blog dokter taura big ad

BAKTI SOSIAL PENGOBATAN SPESIALISTIK DALAM RANGKA HUT KE-73 IDI

"Dok, anak saya belum bisa bicara padahal sudah berumur 2 tahun."

"Dok, anak saya stunting!"

"Dok, anak saya kok kurus ya, saya takut gizi buruk,"

Beberapa keluhan klasik terkait tumbuh kembang anak, ternyata menjadi keluhan tersering dari para orang tua yang pagi itu sengaja membawa anaknya ke Puskesmas Sukodadi pada Sabtu, 21 Oktober 2023 dalam rangka Bakti Sosial Pengobatan Spesialistik dalam rangka peringatan HUT IDI (Ikatan Dokter Indonesia) ke-73 yang dipusatkan di Kota Lamongan Jawa Timur.

Iya, hari itu saya sengaja tidak melakukan pelayanan medis di RS Muhammadiyah Lamongan, seperti biasanya. Dengan senang hati saya berpartisipasi mengikuti bakti sosial di Puskesmas Sukadadi yang berjarak kurang lebih 10 km dari pusat Kota Lamongan. 

Bakti sosial ini juga diikuti oleh dokter spesialis se-Indonesia. Tentu saja tidak hanya berbakti soaial, para dokter ini juga mengikuti berbagai acara menarik, baik olah raga maupun hiburan. Tentu saja mereka mendapat gimmick traveling tipis-tipis.

Bakti sosial pengobatan spesialistik di Puskesmas Sukodadi Lamongan Jawa Timur

Dalam kesempatan ini, izinkan saya menulis arrtikel ini untuk berbagi pengalaman dalam mengikuti bakti sosial pengobatan spesialistik. Seperti kata teman bloger saya yang merupakan Blogger Semarang, bahwa "menulis" itu penting untuk menjaga kesehatan mental.

Satu IDI, Terus Maju

Setiap tanggal 24 Oktober, bangsa Indonesia merayakan Hari Dokter Nasional, sekaligus hari ulang tahun IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

Dilansir dari laman resmi IDI, dijelaskan bahwa:

Ikatan Dokter Indonesia disingkat IDI adalah organisasi profesi kedokteran di Indonesia. IDI bertugas sebagai organisasi yang menaungi para dokter di seluruh Indonesia. Organisasi ini berafiliasi dengan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI.
IDI didirikan dengan tujuan menjaga dan meningkatkan harkat dan martabat dokter. Serta, menjaga kehormatan profesi kedokteran.

HUT ke-73 IDI

Acara puncak hari ulang tahun (HUT) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-73 dipusatkan di Kota Lamongan Jawa Timur tanggal 21-24 Oktober 2023. Berikut adalah rundown acaranya:

Lamongan menjadi pusat puncak peringatan HUT IDI ke-73

Hari I : 21 Oktober 2023: 

  • Pembukaan Rangkaian Acara Secara Resmi di Alun Alun, 
  • Pelepasan Dokter Spesialis ke 32 Puskesmas sekabupaten Lamongan, 
  • Pengobatan Massal Spesialistik di Puskesmas 
  • Bazaar Sembako Murah Untuk Rakyat di Alun Alun
  • Festival Olahraga (Bulutangkis) di Sport Center Lamongan
  • Skrining Tiroid oleh tim Mersk
  • Bazaar UMKM dan Hiburan
  • Festival Band

Hari II : 22 Oktober 2023: 

  • Pembukaan dan Pelepasan IDI Charity Run HUT IDI ke 73 di Alun Alun Kota Lamongan
  • Skrining dan Pemberian Kacamata Gratis (Eyelink)
  • Skrining Tiroid oleh Merck
  • Manajemen Nyeri Tim Anastesi Intervensi
  • Donor Darah (200 Peserta) 
Hari III: 23 Oktober 2023: 
  • Bazaar Sembako Murah Untuk Rakyat 
  • Final Futsal JDN Games
Hari IV: 24 Oktober 2023:
  • DIALOG KEBANGSAAN HUT IDI Ke 73 dengan pemateri: 
  • Seminar Kesehatan dengan pematieri:
    1. Dr Faisal Parlindungan Sp.PD _KR : Pendekatan Terkini Penapisan dan Diagnosis Osteoporosis 
    2. Dr Fahmi Anshori Sp.OT : Lifestyle Modification over Injection 
    3. Dr Andhika Sp.KO : Peran aktifitas fisik untuk mencegah dan mengendalikan Penyakit Degenaratif 
    4. Moderator : Dr Andreana Dyah Pratiwi, MMRS 
  • Charity Night HUT IDI ke 73:
    1. Launching Program IDI Charity Fund
    2. Penyerahan Lifetime Achievement
    3. Penampilan Jihan Audy & Yes Band
    4. Main Performance : PADI Reborn
      Dalam rangka HUT IDI ke-73, diselenggarakan bakti sosial pengobatan spesialistik

