Untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal, selain nutrisi, stimulasi tumbuh kembang dan lingkungan yang kondusif, orang tua harus melakukan deteksi dini terhadap perkembangan anak.
Berikut adalah cara deteksi dini terhadap perkembangan anak:
- Pemantauan Perkembangan Rutin: Orang tua dapat menggunakan panduan seperti Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk menilai tumbuh kembang anak pada usia tertentu.
- Konsultasi dengan Tenaga Profesional: Pemeriksaan rutin oleh dokter anak atau psikolog perkembangan sangat penting untuk mengevaluasi tumbuh kembang anak.
- Perhatikan Tanda-Tanda Awal: Orang tua harus waspada terhadap tanda keterlambatan, seperti tidak merespons suara pada usia tertentu, tidak berbicara pada usia yang sesuai, atau tidak mampu berinteraksi sosial dengan baik.
Deteksi Dini Perkembangan Anak: Seberapa Penting?
Jika terdapat gangguan dalam perkembangan ini, intervensi yang dilakukan sedini mungkin dapat membantu mencegah masalah menjadi lebih serius di masa depan.
Berikut adalah manfaat deteksi dini perkembangan anak:
- Identifikasi Masalah Secara Cepat: Deteksi dini memungkinkan orang tua dan tenaga kesehatan untuk mengenali tanda-tanda keterlambatan perkembangan, seperti gangguan bicara, motorik, atau perilaku.
- Intervensi Lebih Efektif: Penanganan lebih awal memberikan peluang lebih besar untuk memperbaiki kondisi anak, karena otak anak masih memiliki fleksibilitas tinggi untuk belajar dan beradaptasi.
- Meningkatkan Kualitas Hidup Anak: Dengan deteksi dan penanganan tepat waktu, anak memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh menjadi individu yang mandiri dan produktif.
- Mendukung Orang Tua: Orang tua akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang kebutuhan anak mereka dan dapat memberikan dukungan yang sesuai.
Mengapa Deteksi Dini Penting?
Deteksi dini adalah hal krusial dan mendasar yang harus dipahami oleh orang tua. Setiap orang tua sebaiknya paham tentang apa dan bagaimana deteksi dini perkembangan anak. Mengapa demikian?
- Mengoptimalkan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Masa emas perkembangan anak (golden age) terjadi dalam lima tahun pertama. Pada periode ini, otak anak memiliki kemampuan belajar dan beradaptasi yang sangat tinggi. Optimalisasi tumbuh kembang anak di masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) sangatlah penting. Deteksi dini memastikan bahwa setiap peluang untuk mendukung perkembangan anak tidak terlewatkan.
- Menghindari Masalah Lebih Besar di Masa Depan. Masalah yang tidak terdeteksi sejak awal, seperti gangguan bicara, keterlambatan motorik, atau masalah perilaku, dapat menjadi hambatan serius jika dibiarkan. Penanganan yang cepat dapat mencegah komplikasi jangka panjang.
- Mendukung Perkembangan Sosial dan Emosional. Deteksi dini membantu anak untuk segera mendapatkan dukungan yang diperlukan dalam membangun kemampuan sosial, emosional, dan komunikasi. Ini penting untuk membangun kepercayaan diri dan kemampuan bersosialisasi di kemudian hari.
- Memberikan Dukungan kepada Orang Tua Orang tua yang menyadari kondisi perkembangan anaknya sejak dini akan lebih siap memberikan perhatian dan bantuan yang sesuai. Hal ini juga membantu orang tua dalam mengakses sumber daya atau layanan intervensi yang dibutuhkan.
Gangguan Perkembangan yang Sering Ditemukan
1. Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara adalah kesulitan dalam mengekspresikan diri secara verbal yaitu mengucapkan
kata-kata secara jelas dan dapat dipahami lawan bicara.
Gangguan berbahasa adalah kesulitan dalam memahami makna kata dan isi kalimat dari pembicaraan yang didengar maupun yang ingin
diungkapkan oleh anak.
