blog dokter taura big ad

INDONESIA KLB CAMPAK, BEGINI REKOMENDASI TATA LAKSANA CAMPAK PADA ANAK

Sejak akhir tahun 2022, Kementrian Kesehatan RI telah menyatakan bahwa Indonesia dalam kondisi KLB (Kejadian Luar Biasa) CAMPAK dikarenakan meningkatnya angka kejadian campak.

Pada trimester ke-3 tahun 2022, terdapat 1643 kasus campak terkonfirmasi laboratorium di 157 kabupaten kota di 28 Provinsi atau meningkat hingga 8 (delapan) kali lipat dibandingkan dengan 2021.

Tingginya angka kejadian campak ini, tak lepas dari rendahnya angka cakupan imunisasi campak beberapa tahun terakhir akibat pandemi Covid-19. Perlu dopahami bersama, bahwa pemberian imunisasi campak adalah cara paling jitu dalam mencegah dan mengendalikan penularan penyakit campak. 

Indonesia saat ini dinyatakan sedang KLB campak


Benar saja, dalam 3 bulan terakhir, saya sebagai dokter spesialis anak, menemukan setidaknya 10 kasus. Angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan 2-3 tahun sebelum ini, dimana kasus campak sudah sangat jarang saya temukan dapam praktik sehari-hari, bahkan nihil dalam beberapa tahun sebelum pandemi.

Beberapa pertanyaan seputar gejala, tanda dan bahaya penyakit campak pun mulai berseliweran di media sosial saya. Salah satunya dari Ibu Larasati, Blogger Depok ini menanyakan apakah semua demam disertai ruam di kulit, termasuk campak? Lifestyle Blogger yang satu ini tahu betul sebahaya apa penyakit yang sangat menular ini.

Data Terkini Seputar KLB Camapk di Indonesia

Pada trimester ke-3 tahun 2022, terdapat 1643 kasus campak terkonfirmasi laboratorium di 157
kabupaten kota di 28 Provinsi atau meningkat hingga 8 (delapan) kali lipat dibandingkan dengan 2021.

Insidens kasus campak terutama di wilayah dengan cakupan imunisasi rendah. 

Data WHO 2020 menunjukkan bahwa angka kematian akibat campak di Indonesia mencapai 215 atau 0,01% dari seluruh kematian.

Angka kematian anak secara global sebanyak 160.000 per tahun akibat campak dengan berbagai komplikasinya 

Tanda, Gejala dan Perjalan Penyakit Campak

Campak (nama lain: Morbili, Measles) adalah penyakit yang SANGAT menular, yang disebabkan infeksi virus Campak dari famili Paramyxovirus.

Campak ditularkan melalui "air-borne". Percikan air ludah penderita saat batuk, bersin ataupun berbicara akan memercikkan virus dan jika dihirup oleh orang lain yang sehat, virus akan masuk melalui jalan nafas dan akan hidup dan berkembang biak di tubuh host yang baru.

Jika di dalam tubuh host yang baru tidak mempunyai kekebalan spesifik terhadap virus campak (diperoleh dengan imunisasi) maka masuknya virus campak ini akan menimbulkan manifestasi "sakit campak"

Perjalanan penyakit campak pasca masa inkubasi (periode mulai masuknya virus ke tubuh manusia hingga menyebabkan gejala penyakit, yaitu selama 8-12 hari) dibagi menyadi 3 stadium, yaitu Stadium Prodromal (stadium awal), Stadium Erupsi dan Stadium Konvalesen (peyembuhan)

Stadium Prodromal (Awal)

Pada stadium awal, terjadi 3 gejala utama yaitu: 

  1. Demam tinggi, 
  2. Batuk pilek
  3. Conjunctivitis (radang pada selaput mata: mata merah, berair dan takut cahaya).

Pada fase ini terjadi kenaikan suhu secara bertahap hingga mencapai puncaknya pada hari ke-4 hingga hari ke-5, dimana suhu tubuh bisa mencapai diatas 40 C. 

