blog dokter taura big ad

GAK PAKE RIBET! INI DIA 5 CARA MENGHENTIKAN DIARE PADA ANAK

Untuk ke sekian kalinya dalam bulan ini, Bu Anis membawa anak kesayangannya nya ke dokter anak terbaik di kotanya. Luna, anak bungsu Bu Anis yang biasanya aktif dan ceria, kali ini dengan tubuh lunglai dan wajah pucat hanya pasrah di gendongan sang ibu. Anak yang belum genap satu tahun itu sudah 3 hari ini mengalami diare disertai demam dan muntah. 

Bu Anis, wanita yang menguasi Bahasa Melayu dengan baik itu, hanya pasrah ketika dokter menyatakan kalau Luna menderita diare disertai dehidrasi, dan harus segera dibawa ke rumah sakit untuk rawat inap.

Diare atau BAB cair memang sekilas seperti penyakit ringan yang bisa sembuh sendiri. Namun, jika terlambat memberi pertolongan dan terjadi komplikasi -termasuk dehidrasi- maka bahaya pun akan mengintai!

Siapa sih manusia di dunia ini yang belum pernah sakit diare? Pasti pernah kan?

Walau begitu, tak semua orang tahu bagaimana cara menghentikan diare dengan benar. Yuk simak artikel berikut ini hingga tuntas ya...

Cara menghentikan diare pada anak ternyata tidak sulit.

Diare: Penyakit Rakyat yang Jahat

Organisasi kesehatan dunia, WHO dalam laman resminya menyebutkan beberapa fakta mengejutkan seputar diare. Apa itu?

Yuk kita simak fakta menarik seputar diare versi WHO:

  1. Diare merupakan penyebab terbanyak kedua kasus kematian pada anak di bawah usia 5 tahun. Padahal diare termasuk penyakit yang bisa diobati dan bisa dicegah.
  2. Setiap tahun, diare membunuh kurang lebih 525 000 anak di bawah usia 5 tahun.
  3. Diare sebenarnya bisa dicegah dengan meminum drinking water yang aman, sanitasi yang baik dan peningkatan hygiene pribadi
  4. Setiap tahun di seluruh dunia terjadi 1,7 miliar kasus diare
  5. Diare adalah penyebab tersering terjadinya malnutrisi pada anak di bawah usia lima tahun.

Apa itu Diare?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendefinisikan Diare sebagai buang air besar (BAB) yang frekuensinya lebih sering dari biasanya dan konsistensinya lebih encer dari biasanya. Selama terjadi diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. Pada saat yang bersamaan, usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dan elektrolit yang diberikan kepadanya.

Sedangkan Kemenkes RI dalam Buku Saku Petugas Kesehatan "Lintas Diare" menyebutkan bahwa Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.

Definisi lain dikemukakan oleh WHO (World Health Organization). Menurut organisasi kesehatan dunia itu, Diare adalah pengeluaran tinja yang konsistensinya lebih cair dari biasanya, setidaknya 3 kali dalam 24 jam. Definisi ini menekankan pada konsistensi tinja. Pup bayi yang berbentuk seperti bubur, bukan diare. Demikian juga pup bayi yang hanya mendapatkan ASI saja, dimana biasanya berbentuk seperti pasta, itu juga bukan diare.

Penyebab Diare pada Anak

Secara klinis, penyebab diare pada anak dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar, yaitu:

  1. Infeksi
  2. Malabsorpsi
  3. Alergi
  4. Keracunan
  5. Imunodefisiensi
  6. Sebab lain
Infeksi (baik itu oleh virus, bakteri maupun parasit) merupakan penyebab diare tersering. Virus, terutama Rotavirus merupakan penyebab utama (60-70%) diare infeksi pada anak, sedangkan sekitar 10-20% adalah bakteri dan kurang dari 10% adalah parasit.

Dehidrasi Akibat Diare

Selama terjadi diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit (Natrium, Kalium, Chlorida dan Bicarbonate) melalui tinja yang cair. 

Akibatnya, tubuh akan mengalami dehidrasi alias kekurangan cairan dan elektrolit. Dehidrasi inilah yang menyebabkan anak menjadi lemah, napas cepat, kesadaran menurun hingga kejang.