Kemampuan bicara dan berbahasa merupakan suatu proses yang kompleks dimana memerlukan interaksi fungsi indera pendengaran dan penglihatan untuk menangkap informasi, proses berpikir (fungsi kognitif) untuk mengolah informasi yang diterima dan pengambilan keputusan berupa respons terhadap informasi yang diterima tersebut, fungsi motorik bicara (area wajah, pita suara, dan fungsi paru) untuk menghasilkan suara dan kata-kata yang dapat dipahami lawan bicara, serta kondisi psikologis (kontrol emosi dan ekspresi raut wajah atau gerak tubuh saat berbicara).
Perkembangan ini sangat ditentukan oleh stimulasi yang diterima oleh anak sejak kecil, yaitu adanya interaksi dua arah antara orang tua dan anak. Jadi orang tua wajib tahu bagaimana stimulasi bicara yang tepat sesuai umur.
2. Palsi Serebral
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh suatu kerusakan atau gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya.
Anak dengan palsi serebral sering disebut dengan disabilitas fisik dan termasuk anak berkebutuhan khusus.
3. Sindrom Down
Sindrom Down merupakan sindrom klinis yang disebabkan adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih (trisomi 21). Anak dengan sindrom Down ditandai dengan wajah yang dismorfik (jarak kedua mata lebar, hidung kecil dan tulang hidung rata, mulut dan rahang bawah kecil), lidah besar, leher pendek, telinga lebih rendah, dan hipotonus.
Anak dengan sindrom Down akan mengalami keterlambatan perkembangan dan berkurangnya keterampilan untuk menolong dirinya sendiri.
4. Autism Spectrum Disorder
Anak dengan gangguan spektrum autisme ditandai dengan adanya gangguan atau defisit yang menetap pada kemampuan bicara atau komunikasi dan interaksi sosial di berbagai konteks serta adanya pola perilaku, minat, atau aktivitas yang berulang-ulang dan terbatas. Gejala ini muncul pada periode perkembangan awal dan membatasi atau mengganggu fungsi sehari-hari.
5. Disabilitas Intelektual
Disabilitas intelektual (gangguan perkembangan intelektual) merupakan gangguan dengan onset selama periode perkembangan yang mencakup defisit fungsi intelektual (penalaran, pemecahan masalah, perencanaan, pemikiran abstrak, penilaian, pembelajaran akademik, dan pembelajaran berdasarkan pengalaman, yang dikonfirmasi dengan penilaian klinis maupun uji kecerdasan individual yang terstandardisasi) dan adaptif yang berakibat pada kegagalan untuk memenuhi standar perkembangan dan sosial budaya untuk kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial. Tanpa dukungan berkelanjutan, defisit fungsi adaptif membatasi fungsi aktivitas kehidupan sehari-hari yang terjadi pada berbagai lingkungan, seperti rumah, sekolah, tempat kerja, dan komunitas.
6. Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)
Disebut juga Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif atau GPPH.
Merupakan gangguan dimana anak memiliki pola persisten terkait inatensi dan/atau hiperaktivitas-impulsivitas yang beberapa gejalanya muncul sebelum umur 12 tahun dan mengganggu fungsi atau perkembangan.
Inatensi dapat berupa ketidakmampuan menyelesaikan tugas, kurang persisten, kesulitan untuk fokus, serta ketidakteraturan.
Hiperaktivitas mengacu pada aktivitas motorik yang berlebihan, anak tampak terlalu gelisah, sering mengetuk-ngetuk, atau banyak bicara.
Impulsivitas dapat berupa tindakan tergesa-gesa, keinginan untuk mendapatkan imbalan sesegera mungkin, atau ketidakmampuan menunda kepuasan, serta suka mengganggu anak lainnya secara berlebihan.
7. Global Development Delay
Merupakan suatu kondisi dimana terjadi kegagalan mencapai tahapan perkembangan di beberapa area fungsi intelektual pada anak yang belum mampu menjalani pemeriksaan sistematis terkait fungsi intelektual, termasuk anak yang masih terlalu muda untuk berpartisipasi pada uji yang terstandardisasi.
Diagnosis ini digunakan pada anak yang berumur di bawah 5 tahun dan diperlukan pemeriksaan secara berulang.
8. Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan pada balita termasuk katarak kongenital (kekeruhan pada lensa mata), strabismus (kedudukan bola mata dimana sumbu penglihatannya tidak sejajar), nystagmus (osilasi mata yang bersifat involunter) dan kelainan refraksi (kelainan pada lensa mata).