Saat puncak-puncaknya demam inilah biasanya muncul ruam kulit kemerahan

Batuk pilek mulai muncul sejak hari pertama sakit, berbarengan dengan munculnya gejala demam. Batuk kerap kali ngekel dan sulit keluar dahak. Gejala pilek, hidung tersumbat akan menghilang mengikuti turunnya suhu tubuh, yaitu pada hari ke-6 atau 7. Sedangkan batuk akan menetap hingga fase penyembuhan, bahkan bisa berlangsung hingga beberapa minggu.

Gejala conjunctivitis (radang selaput mata) meliputi mata merah, keluar cairan dari mata (nerocoh), takut cahaya dan seringkali disertai pembengkakan kelopak mata. Gejala-gejala ini muncul sejak hari pertama dan akan menghilang mengikuti meredanya demam, yaitu kira-kira pada hari ke-6 atau ke-7.

Stadium Erupsi

Bisa dikatakan bahwa pada fase inilah, gejala campak makin nyata karena khas baik dari jenis ruamnya maupun lokasinya. 

Ditandai dengan munculnya ruam kulit berwarna kemerahan dengan permukaan yang meninggi dan berbentuk seperti pulau-pulau. 

Ruam kulit yang khas ini mulai muncul dengan urutan yang khas pula (tidak muncul secara bersamaan di seluruh tubuh). Dimulai di belakang telinga, leher, wajah, dada/punggung, perut, tangan dan kaki.

Kira-kira 3 hari terhitung mulai saat pertama muncul ruam kulit, demam akan turun dengan sendirinya.

Ruam kulit sendiri akan menghilang setelah eksis selama 5-6 hari.

Ruam kulit yang disebabkan oleh campak tidak pernah berbentuk blister (kelainan kulit dengan permukaan meninggi dan berisi cairan didalamnya, seperti cacar air) dan tidak gatal. 

Perjalanan penyakit campak melalui 3 stadium.

Stadium Konvalesen (Penyembuhan)

Pada stadium ini, tanda yang paling mencolok adalah menghilangnya ruam kulit.

Menghilangnya ruam kulit pada stadium ini, tidak mendadak hilang begitu saja, tapi melalui beberapa proses yaitu proses hiperpigmentasi (ruam kulit berubah warna menjadi lebih gelap hingga menghitam) diikuti proses deskuamasi, yaitu menghilangnya bekas ruam dengan cara mengelupas.

Mulai proses hiperpigmentasi hingga deskuamasi membutuhkan waktu beberapa minggu.

Pada stadium ini sering kali gejala batuk masih setia menemani si kecil. Jadi, dari semua gejala campak (panas, batuk, pilek, mata merah, ruam kulit), yang paling akhir undur diri adalah batuk.

Komplikasi Penyakit Campak

Satu diantara lima penderita campak, terjadi komplikasi mulai ringan hingga berat

Selain 3 stadium perjalanan penyakit campak, komplikasi inilah yang membedakan campak dengan penyakit lain (biasanya juga karena virus) yang termasuk golongan penyakit "demam dan ruam" (baca: fever and rash)

Komplikasi cenderung berkembang jika demam tidak turun 1-2 hari setelah munculnya ruam.

Beberapa komplikasi campak yang sering terjadi adalah: 

  1. Otitis Media (Infeksi telinga bagian tengah)
  2. Pneumonia (radang paru-paru), 
  3. Diare
  4. Croup (infeksi saluran napas atas ditandai dengan batuk kering, suara parau dan sesak), 
  5. Malnutrisi (anak menjadi gizi kurang hingga gizi buruk), 
  6. Sariawan
  7. Komplikasi mata (paling sering infesi bakterial pada selaput mata)

Beberapa komplikasi berikut ini juga bisa terjadi pada penderita campak walaupun frekuensinya jarang, yaitu 

  • Encephalitis (radang otak), 
  • Myocarditis (infeksi otot jantung), 
  • Appendicitis (usus buntu), 
  • Pneumothoraks (timbunan udara yang terjebak diantara kedua selaput paru)

Tidak semua penderita campak mengalami komplikasi. 