Selain menyebabkan kondisi anak jatuh dalam kondisi kritis, dehidrasi juga bisa memicu terjadinya komplikasi lain yang lebih berat hingga mengakibatkan kematian.

Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi dari diare yang paling sering terjadi.

Dehidrasi pada anak harus segera ditangani dengan benar

Berdasarkan ada/tidaknya dehidrasi dan atau berat/ringannya dehidrasi, diare dibedakan menjadi:

  1. Diare tanpa dehidrasi
  2. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
  3. Diare dengan dehidrasi berat

Tanda Dehidrasi pada Bayi dan Anak

Bayi dan anak lebih rentan mengalami diare karena ukuran tubuh mereka yang lebih kecil, sehingga menjadi lebih peka terhadap perubahan kadar elektrolit dan air.

Inilah beberapa tanda dehidrasi pada bayi

Tanda dehidrasi pada bayi dan anak meliputi:

  • Ubun-ubun besar cekung
  • Mata tampak cowong (cekung)
  • Kesadaran menurun
  • Kedua bola mata kering
  • Rongga mulut kering
  • Napas menjadi lebih cepat
  • Denyut jantung lebih cepat
  • Turgor (ketegangan atau kekenyalan) kulit menurun
  • Berat badan turun drastis
  • Penurunan produksi urine
Tanda dehidrasi pada bayi dan anak tidak selalu muncul lengkap pada seorang pasien. Selain tanda klinis seperti di atas, penting juga memperhatikan keluhan dan gambaran laboratotium, maupun hasil pemeriksaan penunjang lain.

Diare tanpa Dehidrasi

Pada diare tanpa dehidrasi, si kecil tampak seperti biasa. Frekuensi buang air kecil juga tidak berkurang. Sebaiknya lanjutkan pemberian ASI serta memberikan makanan (MPASI) yang biasa dikonsumsinya.

Bayi atau anak dikategorikan pada kelompok ini, jika ditemukan setidaknya dua tanda berikut ini:

  1. Keadaan umum baik, sadar
  2. Mata tidak cekung
  3. Minum biasa, tidak haus
  4. Turgor kulit baik
Untuk penatalaksanaan diare tanpa dehidrasi, gunakan Rencana Terapi A seperti gambar di bawah ini:

Cara menghentikan diare pada anak yang benar

Cara menghentikan diare pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi adalah sebagai berikut:
  1. Berikan cairan lebih banyak dari biasanya
  2. Beri obat Zinc
  3. Beri anak makanan untuk mencegah kekurangan zat besi
  4. Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi
  5. Edukasi

Diare dengan Dehidrasi Ringan atau Sedang

Anak dengan diare disertai dehidrasi ringan atau sedang, akan terlihat haus dan buang air kecil mulai berkurang. Mata terlihat agak cekung, kekenyalan kulit menurun, dan bibir kering. Pada keadaan ini, anak harus diberikan cairan rehidrasi dibawah pengawasan tenaga medis, sehingga anak perlu dibawa ke rumah sakit.

Selain muntah, penderita diare juga sering memberikan gejala lain seperti demam, perut kembung, nyeri perut bahkan kejang.

Pada kondisi ini, sebaiknya makanan tidak perlu dibatasi karena pemberian makanan akan mempercepat penyembuhan. Muntah bukan larangan untuk pemberian oralit. Cairan rehidrasi oral harus diberikan secara perlahan-lahan dan konstan untuk mengurangi muntah. Keadaan anak harus sesering mungkin direevaluasi.

Untuk penatalaksanaan diare disertai dehidrasi ringan atau sedang, gunakan Rencana Terapi B seperti gambar di bawah ini:

Cara menghentikan diare dengan rencana terapi B

Fokus rencana terapi B ini adalah dengan  memberikan cairan rehidrasi oral, antara lain dengan ORALIT dengan dosis 75 ml per kilogram berat badan.