9. Gangguan Pendengaran
Termasuk dalam golongan ini adalah tuli sensorineural dan tuli konduksi.
Red Flags Perkembanan Anak
Red flags dalam perkembangan anak adalah tanda-tanda atau indikator yang menunjukkan adanya potensi keterlambatan atau gangguan dalam tumbuh kembang anak. Mengenali red flags ini sangat penting untuk mendeteksi masalah sedini mungkin sehingga intervensi atau penanganan dapat segera dilakukan.
Red flags (tanda bahaya) pada perkembangan anak merupakan kondisi yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikan apakah kondisi tersebut merupakan suatu gangguan perkembangan dan membutuhkan intervensi atau tatalaksana segera.
Red flags tersebut meliputi adanya kemunduran perkembangan (misal, kehilangan kemampuan bicara pada anak yang sebelumnya sudah dapat berbicara) dan ketidakmampuan mencapai tahapan perkembangan sesuai umur.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Red Flags Terlihat?
Jika bayi atau anak Anda mengalami tanda awal dangguan perkembangan atau terlihat adanya red flags, maka yang harus segera dilakukan adalah:- Konsultasi dengan Dokter Anak: Segera berkonsultasi jika red flags terlihat. Dokter mungkin akan merujuk anak ke spesialis seperti psikolog, terapis wicara, atau dokter tumbuh kembang.
- Lakukan Penilaian Perkembangan: Gunakan alat seperti Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) atau metode lain yang sesuai untuk mengevaluasi perkembangan anak.
- Intervensi Dini: Semakin cepat intervensi dilakukan, semakin besar kemungkinan anak untuk mengejar keterlambatan perkembangannya.
Red Flags Perkembangan Anak Periode Neonatal (0-28 hari)
- Tonus otot lemah
- Tidak merespons terhadap suara keras
- Pengasuh menunjukkan sikap tak acuh atau tidak tertarik
Red Flags Perkembangan Anak Usia 2 bulan
- Tidak dapat mengangkat kepala ketika tengkurap
- Tidak dapat membawa tangannya ke mulut
- Tidak merespons terhadap suara keras
- Pandangan mata tidak mengikuti arah gerak benda
- Jarang menatap wajah atau kurangnya fiksasi mata
- Tidak tersenyum pada orang di sekitarnya
Red Flags Perkembangan Anak Usia 6 bulan
- Tidak dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
- Memiliki kesulitan untuk membawa benda ke arah mulut
- Tampak sangat lemah, seperti boneka kain
- Tidak dapat berguling ke arah manapun
- Terlihat sangat kaku, otot tampak tegang
- Tidak merespons terhadap suara di sekitarnya
- Tidak tertarik atau tidak mencoba untuk meraih benda di sekitarnya
- Tidak mengeluarkan suara vokal (“ah”, “eh”, “oh”)
- Tidak tertawa atau membuat suara memekik
- Tidak tersenyum, tertawa, atau menunjukkan ekspresi wajah
- Tidak menunjukkan ketertarikan atau rasa kasih sayang pada pengasuh
Red Flags Perkembangan Anak Usia 9 bulan
- Tidak mampu duduk dengan bantuan dan jarang berguling
- Tidak dapat menahan beban dengan kedua kakinya
- Tidak dapat melakukan permainan yang melibatkan gerakan ‘bolak–balik’
- Tidak dapat memindahkan mainan dari 1 tangan ke tangan yang lain
- Jarang mengoceh dengan konsonan atau tidak mengoceh “Mama”, “Baba”, “Dada”
- Tidak merespon ketika namanya dipanggil dan tidak melihat ke arah yang ditunjuk
- Tidak mengenali orang–orang yang familiar
- Tidak ada timbal balik (interaksi 2 arah) saat diajak senyum atau bicara
Red Flags Perkembangan Anak Usia 12 bulan
- Tidak dapat berdiri atau menahan beban dengan kedua kaki
- Tidak merespons ketika namanya dipanggil
- Tidak memahami kata ‘tidak’
- Tidak berusaha mencari barang yang ia tahu Anda sembunyikan
- Tidak mengucapkan satu katapun seperti ‘mama’ atau ‘dada’