Ditengarai ada beberapa faktor risiko terkait terjadinya komplikasi, antara lain: 

  1. Usia dibawah 12 bulan, 
  2. Malnutrisi (gizi kurang atau bahkan gizi buruk), 
  3. Tinggal di daerah padat nan kumuh, 
  4. Penderita dengan imunitas yang rendah (infeksi HIV, keganasan, gizi buruk), 
  5. Penderita dengan kadar Vitamin A yang kurang.

Selain beberapa penyulit diatas, penyakit campak juga berhubungan erat dengan masalah kesehatan jangka panjang, seperti kebutaan, penyakit paru menahun, malnutrisi, gagal tumbuh dan kejadian infeksi berulang.

Jadi, lengkap sudah alasan kenapa campak tergolong penyakit SERIUS. Selain sangat menular, perjalanan penyakitnya cukup berat, beresiko terjadi komplikasi dan juga terkait dengan problem kesehatan jangka panjang.

Peran Imunisasi Campak

Pemberian imunisasi campak adalah satu-satunya pencegahan terhadap infeksi tersebut dan tidak mendapat imunisasi campak merupakan salah satu faktor risiko kematian akibat campak.

Kematian akibat campak pada anak dipengaruhi oleh:

  • Infeksi sekunder oleh bakteri
  • Efek imunosupresif oleh virus
  • Keterlibatan organ multisistem
  • Tingkat keparahan campak pada saat datang ke fasyankes
  • Status gizi dan komorbid pasien
Tidak semua penderita campak mengalami "Campak Berat" (campak dengan komplikasi). Berikut adalah penderita yang berisiko tinggi mengalami campak berat:

  1. Tidak pernah mendapat imunisasi campak
  2. Malnutrisi
  3. Usia bawah lima tahun
  4. Memiliki komorbid dan imunokompromais (mis. leukemia, keganasan lain, HIV)
  5. Sedang dalam terapi imunosupresan
  6. Ditemukan keterlibatan mukosa luas seperti stomatitis 
    Peran imunisasi campak terhadap pengendalian penyakit campaka, sangat vital

Rekomendasi Penatalaksanaan Campak pada Anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tertanggal 9 Januari 2023 mengeluarkan rekomendasi terbaru bernomor 07/PP IDAI/SR/1/2023 tentang Tata Laksana CAmpak

Pengobatan campak bersifat suportif, meliputi pemberian antipiretik, cairan, dan tata laksana terhadap komplikasi. 

Upaya untuk menekan terjadinya komplikasi dan angka kematian terkait campak adalah dengan cara sebagai berikut:

  1. Memberikan vitamin A dosis tinggi 1 (satu) kali perhari pada kasus campak selama 2 hari berturut-turut dengan dosis:
    • Vitamin A 100.000U per oral (6 bulan sd 1 tahun) 
    • Vitamin A 200.000U per oral (>1 tahun) 
    • Khusus pada gizi buruk dan/atau komplikasi mata diberikan tambahan pada 2 minggu berikutnya
  2. Antivirus: Ribavirin, secara in vitro mampu menekan virus campak. Pemberiannya akan menurunkan durasi demam dan gejala konstitusional. Beberapa ahli memberikan pada kelompok yang berisiko kematian, yaitu usia <12 bulan, >12 bulan dengan ventilasi mekanik, dan imunokompromais. Saat ini, belum ada izin BPOM sebagai terapi campak dan belum tersedia di Indonesia. 
  3. Memberikan antibiotik pada kasus dengan pertimbangan khusus 
  4. Jika terjadi Sariawan : 
    • Cuci mulut dengan air bersih dan asin setidaknya empat kali sehari 
    • Hindari memberikan anak makanan pedas. 
    • Jika sariawan muncul superinfeksi dengan bakteri, obati dengan antibiotik. 
  5. Perawatan mata:
    • Untuk konjungtivitis ringan, cairan bening dan encer, tidak diperlukan pengobatan. 
    • Jika mata mengeluarkan pus atau sekret keruh, maka obati superinfeksi bakteri dengan salep bakteri, seperti salep tetrasiklin, dioleskan tiga kali sehari selama 7 hari. 
    • Bersihkan mata dengan hati-hati menggunakan kasa steril yang dicelupkan ke dalam air bersih yang sudah matang . 
  6. Perawatan kulit:
    • Pastikan kulit tetap bersih dan kering, 
    • Pantau tanda-tanda infeksi, seperti selulitis atau infeksi jaringan lunak lain 

Rekomendasi Pemberian Antibiotik pada Campak

Campak adalah penyakit akibat infeksi virus yang secara umum tidak memerlukan antibiotik, namun pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan pada anak campak yang mengalami komplikasi infeksi bakteri sekunder seperti pneumonia, sepsis, syok septik. 

