat, saraf tepi serta otot dan emosional anak ya bun.

    BalasHapus

Posting Komentar