- Tidak dapat menunjuk benda
- Acuh tak acuh atau menolak kedekatan dengan pengasuh
Red Flags Perkembangan Anak Usia 18 bulan
- Tidak dapat berjalan tanpa bantuan
- Tidak dapat menyebutkan minimal 6 kata
- Tidak dapat meniru tindakan atau perkataan orang lain
- Tidak peduli ketika pengasuh datang atau pergi
- Tidak mampu menunjuk benda untuk menunjukkan sesuatu pada orang lain
- Tidak mengetahui fungsi benda–benda yang familiar
Red Flags Perkembangan Anak Usia 24 bulan
- Tidak dapat berjalan dengan stabil
- Tidak dapat mengatakan kalimat yang terdiri dari 2 kata
- Tidak mampu untuk mengikuti perintah sederhana
- Tidak dapat meniru tindakan atau perkataan orang lain
- Kontak mata minimal
Red Flags Perkembangan Anak Usia 36 bulan
- Sering jatuh atau kesulitan saat naik tangga
- Tidak mampu untuk mengucapkan kalimat yang terdiri dari 3 kata
- Sering berliur atau ucapannya terdengar sangat tidak jelas
- Jarang bermain peran atau bermain pura–pura
- Tidak ingin bermain dengan mainan atau anak lain
- Tidak memahami instruksi sederhana
- Tidak dapat berbicara dalam kalimat
Red Flags Perkembangan Anak Usia 48 bulan
- Tidak dapat melompat di tempat
- Mengalami kesulitan menggambar orang
- Bicara tidak jelas, tidak mampu menjawab pertanyaan sederhana
- Tidak menghiraukan anak lain atau tidak merespon orang lain selain keluarga
- Tidak menunjukkan ketertarikan pada permainan interaktif atau permainan berpura–pura
Kesimpulan
- Deteksi dini perkembangan anak adalah investasi dalam masa depan mereka. Dengan pemantauan yang baik dan intervensi yang tepat, anak dapat tumbuh sesuai potensinya, terhindar dari berbagai risiko keterlambatan perkembangan, dan siap menghadapi masa depan dengan lebih baik. Inilah alasan pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
- Deteksi dini perkembangan anak bukan hanya penting, tetapi juga esensial untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan terbaik dalam hidupnya. Dengan melibatkan orang tua, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam proses ini, anak-anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi mereka.
- Salah satu cara deteksi dini perkembangan anak yaitu dengan mengenali terjadinya red flags perkembangan anak.
- Red flags perkembangan anak adalah sinyal peringatan penting yang harus segera dikenali oleh orang tua, pengasuh, dan tenaga kesehatan. Dengan mengetahui tanda-tanda ini, masalah perkembangan dapat diidentifikasi lebih awal, memberikan peluang yang lebih besar untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
Referensi
- Kementerian Kesehatan RI. 2022. Pedoman Pelaksanaan: Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
- Kementerian Kesehatan RI. 2022. Buku Bagan: Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Setuju, Dok. Jadi orang tua itu wajib banget peka dan nggak boleh kudet soal perkembangan anak. Deteksi dini bisa bantu anak tumbuh optimal, apalagi kalau ada tanda-tanda keterlambatan. Baca artikel ini lagi-lagi ngingetin aku supaya bisa jadi orang tua yang lebih siap dan aware! Thank you, Dok.
BalasHapusBener Mbak Mut, jadi orang tua tuh gak gampang. Makin anak-anak tumbuh dewasa, tantangannya justru makin besar. "Amanah terbesar" tuh bener-bener nyata!
HapusMasa tubuh kembang anak ini memang harus jadi perhatian ekstra para orang tua ya, Mas Dok. karena setiap perkembangan anak harus diawasi. Jadi kapan ada perkembangan anak yang tidak sesuai, orang tua bisa segera mengambil tindakan cepat. Jangan sampai masalah kecil sekarang dibiarkan, maka akan menjadi masalah besar di masa mendatang.