Pemberian antibiotik pada pasien campak rawat inap, disesuaikan dengan kondisi klinis dan tata laksana mengikuti panduan IDAI. Dalam keadaan anak termasuk dalam kelompok risiko tinggi campak berat dan atau memiliki kondisi, sbb:

  1. Klinisi tidak dapat memonitor perkembangan pasien 
  2. Jauh atau sulit menjangkau fasyankes 
Permberian antibiotik dengan pertimbangan khusus dengan menimbang manfaat dan risiko. Pilihan pemberian antibiotik oral pada anak campak yang masuk dalam kriteria di atas, antara lain kotrimoksazol (trimethoprim 8 mg/kg dan sulfametoksazol 40 mg/kg perhari, terbagi 2 dosis) atau amoksisilin (berat badan <40kg: 20–40mg/kg/hari terbagi 3 dosis) yang diberikan selama 5 sampai 7 hari.

KESIMPULAN

  1. Sejak akhir 2022 Indonesia sedang dalam kondisi KLB Campak mengingat angka kejadian penyakit campak yang sangat meningkat hingga 32 kali dibandingkan sebelumnya.
  2. Meningkatnya angka kejadian penyakit campak disebabkan karena rendahnya cakupan imunisasi campak pada saat terjadi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
  3. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi terbaru terkait tata laksana campak yang antara lain merekomendasikan pemberian vitamin A peroral, pemberian antibiotik atas indikasi dan pemberian antivirus Ribavirin pada kasus berat
  4. Pemberian imunisasi campak adalah satu-satunya pencegahan terhadap infeksi tersebut dan tidak mendapat imunisasi campak merupakan salah satu faktor risiko kematian akibat campak.

REFERENSI

  1. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tata laksana Campak No. 07/PP IDAI/I/2023 9 Januari 2023
  2. https://nasional.tempo.co/read/1681775/kemenkes-umumkan-klb-campak-di-31-provinsi-kenali-gejalanya
  3. https://www.metrotvnews.com/play/koGCVrMl-kemenkes-ri-kasus-campak-di-indonesia-meningkat-32-kali-lipat
  4. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230127103748-8-408720/awas-kasus-meningkat-32-kali-lipat-indonesia-klb-campak
  5. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230120/1642247/waspada-campak-jadi-komplikasi-sebabkan-penyakit-berat/


DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

51 komentar

  1. selalu pediiihh saat mendapati ada ortu yg anti vaksin dan sama skali ngga mau ajak anaknya vaksin apapun.

    padahal kasiaannn anak kecil klo sampe kena sakit ya kaannn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita doakan saja semoga anak-anak yang tidak atau kurang terimunisasi, sehat selalu...

      Hapus
  2. Termasuk penyakit berbahaya juga campak ini, ya, dok. Mengingat komplikasi yang disebabkan penyakit ini, alangkah pentingnya pemberian imunisasi campak untuk anak2. Mencegah lebih tentu saja daripada mengobati. Thanks, dok, sharingnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul. Campak adalah satu-satunya cara yang paling efektif dalam melawan penyakit campak...

      Hapus
  3. Perlu banyak gali informasi dan artikel bervitamin seperti ini sehingga masyarakat jadi lebih aware terhadap penyakit, khususnya campak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga artikel-artikel kesehatan anak di blog dokter taura, bermanfaat buat masyarakat banyak ya

      Hapus
  4. Bahaya sekali ya dok jika terjangkit campak. Memang perlu sekali untuk memberikan vaksin campak ini bagi anak2 ya. Semoga anak2 kita senantiasa dilindungi oleh Allah. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, imunisasi campak diberikan terutama umur 9 bulan, 18 bulan dan dilanjut dengan booster di sekolah dalam program BIAS

