blog dokter taura big ad

MIRACLE IN CELL NO. 7: AYAH ADALAH CINTA PERTAMA ANAK PEREMPUANNYA

61 komentar

Weekend di awal September 2022 ini, saya berencana mengunjungi beberapa obyek wisata menarik di Kota Batu Malang, sekaligus mengunjungi anak kedua yang sedang menempuh pendidikan di sebuah boarding school di Kota Batu Malang. Namun, kebijakan dari pihak pondok meniadakan kunjungan di bulan September ini karena para santri sedang padat kegiatan, terutama kegiatan PTS (Penilaian Tengah Semester). 

Jadilah saya bersama istri tercinta mengisi weekend ini dengan menonton sebuah film yang sangat fenomenal yang digarap oleh sutradara kenamaan Indonesia. 

Berhubung saya ingin menjadi lifestyle blogger, maka saya tulis catatan singkat tentang review film yang saya tonton semalam, yang berjudul Miracle in Cell No. 7 

Film nasional Miracle in Cell No. 7 (2022) merupakan adaptasi dari film Korea dengan judul yang sama yang tayang pada tahun 2013. Film yang mempunyai alur yang kuat ini termasuk film terbaik Korea sepanjang masa yang melegenda tidak hanya di negara asalnya, namun juga di seluruh dunia.

Tak heran jika di beberapa negara, film ini di re-make sedemikian rupa, disesuaikan dengan kondisi setempat. 

Re-make film Miracle in Cell No. 7: not only Indonesia

Selain Indonesia, ternyata ada 6 negara yang melakukan re-make film Miracle in Cell No. 7 termasuk salah satunya adalah film Bollywood

Berikut adalah daftar negara yang lakukan re-make film Miracle in Cell No. 7

  1. Indonesia
  2. Turki
  3. Filipina
  4. India
  5. Spanyol
  6. Arab
  7. Kanada
Menurut sutradara film Miracle in Cell No. 7 versi asli (Korea), Lee Hwan-kyung, film Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia karya Hanung Bramantyo adalah film remake terbaik.
Sutradara asli film Miracle in Cell No. 7, Lee Hwan Kyung memuji film remake karya Hanung Bramantyo
Sumber: Grid.id

Based on True Story

Konon, alur cerita film Miracle in Cell No. 7 dibuat based on true story alias berdasarkan kisah nyata. 

Tokoh asli Lee Yong Gu dari Miracle in Cell No. 7 versi Korea, adalah seorang pria bernama Jeong Won Seop. Ia adalah seorang disabilitas intelektual yang meninggal pada usia 87 tahun.

Tetapi sangat disayangkan, Jeong harus menghabiskan waktu selama 15 tahun di penjara setelah melakukan persidangan ulang. Kala itu ia dituduh memperkosa dan mencekik seorang gadis sekolah dasar, anak dari kepala polisi Chuncheon pada tahun 1972. Kemudian, Jeong baru dibebaskan pada tahun 2018.

Berbeda dari versi true story, di film Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia, ayah korban diceritakan seorang pimpinan partai politik yang sangat berpengaruh di kota itu.

Sinopsis Film Miracle in Cell No. 7

Film Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia tidak 100% sama dengan versi aslinya, namun secara garis besar, alur cerita dipertahankan sesuai dengan aslinya.

Salah satu yang membedakan adalah joke-joke yang muncul di sepanjang alur cerita, sangat lokal dan natural. Komedi yang tersebar merata di sepanjang film inilah yang menjadi salah satu kekuatan film ini.

Miracle In Cell No.7 menceritakan tentang Dodo Rozak (Vino G. Bastian) seorang ayah yang tak sempurna yang memiliki keterbatasan dalam hal kecerdasan yang membuatnya bertingkah dan berperilaku seperti anak-anak, ia berusaha menjadi ayah yang baik untuk putrinya Kartika (Graciella Abigail dan Mawar de Jongh).
Sumber: urbanjabar.com

Sebagai ayah yang mengalami retardasi mental, Dodo berjualan balon setiap harinya. Namun Kartika, anak semata wayangnya tetap bangga dengan sang ayah yang merupakan single parent.

Suatu hari, saat Kartika sekolah dan Dodo menjajakan balon dagangannya, terjadi peristiwa besar yang membuat Dodo ditangkap polisi dengan tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap seorang anak bernama Melati.

Karena keterbelakangan mental yang diderita, Dodo kesulitan untuk menjelaskan kronologis peristiwa yang dia alami. Singkat cerita, Dodo yang berniat menolong Melati, malah dituduh sebagai pembunuh dan pemerkosa.