Diare dengan Dehidrasi Berat

Selain gejala klinis yang terlihat pada dehidrasi ringan-sedang, pada keadaan ini juga terlihat napas yang cepat dan dalam, sangat lemas, keasadaran menurun, denyut nadi cepat, dan turgor (kekenyalan) kulit sangat menurun. Anak harus dibawa segera ke Rumah Sakit untuk mendapat cairan rehidrasi melalui infus.

Untuk penatalaksanaan diare disertai dehidrasi berat, gunakan Rencana Terapi C seperti gambar di bawah ini:

Cara menghentikan diare yang disertai dehidrasi berat

Menghentikan Diare dengan Program Lintas Diare

Sejak 2011, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI mencanangkan program LINTAS DIARE atau Lima Langkah Tuntaskan Diare, yang meliputi:

  1. Berikan oralit 
  2. Berikan Zinc selama 10 hari berturut-turut
  3. Teruskan ASI dan makanan seperti biasa
  4. Berikan antibiotik secara selektif
  5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga

Program Lintas Diare (Lima LAngkah Tuntaskan Diare)

1. Berikan Oralit

Cairan rehidrasi oral atau yang dikenal dengan nama ORALIT adalah cairan yang dikemas khusus, mengandung air dan elektrolit digunakan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi saat diare.

Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.

Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare. 

Oralit tersedia dalam bentuk serbuk dan harus dilarutkan dengan air matang atau air mineral.

Satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang (200 cc).

  • Anak kurang dari 1 tahun diberi 50-100 cc cairan oralit setiap kali buang air besar.
  • Anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc cairan oralit setiap kali buang air besar. 

2. Berikan Zinc

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat.

Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. 

Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2 – 3 bulan ke depan.

Dosis zinc untuk bayi dan anak adalah:

  • Balita umur < 6 bulan: 10 mg/ hari
  • Balita umur ≥ 6 bulan: 20 mg/ hari

3. Teruskan ASI dan makanan seperti biasa

Memuasakan anak yang menderita diare akut hanya akan memperpanjang durasi diarenya. Air susu ibu harus diteruskan pemberiannya. Pada bayi yang telah mendapat susu formula, susu formula bebas laktosa hanya diberikan kepada bayi yang mengalami dehidrasi berat dan bayi yang secara klinis memperlihatkan intoleransi laktosa berat dan diarenya bertambah pada saat diberikan susu.

Pada bayi diatas 6 bulan yang sudah mulai mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sebaiknya teruskan pemberian MPASI seperti biasa.

Anak yang sedang diare harus diberi makan seperti biasa dengan frekuensi lebih sering. Lakukan ini sampai dua minggu setelah anak berhenti diare. Jangan batasi makanan anak jika ia mau lebih banyak, karena lebih banyak makanan akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi.

4. Berikan Antibiotik Secara Selektif

Antibiotika tidak diberikan secara rutin pada diare akut, meskipun dicurigai adanya bakteri sebagai penyebab keadaan tersebut, karena sebagian besar kasus diare akut merupakan self limiting. Pemberian antibiotika yang tidak tepat akan memperpanjang keadaan diare akibat disregulasi mikroflora usus.

Jadi, tidak semua kasus diare memerlukan antibiotik. Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Ini sangat penting karena seringkali ketika diare, masyarakat langsung membeli antibiotik secara bebas. Selain tidak efektif, tindakan ini berbahaya, karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional bisa menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik. 

Selain bahaya resistensi kuman, pemberian antibiotik yang tidak tepat bisa membunuh flora normal yang justru dibutuhkan tubuh. Efeksamping dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah timbulnya gangguan fungsi ginjal, hati dan diare yang disebabkan oleh antibiotik. Hal ini juga akan mengeluarkan biaya pengobatan yang seharusnya tidak diperlukan.

Obat-obat anti diare seperti papaverin, loperamid tidak boleh diberikan pada kasus diare pada bayi dan anak. Obat-obat yang menghambat gerakan usus itu bisa menimbulkan efek samping prolapsus pada usus (terlipat/terjepit). Kondisi ini berbahaya karena memerlukan tindakan operasi. Oleh karena itu anti diare seharusnya tidak boleh diberikan.