      Hapus
  5. Siswa saya kemaren di kelas X1 ada yang terkena campak. Wajahnya banyak bercak-bercak merah dan izin juga tidak masuk sekolah. Sempet lihat fotonya, agak serem. Berarti penting banget ya imunisasi campak dan rubela ini. Pakai vaksin MR/MMR.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Pak, penyakit campak juga bisa merambah anak-anak SD atau SMP. Penyakit ini sangat menular

      Hapus
  6. baru tau kalo Campak timbul lagi, bahkan dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB)
    Karena saya penganut setia vaksinasi, dan gak mau debat soal vaksinasi
    yang bikin kesel, gara-gara ortu yang mengharamkan vaksin, penyakit seperti Campak muncul lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dampak pandemi kemarin juga berandil besar, Ambu. Ketakutan ortu untuk membawa bayinya ke faskes membuat angka cakupan imunisasi campak menurun

      Hapus
  7. Terima kasih, Dok.
    Awalnya, kalau hanya demam, biasanya saya gak khawatir. Tapi kalau sampai disertai dengan tanda-tanda sekunder lain seperti yang disebutkan di atas, langsung gercep ke dokter ya, Dok..

    Ya Allah~
    Ternyata kasus campak kini semakin meningkat. Semoga anak-anak Indonesia bebas dari virus atau wabah yang mengerikan dimulai dari orangtua yang teredukasi untuk ikut menyukseskaan Pekan Imunisasi Nasional, imunisasi dasar saat bayi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin... Semoga anak-anak Indonesia dijauhkan dari segala penyakit yang berbahaya....

      Hapus
  8. Bulan kemarin di sekolah anak saya lumayan banyak anak yang terkena campak. Kebetulan salah satu orang tua siswa ada yang kerjanya di rumah sakit, ia bercerita, rata-rata pasien anak-anak yang masuk mempunyai gejala yang sama, gejala yang mengindikasikan campak.
    Penting ya untuk memberikan imunisasi campak pada anak sebagai ikhtiar kita sebagai orang tua untuk kesehatan mereka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, setuju. Imunisasi campak (MR) adalah satu-satunya cara terbaik untuk mencegah dan mengendalikan penulaaran campak

      Hapus
    2. Iya, dok. Ada hikmahnya juga dengan KLB campak ini. Ada temen yang kurang percaya dengan segala jenis imunisasi, tapi putra-putrinya qodarullah terkena campak, akhirnya diimunisasi lah semua keluarganya setelah kejadian iu

      Hapus
  9. Alhamdulillah anak-anak sudah lengkap vaksinnya Dok, termasuk vaksin ulangnya
    Di sekolah SDnya beberapa bulan lalu juga dapat lagi vaksin, tapi waktu itu pas lagi sakit, akhirnya saya susulkan saja ke dokter, alhamdulillah kok bisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... Semoga si kecil sehat-sehat terus ya.... Tetap semangat untuk selalu menjadi orang tua yang peduli kesehatan anak.

      Hapus
  10. Ya Allah jadi ingat pasien saya di ujian akhir stase terakhir di RSML kemarin dok. Kebetulan pasiennya juga ada indikasi campak. Saya ingat sekali kondisi saat pertama kali masuk di IGD dengan demam tinggi sampai pasiennya menangis saking panasnya, hingga terakhir kali diizinkan untuk pulang raut mukanya seketika berubah jadi sumringah. Kalau diingat-ingat bisa mengikuti perjalanan pasien seperti itu rasanya maasyaAllah dokter. Hehehe maaf jadi cerita dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bisa jadi pembelajaran bagi kita semua ya, Fen... Tetap semangat ya... Selamat belajar....

      Hapus
  11. tetap jaga kesehatan ya teman-teman :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju... Jaga kesehatan bagi diri kita dan orang-orang yang kita sayangi...