Dodo pun akhirnya masuk penjara dan ditempatkan di sel nomor tujuh. Di sel inilah Dodo berteman dengan para napi, antara lain: Japra (Indro Warkop), Jaki (Tora Sudiro), Bewok (Rigen Rakelna), Atmo (Indra Jegel), dan Asrul “Bule” (Bryan Domani).

Di sinilah dimulai beberapa petualangan seru yang akan mengundang gelak tawa para penonton. Akting Indro Warkop sebagai komedian senior membuat suasana film menjadi hidup. Tiap dialog yang diucapkan oleh aktor senior ini seolah menjadi nyawa bagi perjalanan sisi komedi film ini.

Kedekatan hubungan Dodo dengan para penghuni sel nomer 7 menumbuhkan rasa empati dari para napi dan akhirnya mereka sepakat untuk menyelundupkan Kartika ke dalam sel.

Petualangan para napi dalam menyelundupkan Kartika ke dalam sel hingga ketahuan oleh kepala lapas, Hendro Sanusi (diperankan oleh Denny Sumargo) dan beberapa kejadian penting yang membuat Hendro berempati kepada Dodo dan memutuskan untuk mengadopsi Kartika.

Kartika yang digadang-gadang oleh Dodo dan ibunya, Juwita (seorang perawat) menjadi seorang dokter, akhirnya merelakan cita-cita mulianya itu dan beralih menjadi pengacara demi bisa membebaskan dan membersihkan nama baik ayahnya.

Para Pemeran Miracle in Cell No. 7

Film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia ini disutradarai Hanung Bramantyo, diproduseri Frederica, dan Alim Sudio penulis skenario.

Film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia berhasil membuat penonton tertawa sekaligus menangis
Sumber: imdb.com

Tak bisa dipungkiri bahwa salah satu kekuatan film ini adalah akting Vino G. Bastian sebagai Dodo Rozak. Sedangkan yang berperana sebagai Karika kecil adalah Graciella Abigail. 

Sepanjang film, kedua pemeran utama ini menampakkan chemistry yang sangat kuat, hingga mampu membawa emosi penonton naik turun bak roller coaster. Adegan yang paling menyayat hati dan membuat penonton tak bisa menahan keluarnya air mata adalah adegan perpisahan antara Dodo dan Kartika saat Dodo hendak dipindah di Nusa Kambangan. Tatapan mata keduanya, mimik mukanya, dan juga dialog sederhana tapi ngena, membuat penonton seolah turut merasakan bagaimana rasanya ikatan antara anak dan ayah dipaksa putus hanya karena kesalahpahaman.

Film ini juga didukung oleh beberapa artis papan atas yang berperan sebagai rekan satu sel Dodo, antara lain:

  1. Indro Warkop sebagai Japra
  2. Tora Sudiro sebagai Jaki
  3. Brian Domani sebagai Astro Bule
  4. Indra Jegel sebagai Atmo atau Gepeng
  5. Rigen Rakelna sebagai Bewok
  6. Wisnu Wikana sebaka Okto

Ending Film Miracle in Cell No 7

Di akhir cerita, kita akan disuguhkan bagaimana perjuangan seorang anak (Kartika dewasa) yang sekarang menjadi seorang pengacara handal, yang memperjuangkan kebenaran di balik vonis hukuman mati yang disandang ayah tercintanya. 

Tidak mudah bukan?

Apalagi yang dihadapi adalah seorang politikus berpengaruh. Namun dengan kekuatan cinta (cinta seorang anak kepada ayahnya) akhirnya usaha Kartika membuahkan hasil. Dodo Rozak dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan dari segala tuduhan yang selama ini melekat dengan dirinya.

Ternyata benar, bahwa seorang Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Cinta yang terkadang harus diperjuangkan hingga tetes darah penghabisan.

Adegan saat Kartika dewasa mengujungi lapas setelah berhasil membebaskan ayahnya adalah adegan yang paling sulit untuk tidak meneteskan air mata. Apalagi adegan tersebut dilatarbelakangi oleh suara merdu Andmesh Kamaleng yang menyanyikan lagu Andaikan Kau Datang Kembali. Suara emasnya yang mendayu makin membuat penonton baper dan berakhir dengan merelakan jatuhnya tetes-tetes cairan hangat dari kedua matanya.

DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

61 komentar

  1. Terima kasih dokter review film nya banyak yang nangis katanya dokter liat film ini, bisa masuk list rencana nonton di bioskop nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat refreshing di tengah padatnya jadwal koas, bisa nonton film ini deh... Recommended

      Hapus
  2. Terima kasih dokter untuk review filmnya,, yang katanya bikin haruu.. bisa masuk list rencana untuk nonton nihh πŸ™

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wajib tonton nih,,, biar gak stres jadi koas, hehehe... Beneran! Percaya aku: bagus banget

      Hapus
  3. jadi semakin penasaran dok sama filmnya, sepertinya asik dijadikan agenda akhir pekan ini buat nonton

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biar gak penisirin, tonton dong ris... Mumpung masih tayang di bioskop

      Hapus
  4. Vino G bastian kluar zona nyaman yaaa

    Keren bgt bapak satu iNi.
    Risetnya pasti daebakkkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, berhasil jadi center di film ini dengan peran yang sangat menantang.

      Hapus
  5. Meskipun dikemas dalam cerita yang sedikit berbeda tapi remake versi Indonesia ini kabarnya sukses. Baca review dari Dokter Taura, saya jadi tahu alasannya. Pemainnya jempolan, dan penggarapan film tentu saja ga ragu lagi, kualitas Hanung Bramanto! Penasaran nonton Miracle in Cell no & versi Indonesia ini saya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sukses membuat penonton nangis sekaligus tertawa. Calon penguasa piala citra 2022 nih keknya

      Hapus
  6. Sudah cocok jadi lifestyle Blogger. Banyak tulisan mengulas tempat wisata dan Review yang menarik karena tetap ada ciri pak dokter. Dari beberapa review film ini yg saya baca, seingat saya hanya di blog ini disebut bahwa Dodo memiliki retardasi mental.

    BalasHapus
  7. Hehehe, iya. Keterbelakangan intelektual dalam bahasa medis biasa disebut retardasi mental, dengan berbagai tingkatan tergantung level IQ-nya

    BalasHapus
  8. Gusti kenapa aku belum lihat film ini baru baca dari artikel ini malah ikutan berkaca kaca ya, huhuhu

    Sebatas lihat story teman-teman tapi belum tertarik untuk melihatnya, eee setelah baca artikel ini jadi pengin nonton, huaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beneran kak, film ini bagus banget... Rugi kalo gak nonton!

      Hapus
  9. wah kok baru tau kalo Hanung remake film "Miracle in Cell no7"
    kemana aja ya saya selama ini #tepokjidat
    karena saya udah lihat versi Bollywoodnya
    cari ah, mau lihat akting Vino, Indro Tora dkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nontonnya di bioskop ya Ambu... Percaya saya, film ini mengandung bawabg sekebon...

      Hapus
  10. Reviewnya bagus sekali dokter, menggambarkan filmnya tanpa spoiler yang berlebihan. Dulu pernah nonton yang versi koreanya, sekarang jadi penasaran versi indonesianya karena baca review dari dokter hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ini film bagus banget. Sempatkan nonton ya... Jangan ;lupa bawa kanebo

      Hapus
  11. Daku belum nonton filmnya ini.
    Masih menyimak review manteman, yang bilang bagus, haru, ada juga yang bilang "kok gue malah biasa aja" 😧. Jadinya galau mau nonton

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, ini film bermutu... Bagus banget sih. GAk nahan tertawanya. Gak nahan nangisnya...

      Hapus
  12. Film yang sangat menyentuh dok. Kartika dibalik kekurangan ayahnya tetapi rasa cintanya tidak luntur & tidak malu. Aku paling suka kalau ada Indro Warkop, aktor gaek ini dok pinter banget ngocok perut. Good review dokter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, aku juga seneng lihat film indonesia yang dibintangi aktor2 kelas kakap gini... Gak rugi

      Hapus
  13. Masih versi korea aku takut nonton karna males nangis. Skarang uda ada versi Indonesianya masiih jg tetep takut nonton.
    Duuuh emak2 ini klo ada berkaitan dengan anak air mata tak bisa dibendung. Takut kebayang2 fan membayangkan anak sendiri. 🀦🏼‍♀️
    Tapi nanti kucoba nonton deh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupa bawa kanebo sama ember ya.... sebelum nonton, minum air putih yang banyak biar gak dehidrasi

      Hapus
  14. Aduh, saya baru baca ulasannya di sini aja udah mau netes air mata di endingnya, gimana kalau nonton langsung. Meskipun banyak komedinya juga, sepertinya harus siapkan tissue nih kalau nonton langsung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lucunya natural, bikin nangisnya gak kaleng-kaleng. Buruan nonton...