Profil Puskesmas Sukodadi Lamongan

Puskesmas Sukodadi terletak 12 km sebelah barat kota Lamongan, memiliki letak yang sangat strategis, berlokasi berhadapan langsung dengan jalan raya utama yang menghubungkan antara ibu kota propinsi jawa timur dengan ibu kota propinsi Tengah. Puskesmas Sukodadi memiliki bangunan yang berdekatan dengan instansi pemerintah atau kantor lain seperti Pasar Kecamatan Sukodadi, kantor Kecamatan Sukodadi, POLSEK dan Kantor Pos Sukodadi, sehingga memungkinkan kemudahan masyarakat untuk datang mendapatkan pelayanan kesehatan. Puskesmas Sukodadi beralamat di Jalan Panglima Sudirman No 39 Sukodadi.

Kecamatan Sukodadi mempunyai jumlah Posyandu sampai dengan akhir tahun 2022 sebanyak 37 Posyandu dengan jumlah Posyandu Aktif sebanyak 37 Posyandu (100%) dengan Rasio Posyandu sebesar 2 Posyandu per 100 balita.

Selain itu, Puskesmas Sukodadi juga dibantu secara aktif oleh  5 Poskesdes, 2 Pustu  dan 3 Polindes.

Puskesmas Sukodadi bukan merupakan puskesmas rawat inap. Sehari-hari hanya melayani UGD dan klinik rawat jalan serta KIA.

Sehari di Puskesmas Sukodadi

Menjadi dokter spesialis anak dan bertugas di sebuah Puskesmas adalah momen langka bagi saya. Bagaimana tidak, sejak menyandang gelas dokter spesialis anak tahun 2009, hampir tidak pernah saya melaksanakan pelayanan medis di sebuah Puskesmas.

Seru? 

Seru pakai banget.

Suasana di Puskesmas ini memgingatkan saya pada saat menjadi dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap) tahun 1998 hingga 2001, dimana saat itu saya bertugas di Puskesmas Sekaran Lamongan.

Berbeda dengan belasan tahun yang lalu, saat ini saya bertugas di Puskesmas dengan status yang berbeda. Namun, sependek pengetahuan saya, permasalahan kesehatan anak di daerah rural tidak berbeda jauh.

Saat melaksanakan pelayanan medis di Puskesmas Sukodadi, saya menemukan beberapa kasus seputar tumbuh kembang anak, seperti misalnya speech delay alias keterlambatan bicara. Ini adalah PR kita bersama, bagaimana mengedukasi masyarakat akan pentingnya deteksi dini keterlambatan perkembangan pada anak, karena pada prinsipnya semakin cepat ditangani, hasilnya akan semakin baik. Khusus masalah speech delay ini, semua tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas, harus paham bagaimana cara stimulasi bicara yang tepat sesuai umur.

Kasus malnutrisi dan stunting juga saya temui saat bakti sosial IDI ini. Saya semakin sadar bahwa inilah cermin masalah sebenarnya yang dihadapi oleh masysarakat rural. Kurang terpenuhinya zat nutrisi (baik makronutrien maupun mikronutrien) terutama di masa 1000 HPK (Hari pertama kehidupan) berakibat fatal! Pentingnya seribu hari pertama kehidupan memang belum sepenuhnya dimengerti oleh masyarakat, Padahal itu penting dalam rangka optimalisasi tyumbuh kembang di masa HPK.

Jadi tidak hanya tenaga kesehatan yang paham bahwa cegah stunting itu penting, namun juga seluruh lapisan masayrakat hingga ke pelosok negeri.

Stunting bukan melulu tentang tinggi atau panjang badan balita, tapi membawa dampak negatif hingga dewasa.