5. Edukasi

Edukasi atau penyuluhan kesehatan merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan diare pada bayi dan anak.

Edukasi pada orang tua terutama bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya diare dan dehidrasi. Orang tua hendaknya segera membawa anaknya ke rumah sakit, jika ditemukan kondisi seperti di bawah ini:

  • Buang air besar cair lebih sering
  • Muntah berulang-ulang
  • Mengalami rasa haus yang nyata
  • Makan atau minum sedikit
  • Demam
  • Tinjanya berdarah
  • Tidak membaik dalam 3 hari 

Pencegahan Diare

Penyebab diare yang paling sering adalah infeksi, dimana masuknya mikroorganisme penyebab diare melalu makanan atau minuman. Bisa juga melalui benda-benda lain (mainan) yang dimasukkan ke mulut oleh bayi.

Masuknya kuman penyebab diare melalui mulut ini sebenarnya bisa dicegah.

Berikut adalah upaya pencegahan penyakit diare:

  1. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun
  2. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur
  3. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersih yang cukup
  4. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar 
  5. Buang air besar di jamban
  6. Membuang tinja bayi dengan benar
  7. Memberikan imunisasi campak

Kesimpulan

  • Diare adalah kondisi dimana buang air besar cair (lebih encer dari biasanya) sebanyak 3 kali atau lebih, dalam sehari.
  • Walaupun sebagian besar diare termasuk self limiting, namun bahaya dehidrasi bisa memperparah diare
  • Dehidrasi akibat diare bisa digolongkan menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat.
  • Prinsip penanganan dehidrasi adalah dengan memberikan rehidrasi baik melalui oral dengan oralit ataupun melalui cairan infus
  • Cara menghentikan diare pada anak yaitu dengan Lintas diare atau lima langkah tuntaskan diare
  • Diare merupakan penyakit yang bisa dicegah dengan melibatkan peran aktif dari kedua orang tuanya.

Referensi

  1. Key facts of diarrhoeal disease. WHO 2017. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease
  2. The Treatment of Diarroea. A manual for physicians and other senior health workers. 4th rev.  WHO. 2005. https://www.who.int/publications/i/item/9241593180
  3. Badriul Hegar. Bagaimana menangani Diare pada Anak. 2014. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak
  4. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Lintas Diare: Lima Langkah Tuntaskan Diare.

DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

43 komentar

  1. Diare pada anak sering dianggap sepele, berbeda dengan diare pada dewasa, diare pada anak bisa mengakibatkan kondisi dehidrasi. Hal ini yang membuat diare pada anak harus lebih mendapatkan pengawasan kusus sehingga tidak sampai jatuh ke kondisi dehidrasi. Hal yang ingin saya tanyakan dokter untuk anak apakah mutlak tidak boleh diberikan obat anti diare (antimotilitas) jika diare tidak kunjung membaik? apakah boleh asalan kan ada kondisi tertentu?
    Terimakasih dokter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada satu institusi pun yang merekomendasikan pemberian obat anti diare pada anak. Bahayanya jauh lebih merugikan...

      Hapus
    2. Harusnya obat²an seperti itu tidak dijual bebas di pasaran ya Dok, krna ga semua orang paham dan tau soal pemberian obat seperti ini

      Hapus
  2. Dari diare yang ditakutkan adalah keluarnya banyak cairan yang bisa menyebabkan dehidrasi khususnya pada anak yang sangat berbahaya bila jatuh pada keadaan tersebut. Salah satu tatalaksana yang ada adalah pemberian oralit dengan adanya indikasi waktu pemberian. Saya izin bertanya dokter, apakah boleh pemberian oralit digantikan oleh minuman isotonik ? Karena mungkin ada beberapa anak yang tidak menyukai rasa dari oralit dan lbih suka meminum minuman isotonik, apakah isotonik bisa menggantikan oralit domter ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. IDAI tidak merekomendasikan pemberian minuman isotonik untuk rehidrasi. Minuman olah raga mengandung kadar karbohidrat dan osmolaritas yang tinggi.