      Hapus
  15. Oh kalau Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia, Ayah Dodo gak sampai di vonis meninggalkah?
    Sehingga ending versi Korea dan Indonesia berbeda yaa..?

    Kagum sama Vino G. Sebastian yang kabarnya berlatih cukup lama untuk memerankan karakter Ayah dengan keterbatasan intelektual ini.
    Menjadi catatan bagi kita semua bahwa keluarga adalah pondasi terkuat kuatnya karakter anak-anak dalam bertumbuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, keluarga adalah pondasi terkuat dalam pembentukan karakter anak. Peran orang tua sangat vital

      Hapus
  16. Aku belum nonton sih yang versi Indonesia nya ini. Tapi Uda nonton yang versi Korea nya. Itu aja Uda asli banjir air mata. Jadi ga sabar. Pengen nonton yang versi Indonesia nya ini. Apalagi aku emang penggemar vino Bastian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Vino Bastian aktingnya memang bagus, gak diragukan lagi. Diam-diam yang dibintangi Vino selalu kelas A

      Hapus
  17. Baca review dan sinopsis ini aja aku udah nangis terharu. Apalagi kalau aku nonton langsung, ya? Hiks.. Sayang banget aku tinggal di desa yang jauh di kota. Nggak bisa nontonnya langsung di bioskop kesayangan. Padahal pasti seru dan berkesan banget ya kak ni film.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tunggu versi DVD aslinya aja kak... Pokoknya ini film bagus, titik.

      Hapus
  18. Banyak yang bilang, film ini mengandung bawang alias sangat menguras emosi penontonnya
    Memang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya ya dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, yuk buktikan sendiri dengan menonton film ini bareng keluarga... Kalau gak nangis, uang kembali

      Hapus
  19. Sudah nonton versi aslinya (korea)? Kalau belum, coba nonton versi aslinya dulu... Bisa donlot kan?

    BalasHapus
  20. Dilihat dr judulnya kayak gak asing, ternyata versi aslinya dr korea ya.. Jd pingin nonton versi Indo nya jg nih.. Kayaknya seru ada komedinya juga..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Superduper seru mbak... Jangan lupa bawa kanebo buat nyeka air mata, ingat kata mbak palupi: hemat sampah!

      Hapus
  21. Aku sudah nonton yang versi Korea dan nangis banget. Kali ini sama sutradara yang pertama kali bikin film-nya, versi Indonesia dibilang yang terbaik dari semua remake yang pernah dibuat. Jadi pengen nonton juga deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget. Sama-sama mengandung bawang. Isu keadilan bagi seluruh umat juga sama-sama kental. Duh, jangan banyak pertimbangan deh, langsung nonton aja

      Hapus
  22. Hi lifestyle bloger! Reviewnya filmnya keren bets aku jadi pengen nonton. Duh lifestyle bloger jadi ke tambahan saingan nieh. Review film sexy doctor is mine juga Dok. Gimana kalau dokter review film dokter😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Sexy doctor is mine" itu film korea? Duh, ampyun deh... kalah saing sama teh Lendy.... aku ambil jalur aman aja....

      Hapus
  23. Hani Mufidatul Khoiriah15 September 2022 pukul 06.56

    Saya baru nonton versi korea nya dokter, awalnya hanya iseng coba-coba nonton karena ada artis favorit saya park shin hye. Ternyata bagus banget film nya, sampe banjir tangis saya... Setelah baca review dokter jadi pengen banget nonton versi Indonesia nya.. semoga bisa ada waktu buat saya nonton film ini di bioskop :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buruan segera nonton. Biar ada kenangan pernah nonton bioskop di lamongan, hehehe....

      Hapus
  24. Terima kasih dokter sudah memberikan review untuk film ini. Saya belum nonton yang korea, indonesia pun belum. Sekarang saya jadi kepo pengen nonton filmnya dok 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk, biar sekalian refreshing... dari pada rebahan di kamar kos...

      Hapus
  25. Wah selamat melebarkan sayap menjadi lifestyle blogger, Pak. Menarik sekali ceritanya. Jadi pingin nonton. Pastinya mengharu biru juga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe... ternyata gak mudah ya jadi lifestyle bloger. Harus selalu punya ide-ide segar sekaligus harus pandai menyambut peluang...

      Hapus
  26. Wah ku pingin nonton ini tapi pasti jadi nangis gulung gulung iniiii..Sedih kali pasti. Aku pernah nonton yang versi Koreanya dan memang sesedih itu sih ya..hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dijamin nangis sih, tapi gak sampai gulung gulung kalee...