      Hapus
  12. terimakasih dokter sharenya dan dari pernyataan tersebut tidak sidikit warga indonesia yang terkena penyakit ini bahwa penyakit ini sangatlah berbahaya. semoga tanda-tanda, gejala dan perjalanan penyakit (campak) agar kita selalu waspada, semoga kita bisa jaga kesehatan diri kita

    BalasHapus
  13. Ternyata banyak sekali yaa bahaya yang ditimbulkan akibat campak. Inilah pentingnya edukasi kepada ibu ibu agar mau melakukan imunisasi kepada anak. Terimakasih dokter untuk ilmunya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  14. Terimakasih dokter untuk ilmunya sangat bermanfaat,,ternyata penting sekali vaksin campak bagi anak"

    BalasHapus
  15. Wahh ternyata campak sangat membahayakan kesehatan ya dok saya pikir dulu hanya penyakit ringan,terima kasih dok artikel yang diberikan sangat mudah dipahami dan membantu kami semua khususnya orang tua yang sudah memiliki anak.

    BalasHapus
  16. Terima kasih Dokter Taura, penjelasannya detail sekali.

    Ternyata imunisasi campak itu satu-satunya jalan ya Dok. Penjelasan dari Dokter bisa menjadi pencerahan untuk orang-orang seperti saya ini.

    BalasHapus
  17. Terimakasih dokter..
    Ilmu yang sangat bermanfaat bagi orang tua, sehingga bisa lebih aware tentang pentingnya imunisasi bagi anak.

    BalasHapus
  18. Seringkali campak disepelekan, padahal memiliki banyak dampat berbahaya bila tidak segera ditangani. Terima kasih dokter, tas berbagi pengetahuannya.

    BalasHapus
  19. Terimkasih dokter taura untuk ilmu nya yang sudah dipaparkan secara detail di atas. bisa buat nambah pengetahuan saya, apabila ada tetangga atau keluarga saya yang mengalami gejala-gejala campak yang sudah dipaparkan diatas bisa memberitahu untuk langsung periksa ke dokter terdekat

    BalasHapus
  20. Tak disangka penyakit campak yang dianggap sepele rupanya punya efek serius. Padahal di masyarakat masih ada yang enggan diimunisasi Dok, karena takut demam. Hiks padahal campak menular ya.

    BalasHapus
  21. Mulai resah ya penyakit campak mulai tinggi lagi. Baru aja anak temen juga kena campak, menular adik kakak. Alhamdulillah anakku imunisasinya udah lengkap, Dok. Takut juga ya sampai ada komplikasinya gitu 😥

    BalasHapus
  22. Wah ngeri juga ya penyakit campak. Btw imunisasi di indo itu gratis atau bayar sie. Kalo free sebenere ya enak juga semua anak harus dan di wajibkan buat imunisasi campak ini.

    BalasHapus
  23. Ternyata sebahaya itu ya, Dok. Alhamdulillah anak2 sdh diberi vaksin lengkap. Mudah2an trs diberikan kesehatan. Terimakasih ilmunya dok. Sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  24. Komplikasi campak ternyata perlu diwaspadai ya dan saya juga ada keluarga yang menjadi disabilitas karena pada waktu kecil tidak diimnunisasi campak. Semoga para orangtua di masa ini lebih teredukasi dengan tidak anti imunisasi.

    BalasHapus
  25. Baca ini ingat anak saya kelewatan imunisasi campak bulan lalu..Mudah-mudahan bulan depan gak kelewatan lagi..Bahaya banget ya ternyata dampak campak itu, kudu banget ini blog dok Taura disebar lebih masif lagi biar banyak orangtua yg teredukasi

    BalasHapus
  26. Alhamdulillah anak-anak saya sudah lengkap vaksinnya, semoga mengurangi gejala yang timbul seandainya terinfeksi
    Campak ini sangat menular kan ya?
    Setahu saya vaksin campak ini akan diulang periodik ya Dok?

    BalasHapus
  27. Saya paling waspada dengan campak selain DB dan tipes. Berbahaya sekali jika anak terkena penyakit ini, apalagi kadang gejala awalnya demam batpil. Gejala yang cenderung digampangkan. Kalau sudah mulai ada ruam, dah lah, langsung curiga kalau campak dan segera ke dokter.