      Hapus
    2. Terimakasi atas jawabannya dokter

      Hapus
  3. Fenny Retno Ningrum8 Desember 2022 pukul 10.50

    Penanganan diare pada anak harus dilakukan dengan tepat dan hati-hati, terlebih dengan penggunaan antibiotik karena sebagian besar penyebab diare ada anak adalah virus. Saya izin bertanya, dokter. Apakah ada batas waktu tertentu kapan mulai bisa diberikan antibiotik ada anak nggih dokter?

    BalasHapus
  4. Delly Safira Hedaputri8 Desember 2022 pukul 11.21

    Saya masih sering menjumpai orangtua memberikan obat anti diare kepada anaknya. Inilah pentingnya edukasi bahwa obat anti diare tidak dianjurkan dalam pengobatan diare karena menimbulkan efek samping yang serius. Meskipun terlihat "remeh", diare bukan sembarang penyakit yang bisa dibiarkan begitu saja

    BalasHapus
  5. "Pup seperti bubur atau pup seperti pasta pada bayi bukan termasuk diare. "Terima kasih untuk penekanan di sana, Dok. Saya pribadi sebagai "new mom," masih meraba-raba soal kondisi Si Buah Hati.

    BalasHapus
  6. anak yg diare berkali-kali dalam sehari sudah pasti membuat para orang tua panik dan bingung harus gimana apalagi pada kondisi anak tidak mau makan / minum. nah dengan membaca blog dokter taura ini bisa mengubah panik memjadi epik, yaitu dengan adanya penjelasan tentang derajat dehidrasi dan terapi apa saja yg bisa diberikan di rumah, seperti memberikan cairan yang lebih banyak (ASI, makan dan minum), memberi terapi zinc dan juga memberikan terapi oralit.

    BalasHapus
  7. Sering banget ya diare disepelekan padahal akibatnya bahaya banget. Sementara ini masih memperbanyak minum sih sambil merenung sebelumnya makan apa aja biasa jadi diare :(

    BalasHapus
  8. bagaimana cara mendapatkan Zinc, dok?
    selama ini jika anak atau keponakan diare, saya selalu memberi oralit
    atau terkadang air rebusan daun jambu biji
    dan ternyata mujarab dok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Zinc tergolong supplement, insyaallah bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter. Tersedia dalam bentuk sediaan puyer dan tablet

      Hapus
  9. Orang dewasa aja kena diare tersiksa apalagi anak ya...Tapi bisa dicegah dengan peran aktif orangtua dan segera melakukan cara menghentikan diare pada anak agar tak makin berbahaya. Makasih sharingnya, Dokter!

    BalasHapus
  10. Dahulu awal berkeluarga penanganan anak saat diare penting, begitu juga sekarang. Diare membuat anak lemah dan tidak sehat. Dokter telah memberikan resep penanganan diare.

    BalasHapus
  11. Gak nyaman banget kalau sudah terkena diare. Jangankan anak-anak ya.. yang merasakan sensasi panas dan capek karena harus bolak-bolak ke kamar mandi terus menerus.

    Jadi menghentikannya dengan cara di atas ya, dok.. Hanya belum pernah memberikan zinc ini dalam bentuk apakah, dok?

    Larutan juga seperti oralit kah?

    BalasHapus
  12. Kita yang dewasa mengalami diare aja lelah dan sakit perutnya, gimana lagi anak kecil yang tubuhnya masih kecil dan rentan. Perlunya wawasan dan sigap dalam penanganannya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget kak Feni, jadi orang tua itu gak gampang. Harus tahu bagaimana penanganan pertama pada anak sakit

      Hapus
  13. Sebenarnya mudah penanganannya ya, Dok. Namun, kalau sampai salah cara atau terlambat bisa mengantarkan pada kematian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gampang-gampang susah sih penanganannya. Kondisi anak yang sulit makan, atau tiap kali makan/minum, dimuntahkan, membuat orang tua jadi putus asa

      Hapus
  14. Diare juga berbahaya kalau gak segera ditangani. Harus segera mendapatkan penanganan tepat agar gak dehidrasi dan anak segera sembuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul. Jangan terlalu PD menangani anak diare. Harus paham ttg dehidrasi dan penanganannya yang benar

      Hapus
  15. benar pak, seringkali mendengar beberapa bayi meninggal karena diare. diare sering dianggap penyakit yang sepele tapi kalau sidaj dehidrasi akibatnya fatal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, karena dehidrasi (jika tidak ditangani dg segera) itu pintu masuk menuju gerbang komplikasi lain yang lebih mematikan...