      Hapus
  27. Beberapa kali baca review film ini dari kakak-kakak Blogger, tapi review dokter bener-bener bikin saya pingin nonton film Miracle in Cell no 7 ini.
    Duhh betapa kuatnya cinta Kartika hingga mampu mengorbankan cita-citanya demi terus memperjuangkan hak bebas ayah tercintanya.
    Recomended banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak... Semoga film ini bisa menginspirasi penontonnya ya... Bravo film indonesia

      Hapus
  28. Penasaran sama responnya dokter dan sinistri, kwkkwkkwkw. saat the last adegan yang konon membuat mata berkaca². auto pengen nonton filmnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di last scene emang sangat menyentuh... Ditambah suara Andmesh yang mendayu... "Andaikan kau datang kembali... "

      Hapus
  29. Terimakasih dokter untuk review filmnya, saya jadi pengen nnton filmnya tapi takut adegan yang bikin mata berkaca", benar" menguras emosi, jarang nonton film dengan genre kaya gini, tapi bakal jadi salah satu list film yang harus ditonton, apalagi kalau bareng sama keluarga.

    BalasHapus
  30. Damas Tsaniyah Min Rohmatilla25 Januari 2023 pukul 09.06

    Saya sangat senang membaca tulisan dokter mengenai film “Miracle in cell no 7”. Karena sampai sata ini saya belum pernah melihat filmnya, hanya pernah melihat versi film koreanya. Saat membaca tulisan dokter saya jadi terbawa suasana dan membayangkan bagaimana pengorbanan seoarang ayah untuk anaknya dan cinta seorang anak prempuan ke orang tuanya.
    Terima kasih nggih dokter atas ulasan filmnya. Begitu luar biasa..

    BalasHapus
  31. Wah terima kasih banyak dokter atas review filmnya πŸ™πŸ™ saya belum pernah nonton film ini, tapi berkat tulisan dokter saya jadi tertarik dan penasaran pingin nonton, penasaran dengan gimana caranya film yang dibintangi aktor aktor dengan tampang garang tapi bisa membawa suasana melow sampai bikin mata jadi berkaca kaca πŸ˜πŸ™

    BalasHapus
  32. Annisa Tri Andriani25 Januari 2023 pukul 22.58

    Terimakasih banyak dokter untuk revirw film ini. Saya sudah menonton fikm ini versi korea nya, tapi saya rasa untuk versi indonesia nya tak kalah mengharukannya. Hanya dengan membaca blog dokter, saya bisa tau bahwa film ini layak untuk mendapatkan title film terbaik. Disini saya mengerti bahwa cinta pertama anak adalah orang tuanya

    BalasHapus
  33. Maghfiri Sania Bidari26 Januari 2023 pukul 06.53

    Wahhhh dari review dokter saya jadi ingin nonton tpi sayangnya belum ada di aplikasi wetv, udah dari lama ingin nonton film ini karna liat tmen2 yg sudah nonton pada nangis semua

    BalasHapus
  34. Waah dokter ini salah satu film wishlist saya yang sudah lama sekali ingin saya tonton. Jujur saya belum nonton versi korea nya dok karena berdasarkan review teman-teman saya memang filmnya mengandung bawang dok, saya sudah tidak sanggup mendengar cerita-ceritanya yang katanya sedih. Saya suka sedih dok sama film-film yang bertema family, soalnya pasti saya nangis dokkk soalnya saya cengengg hikss. Kadang saya capek nangisnya dokk, jadinya kadang suka mikir2 kalo nonton film bertema family. Tapi suatu saat insha Allah akan saya tonton ketika hati saya sudah siap dokk hehehe:D

    BalasHapus
  35. Another full-bowl of onion iz here😭😭
    Dari sinopsis yang disajika dokter Taura saja sudah bisa membayangkan betapa sendunya, betapa besarnya sebuah perjuangan, dan betapa berharganya value yang bisa dipetik. Justru antara mau nonton dan engga karena khawatir ga kuat. But anyway, ini bener-bener mendidik dan merupakan sajian keluarga yanh llg berkualitas. Keep up buat industri perfilman Indonesia, terima kasih refensinya Dokter!

    BalasHapus
  36. terima kasih dokter untuk saran filmnya. bisa jadi satu film yang bagus ditonton dikala waktu luang, siapkan cemilan dan minuman, lalu jangan lupa lap tangan buat jaga jaga nangis lanjut tinggal nonton deh

    BalasHapus

Posting Komentar