Bakti sosial pengobatan spesialistik di Puskesmas Sukodadi
Ada juga beberapa kasus yang datang ke bakti sosial IDI ini karena sering diare disertai gizi buruk. Setelah saya lakukan anamnesis panjang lebar, ternyata si bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif sebagaimana mestinya. Rupanya si ibu tidak paham akan pentingnya ASI. Dipikirnya, asal bayi kenyang dan tidak rewel, itu sudah cukup. Parahnya lagi cara membuat susu formula juga tidak benar. Duh, lengkap sudah penderitaan si bayi ya...

Itulah beberapa kasus yang menjadi cerminan permasalahan kesehatan di daerah rural. Tak hanya butuh perhatian oleh para tenaga kesehatan, namun butuh partisipasi aktif dari seluruh masyarakat.

DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

37 komentar

  1. Selamat Ulang Tahun IDI
    terus berbakti untuk negeri
    Tetap semangat bertugas di daerah rural ya pak dokter

    BalasHapus
  2. Acara HUT IDI ke-73 lengkap sekali, dari bakti sosial sampai ada main perform PADI Reborn, keren!
    Permasalahan kesehatan di daerah rural masih kompleks ya, Dok. Masih banyak PR para dokter juga semua pihak terkait. Semangat terus IDI, terus berbakti demi Indonesia lebih baik lagi!

    BalasHapus
  3. Masalah kesehatan yang terjadi di tiap tempat pasti ada aja ya dan jadi PR juga buat menjawab tantangan itu. Terus semangat untuk para dokter dalam memberikan pelayanan terbaiknya untuk masyarakat

    BalasHapus
  4. Kisah klasik yg masih belum terselesaikan juga ya masalah stunting ini dok..
    Sepertinya masih kurang penyuluhan ke masyarakat daerah. Dan juga di kota jkt sini masih saja byk kasus dimana posyandu masih memberikan makanan upf dan hanya catat tb bb anak saja

    BalasHapus
  5. Masya Allah sehat selalu dokterku dr. Taura, Sp.A. Semoga baksos yang dilakukan menjadikan dokter taura mendapatkan manfaat jariyah yg terus mengalir pahalanya.aamiin

    BalasHapus
  6. Duh ini yang bikin saya minta ke anak-anak saya untuk berprofesi sebagai dokter
    Tangan emas dokter lebih bernilai dibanding uang milik crazy rich
    sayang gak ada yang berhasil, salah satunya ngeper biayanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. xixixi, emang ya mba faktor biaya ini bikin berpikir dua kali. sbg orang tua harus prepare budget yang perlu diperhitungkan sebelum anak lahir kayaknya. kecuali klo emang udah jadi keluarga sultan ya.

      Hapus
  7. Keren Pak Dokter.
    Baksos membuat pengalaman baru serta menghadirkan kenangan lama dari masa lalu. Wah, Dokter Taura kalau mengecek kondisi kesehatan masyarakat begini perlu waktu agak lama untuk 1 pasien ya.. Apalagi pas Puskesmas Sukodadi nya ramai.

    BalasHapus
  8. Baksos2 kyk gini gak hanya soal pengabdian tapi lumayan buat healing tipis2 juga yaa, krn dokter pun juga manusia :D Kadang malah dapat pelajaran hidup yang berharga ya Mas Dok :D
    Wah posyandunya aktif yaa, walaupun kayaknya kalau 2 per 100 bayi masih sangat kurang ya.
    Semoga nanti makin banyak edukasi ke mama2 muda sehingga muncul kegiatan lain terkai kesehatan ibu dan anak ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul juga.... APalagi pas baksos bisa kenal lebih dekat dengan dokter puskesmas beserta para jajarannya.... RAme banget sih, apalagi ada makan siang bersama... sambil dengerin dangdut koplo...

      Hapus
  9. Selamat ulang tahun IDI tetaplah berbakti pada negeri ini dalam membantu masyarakat. Masih banyak orang yang butuh uluran tangan dokter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak... Insyaalloh IDI selalu amanah, selalu mendahulukan kepentingan pasien.... Doakan para dokter agar sehat selalu ya...