    BalasHapus
  28. Saya tinggal di Bekasi dan beberapa bulan lalu sempat dicanangkan pemberian vaksin campak lagi meski sebelumnya sudah pernah. Tpi pas ke rs kuota stock vaksinnya habis, trus sama dokternya dibilang gpp klo sudah pernah. Ternyata pengobatannya dgn kandungan vitamin A sbnyak itu ya dok, wajib bgt nih dpet vitamin A 6bln skali

    BalasHapus
  29. Kalau sudah masuk KLB perlu perhatian khusus tifka hanya dari pemerintah, namun juga dari semua laporan masyarakat nih, Dok. Terima kasih penjelasannya Dok

    BalasHapus
  30. Waktu saya di stase obgyn dan suatu saat mengikuti visit dengan dr. Taura, saya menyimak saat sedang merawat pasien anak dengan Campak. Ibu dan keluarga pasien mengatakan awalnya hanyalah demam biasa dan sempat dibiarkan, sampai akhirnya karena panasnya tidak kunjung turun terpaksa dibawa ke RS. Ternyata saat masuk RS sudah melalui akhir fase Erupsi, sehingga perlu tatalaksana yang lebih intensif. Terima kasih atas ilmunya Dokter, semoga dengan ini kami bisa lebih mengerti dan memahami terkait Campak yang bisa menjadi penyakit serius ini

    BalasHapus
  31. terima kasih dokter atas ilmunya, lagi lagi penyakit yang disebabkan karena tidak imunisasi, pentingnya imunisasi campak bagi anak ternyata dapat menghindari dari penyakit yang mematikan ini. tulisan yang singkat, padat, tapi tetap merangkum hal-hal penting mengenai campak sehingga sangat mudah di mengerti oleh saya. terima kasih dokter.

    BalasHapus
  32. Terima kasih banyak dokter atas informasinya tentang campak. Ternyata campak ini penyakit yang mengerikan juga ya dok untuk anak2 dan juga masih menjadi momok untuk orang tua. Dan pentingnya untuk menggalakkan vaksin campak lagi agar tidak terjadi KLB lagi

    BalasHapus
  33. Terimakasih dokter atas sharenya, penting kita sebagai peran orang tua akan tau hal yang sangat membahayakan kesehatan anak kita, dan pentingnya orang tua harus sesegera mungkin memberikan vaksin kepada anak kita agar tidak tercampak penyakit ini.

    BalasHapus
  34. Terima kasih atas ilmunya dokter, semoga dengan postingan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi saya maupun keluarga diluar sana yang masih belum tau terkait penyakit campak

    BalasHapus
  35. terima kasih dokter atas ilmunya, lagi lagi penyakit yang diakibatkan sebab tidak imunisasi, berartinya imunisasi campak untuk anak nyatanya bisa menjauhi dari penyakit yang mematikan ini. tulisan yang pendek, padat, tetapi senantiasa merangkum hal- hal berarti menimpa campak sehingga sangat gampang di paham oleh aku. terima kasih dokter.

    BalasHapus
  36. Dinda Alifia Darmajik22 Februari 2024 pukul 16.54

    Seperti yang sudah dijelaskan, campak adalah salah satu penyakit yang sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak fisik dan udara. Salah satu terbaik untuk melindungi anak-anak dari campak adalah dengan memastikan memberikan imunisasi campak. Tidak ada pengobatan khusus untuk virus campak. Namun, komplikasi parah dari campak dapat dikurangi melalui perawatan suportif, terimakasih banyak atas ilmunya dokter

    BalasHapus
  37. Memang disituasi ini perang orang tua snagat penting untuk mencegah campak, langkah terbaik yang bisa dilakukan oleh orang tua ya dengan memberikan anaknya imunisasi agar terhindar dari campak dan juga komplikasinya.

    BalasHapus
  38. Banyak sekali komplikasi yang bisa terjadi pada anak yang terkena campak. Banyak orang tua masih banyak yang tidak mengimunisasikan anaknya. Padahal lebih berisiko anak yang tidak diimunisasikan untuk terkena campak.

    BalasHapus
  39. penyakit menular satu ini dapat dicegah dengan melakukan imunisasi. Tidak imunisasi, pentingnya imunisasi campak bagi anak dapat menghindari dari penyakit yang mematikan. ayok Imunisasi !

    BalasHapus

Posting Komentar