      Hapus
  16. Klo orang tua jaman dlu kok suka bikin oralit sendiri pakai air gula garam itu aman dan efektif ga ya dok? Rancu juga ya tapi utk takaran nya seperti apa, lebih baik beli di apotik utk stock dirumah yaa

    BalasHapus
  17. Anakku lagi diare nih Dok, kayak pas banget Baca artikel Ini. Kalau diagnosa dini dari emak sih masih ringan Dok. Semoga hari ini BAB nya sudah berkurang. Dok, pemberian zinc harus resep dokter dulu nggak sih, atau bisa dibeli di apotik aja?

    BalasHapus
  18. kalau kataku cukup waspada bila anak diare, pasalnya buat anak mau minum agar tak kehabisan cairan butuh full sabar. Apalagi usai doare, BB turun drastis. Terimakasih dok penjelasannya

    BalasHapus
  19. Salah satu yang aku khawatirkan memang pas anak diare dok. Auto observasi dan kalau menunjukkan tanda di atas langsung dibawa ke dokter. Memang terlihat sepele, tapi jika berlanjut bisa fatal dan jadi komplikasi kemana-mana ya huhu (na'udzubillah).

    BalasHapus
  20. Jangankan anak-anak, orang dewasa seperti saya saja suka tersiksa apabila terkena diare. Anak pasti lebih tidak nyaman lagi. Anak bisa lemas apabila tidak ditangani dengan cepat ya Dok

    BalasHapus
  21. Maghfiri Sania Bidari5 Februari 2023 pukul 15.16

    Selama ini saya masih menjumpai banyak orang tua yang selalu memberikan obat untuk diare pada anak2 padahal hal itu tidak di anjurkan dan akhir2 ini juga masih banyak orang tua yang menganggap sepele ketika anak diare, selalu di bawa ke igd anknya sudah tammpak lemas (sudah dehidrasi), hal ini terlihat masih banyak masyarakat yang kurang edukasi mengenai diare semoga tulisan dokter bisa sampai ke semua orang agar bisa menambah wawasan mereka

    BalasHapus
  22. Terima kasih banyak materinya dokter 🙏
    Waspada terhadap kondisi diare anak memang betul betul penting ternyata, karena ada bahaya dehidrasi yang siap menyerang apabila penanganan diare sejak awal tidak maksimal 🙏
    Disini peran orang tua ditunjukkan dengan menjaga sanitasi dan higienitas makanan atau susu yang akan diberikan kepada anak, supaya anak bisa terhindar dari yang namanya diare 🙏

    BalasHapus
  23. Annisa Tri Andriani7 Februari 2023 pukul 08.35

    Terimakasih banyak dokter untuk ilmunya. Biasanya orang tua tidak paham bahwa pada anak diare, yang membahayakan adalah dehidrasinya. Apalagi pada anak bayi, dimana bayi tidak bisa mengeluh, sehingga orang tua harus peka pada keadaan anaknya. Apalagi jika sudah jatuh ke kondisi dehidrasi. Terkadang orang tua juga masih salah kaprah, memberikan obat antidiare pada anaknya.

    BalasHapus
  24. Damas Tsaniyah Min Rohmatillah7 Februari 2023 pukul 17.57

    Terima kasih dokter atas tulisan dokter. Dari sini dapat membuat para orang tua bisa lebih uwer kalau anak mengalami diare, karena yang paling ditakutkan adalah anak jatuh kedalam kondisi dehidrasi. Dan banyak yang orang tua kadang belum pahami adalah komsumi zinc yang harus tetap diberikan selama 10 hari walaupun anak sudah tidak diare. Dari tulisan dokter saya banyak belajar banyak mengenai diare.