BalasHapusBetul banget Mas Bambang. Intinya, jangan sampai melewatkan fase tumbuh kembang anak terutama 2 tuh pertama. Ide it or lose it
HapusTerima kasih atas artikelnya, Dok. Sebagai orang tua, informasi tentang tanda bahaya dalam perkembangan anak sangat membantu. Mengetahui red flags seperti keterlambatan bicara atau motorik membuat kami lebih waspada dan proaktif dalam memantau tumbuh kembang si kecil. Penjelasan mengenai pentingnya deteksi dini juga membuka mata kami untuk rutin berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
BalasHapusSetuju dok, sebagai ortu jangan kudet dan jangan takut menerima kenyataan
BalasHapuswaktu anak saya nomor 3 masih kecil, saya melihat keanehan di penglihatannya
Walau dokter anak bilang, anak saya sehat-sehat saja, saya nekad bawa ke doktermata
dan benar, anak saya menderita rabun (?) yang dimudahkan penjelasannya oleh dokter sebagai plus.
Maa Shaa Allah terimakasih atas ilmu nya nggih dokter, Jadi paham bahwa dalam perkembangan anak ternyata ada red flag atau tanda bahaya yang perlu diperhatikan terutama para orang tua. Dan jika ada salah satu saja keterlambatan bisa segera dibawa ke dokter untuk pengecekan perkembangan secara berkala, terimakasih dokter
BalasHapusHarus rajin juga mengisi diri dengan literasi tentang kesehatan anak ya Mas. Jadi ortu memang tugasnya melimpah. Bukan hanya sekedar membesarkan, memberi makan, dan fasilitas pendidikan. Tapi kita juga harus tahu dan mau banyak belajar tentang tumbuh kembang anak. Saya mau share tulisan ini dengan para keponakan. Khususnya yang punya anak-anak di usia tumbuh kembang dan berada di periode keemasannya.
BalasHapusOrangtua dan keluarga sebagai orang terdekat memang sebaiknya peka ya dalam deteksi dini tumbuh kembang anak. Bahkan lingkungan pun juga mempengaruhi. Hanya aja, kadang bukannya peka, malah bullyan yang disampaikan
BalasHapusIni kayak yang dsa anak-anak saya ingatkan, Dok. Orangtua dikasih tau tentang pentingnya mengetahui perkembangan anak. Trus, katanya kalau ada yang mulai mencurigakan, mending langsung konsultasi ke ahlinya. Jangan malah nanya-nanya ke tetangga hehehe
BalasHapusPagi sering ovt tentang tumbuh kembang anak saya :) jadi sering sekali memperhatikan hal hal yang terlihat kecil dan sepele yang ternyata bisa mengarahkan anak ke perilaku red flags ;)
BalasHapusSalah satu ponakan didiagnosa autis ringan karena sulit berinteraksi dengan orang baru. Padahal semuanya normal, kecerdasannya, kemampuan bahasa, perhitungan matematika, dll. Cuma satu itu aja kesulitannya. Gimana ya cara mendekati anak seperti ini, biar dia ngerasa 'aman' bersama-sama dengan orang lain selain keluarga dekat. Karena harusnya udah masuk usia sekolah sih.
BalasHapusTerkadang hal hal red flags seperti inilah yang disepelekan oleh ortu kepada anak anak kereka
BalasHapusTernyata perkembangan anak juga ada redflegnya yaa. Para orang tua harus lebih aware nih jika ada tanda-tanda redflag perkembangan seperti yang sudah dijelaskan di artikel ini..
BalasHapusRed flags dalam perkembangan anak merupakan tanda-tanda yang perlu diwaspadai oleh orang tua dan tenaga kesehatan karena bisa menunjukkan adanya keterlambatan atau gangguan perkembangan. Identifikasi dini terhadap red flags sangat penting agar anak mendapatkan intervensi yang tepat waktu dan sesuai kebutuhan. Untuk itu orangtua harus terus peka terhadap pertumbuhan ddan perkembangan anak-anak mereka !
BalasHapusRed flag ini penting untuk menilai perkembangan anak. Para orang tua harus tahu, terutama jika sudah ada tanda tanda anak mengalami penyimpangan perkembangan. Harus segera di stimulasi untuk mengejar usia perkembangannya agar sesuai.
BalasHapusSelama ini taunya Red flags tuh yaa hal negatif pada orang dewaasa. Nyatanya dalam istilab kesehatan red flags juga bisa dikaitkan dalam perkembangan anak.
BalasHapusDan bahkan sebutan red flags adalah sinyal peringatan penting yang harus segera dikenali oleh orang tua, pengasuh, dan tenaga kesehatan.
Keren artikelnya Informatif banget
Anak dari tetangga depan rumahku kena red flags. Sudah 2,5 tahun tapi belum bisa ngomong sampai sekarang. Kasihan sih karena kata ibunya, anak kecil itu sudah diberi susu formula banyak sejak kecil. Harusnya perkembangannya bagus. Tapi ini kok terlambat
BalasHapusJustru faktor risiko terjadinya keterlambatan perkembangan adalah tidak diberikannya ASI eksklusif. Kalau diberi susu formula, biasanya gak dikasih ASI
HapusBaru tahu ada istilah red flags dalam perkembangan anak dan lumayan harus diantisipasi ternyata ya, dok dengan mengetahui ciri-cirinya pada setiap fase atau umur anak biar bisa mengambil tindakan lebih dini yang tepat jika diketahui lebih awal
BalasHapusSalah seorang keponakan saya kini sedang menjalani terapi belajar bicara dan berdiri di usianya yang sudah 3 tahun lebih..meski terlambat semoga bisa berkembang lebih baik lagi
BalasHapusInsyaalloh masih ada harapan buat keponakan tersayang. Support orang tua beserta orang-orang terdekat, sangat dibutuhkan... Semangat ya
HapusDulu saat anak masih balita, saya benar-benar mengikuti tumbuh kembangnya. Yang jadi perhatian saat itu anak tengah belum bisa berbicara, padahal kakaknya usia 1 tahun sudah bisa jalan dan bicara. Karena masih dalam batasan normal saya belum mengajaknya konsul ke dokter. Alhamdulillah pas 2 tahun bisa melafalkan beberapa kata dan pertambahan kosakatanya cepat banget. Hati emak jadi tenang
BalasHapusMasalah tumbuh kembang kadang terjadi dulisme sih. Di satu pihak dituntut untuk waspada red flags. Namun ada beberapa orang tua yang over thinking, terlalu membandingkan dengan anak tetangga dan terlalu baperan terhadap komen netizen. Ini yang membuat dokter anak bingung. Kadang malah bikin emosi...
HapusKadang saya masih belum bisa membedakan mana anak autis dan ADHD dok. Sepertinya harus ada tools pemeriksaan lanjutan ya gak bisa langsung disebut ini anak ADHD
BalasHapusAda skrining khusus untuk ADHD maupun autism. Coba deh donlot buku "SDIDTK edisi 2022"
HapusSalah satu kakak iparku ada yang Palsi Serebral dok. Kalau Palsi Serebral itu penyebabnya apa ya dok? Kata Ibu mertua, karena pas umur 3 tahun pernah jatuh, terus demam tinggi, apakah itu bisa jadi penyebabnya dok?
BalasHapusSaya ternasehati banget dok..semoga makin bijak jadi orang tua
BalasHapusAku sedang memperhatikan anakku di masa perkembangan 24 bulan. Kadang suka agak kesel sama orang-orang yang berpikir, "nanti juga pintar sendiri". Toh tidak ada salahnya untuk stimulasi setiap fase perkembangan anak dan tidak denial ketika merasa ada yang salah dengan perkembangan anak kita
BalasHapusBaca artikel ini ada ADHD 'nyempil' jadi inget Ningning aespa yang juga menderita ADHD. Dia blak-blakan mengaku kalo dia menderita ADHD yang cukup ekstrim. Nggak bisa fokus, nggak bisa konsentrasi, bahkan hobi melukis dan membacanya pun tidak tersalurkan dengan baik. Dia juga mengaku kalo dia harus bermain hp saat istirahat agar fokusnya dapat teralihkan dan tidak menjadi kacau sendiri saat di dalam kamar.
BalasHapusMenjadi orang tua benar-benar harus memiliki tanggung jawab yang besar. saya yakin orang tua sangat terbantu sekali dengan list red flag yang perlu diwaspadai, seperti yang tertera di atas.
BalasHapusSaya baru tahu istilah Red Flags untuk berbagai macam tanda masalah dalam tumbuh kembang anak. Tapi apapun namanya atau istilahnya setiap orangtua memang harus perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Terlebih lagi ketika anak tidak mengalami tumbuh kembang seperti anak pada umumnya. Ini harus segera dikonsultasikan ke ahlinya. Terima kasih banyak informasinya dok. Rasanya saya mau membaca dan mengingat kembali proses tumbuh kembang anak-anak.
BalasHapus