    BalasHapus
  25. Terimakasih banyak dokter untuk tulisannya, diare pada anak memang salah satu hal yang membuat orang tua khawatir, orang tua harus lebih aware terhadap anaknya dan yang diare apalagi kalau sampai dehidrasi berat dan harus mendaptkan perawatan, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah terjadinya diare, selain itu pemberian nutrisi dan pengobatan yang tepat berdasarkan diare dengan derajat dehidrasinya agar

    BalasHapus
  26. Terima kasih dokter atas ilmunya. Seringkali diare ini masih disepelekan oleh para orang tua sehingga terkadang anak sudah datang ke fasilitas kesehatan dengan kondisi dehidrasi. Perlunya edukasi kepada orang tua terkait dengan bahaya dehidrasi pada anak agar orang tua lebih aware terhadap kondisi dehidrasi pada anak

    BalasHapus
  27. Muhamad Nurul robby28 Juni 2023 pukul 13.02

    terima kasih atas ilmunya dok , jadi lebih mudah untuk memahami apa itu diare sampai ke pencegahanya, tulisan yang keren,simple, dan mudah dimengerti keren dokter. terima kasih dokter

    BalasHapus
  28. Jujur saat preklinik menurut saya tatalaksana diare ini cukup perlu usaha extra untuk memahaminya, namun dengan penjelasan yang lebih sederhana melalui tulisan Dokter, saya menjadi lebih terbantu dalam memahaminya. Memang diare menjadi masalah yang mostly saya temui di dunia klinik, sehingga perlu bagi saya untuk mengerti dengan lebih baik agar dapat memberi edukasi terbaik kepada pasien, utamanya keluarganya. Terima kasih Dok!

    BalasHapus
  29. Salwa Rizqi Salsabila29 Juni 2023 pukul 23.05

    Terimakaish banyak dokter atas ilmunya, sering sekali diare ini menjadi momok bagi orang tua. Dan diare sendiri juga dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat membahayakan si kecil. Perlunya awareness orang tua terhadap penyebab diare yang sering muncul pada anak2 yang sudah tercantum dalam artikel ini sangatlah membantu para orang tua untuk mencegah terjadinya diare pada anak.

    BalasHapus
  30. Terima kasih dokter atas ilmunya. Kerapkali diare ini masih disepelekan oleh para orang tua sehingga terkadang anak telah tiba ke sarana kesehatan dengan keadaan kehilangan cairan tubuh. Perlunya bimbingan kepada orang tua terpaut dengan bahaya kehilangan cairan tubuh pada anak supaya orang tua lebih aware terhadap keadaan kehilangan cairan tubuh pada anak

    BalasHapus
  31. Dinda Alifia Darmajik22 Februari 2024 pukul 17.00

    Diare pada anak memang tidak bisa disepelekan. Apabila diare berlangsung lama, maka anak bisa mengalami dehidrasi. Jika tidak ditangani secara cepat, dehidrasi dapat menjadi serius dan mengancam nyawa anak. Yang bisa dilakukan orangtua untuk menangani dehidrasi pada anak adalah memberikan oralit, dan orangtua harus tau kapan anak harus dibawa ke rs untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, terimakasih atas informasinya dokter

    BalasHapus
  32. Anis Kurli Yaniar Putri22 Februari 2024 pukul 22.32

    Diare pada dewasa saja tidak nyaman, apalagi pada anak-anak. Mungkin beberapa berpikiran bahwa diare hal yang sepele namun efek diare pada anak ini tidak main-main bisa sampai menyebabkan anak dehidrasi. Orang tua harus aware terhadap kondisi anaknya saat diare agar tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi

    BalasHapus
  33. Dewasa dan anak tentu saja berbeda. Apalagi bayi yang tidak bisa mengeluh, hanya bisa menangis. Orang tua harus monitoring ketat jika sedang terkena diare. Jangan sampai jatuh ke dehidrasi

    BalasHapus
  34. Bahaya banget penyakit rakyat satu ini,Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat menjadi serius dan mengancam nyawa anak Diare pada anak harus lebih mendapatkan pengawasan kusus sehingga tidak sampai jatuh ke kondisi dehidrasi.

    BalasHapus

Posting Komentar