      Hapus
  10. Wah ga terasa IDI sudah 73 tahun ya, semoga kian semangat meningkatkan kesehatan masyarakat dan selalu tidak lelah mengingatkan akan pentingnya kesehatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, IDI ternyata sudah seusia kakek atau nenek ya.... Tapi semangatnya tetap muda kok... Bravo IDI... Quo vadis

      Hapus
  11. Dirgahayu IDI. Sedih banget baca cerita tentang anak stunting. Ini PR besar buat kita semua ya Dok. Masyarakat umum yang dewasa Harus paham soal ini. Padahal kalau ada Posyandu juga sudah sering dibahas. Tetap saja ada yang belum aware. Semoga anak-anak sehat semuanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MAsalah stunting makin ke sini makin merambah ke area politik.... Esensi pentingnya malah tak tertangani dengan baik.... Yuk mari kita pahami masalah stunting ini... Cegah stunting itu penting

      Hapus
  12. Semogaaaaa semua anak Indonesia makin sehaatttt kuat bahagiaaa

    karena memang utk menghadirkan generasi sehat jiwa raga , dibutuhkan kerjasama banyak pihak yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.... Semua anak-anak Indonesia di seluruh pelosok Nusantara harus sehat jiwa raga agar bisa menerima tongkat estafet dari para seniornya....

      Hapus
  13. Masyaallah sungguh lengkap sekali acara HUT IDI ke 73 ini. Salah satunya adalah acara baksos pengobatan oleh spesialistik yang diadakan di puskesmas mendapat antusias yang baik dari masyarakat. Dengan diadakan baksos ini semoga masyarakat lebih aware lagi dengan masalah kesehatan pada anak, terlebih lagi tentang stunting. Terimakasih banyak dokter.

    BalasHapus
  14. Keren sekali bakti sosialnya...selamat HUT ke 73 untuk IDI...semoga semakin semangat memberikan pelayanan terbaik

    BalasHapus
  15. Muhammad Alwan Al Khawarizmi9 November 2023 pukul 11.45

    Seru sekali ternyata ya mengikuti aacara bakti sosial itu, melihat antusiasme warga Sukodadi, Lamongan untuk berdatangan ke Puskesmas Sukodadi untuk memeriksakan anak anak mereka ke Puskesmas, tidak hanya anak anak namun disini juga ada poli lain yaitu poli rehab medik, poli bedah, poli Kulit dan kelamin dan lain lain. Suatu kehormatan juga bagi saya bisa menemani dokter H. Taufiqur Rahman, Sp. A dan turut andil dalam acara IDI yang sangat bermanfaat ini, saat pertama kami datang sudah banyak sekali ibu ibu yang menunggu kedatangan dokter, banyak yang ingin memeriksakan keluhan keluhan anaknya, dan alhamdulillah banyak kasus stunting yang terdeteksi berkat adanya acara ini. Di acara ini saya juga mengasisteni dokter TR dalam memeriksa pasien. Hari yang tidak terlupakan bagi saya karena bisa langsung praktek di lapangan dan bisa menjadi bekal pengalaman saya nanti sewaktu menjadi dokter. Terima kasih banyak dokter atas ilmu dan pengalaman yang diberikan 🙏🏻

    BalasHapus
  16. Dokter saya belum punya bayi tapi membaca artikel ini jadi paham perlunya seorang ibu menjaga bayinya, jadi Asi memang perlu banget buat bayi ya dok dibandingkan susu formula

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul. ASI is the best.... The best nutrition and perfect stimulation

      Hapus
  17. Bener lho dok, kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi bagi anak itu perlu ditingkatkan. Bahkan masih banyak orang tua yang meremehkan ASI dan lebih 'mendewakan' sufor. Saya sendiri ngalamin ini, saya yang harus njelasin gimana gizi ASI itu lebih lengkap dan komplit buat si bayik, daripada sufor.

    BalasHapus
  18. Waduhh, aku membayangkan aku bawa anakku konsultasi tumbuh kembang ke dokter taura, bisa kena omel nih. Takaranku emang asal anak kenyang dan ga rewel Dok.

    Perkara bikin sufor aja ada aturannya ya. Cara bikin sufor yang bener gimana Dok? Aku siapin airnya dulu baru tambahin susu. Bener apa salah Dok?

    BalasHapus
  19. Seru ya dok HUT IDI dapat dilakukan dengan kegiatan baksos yang banyak memberi manfaat bagi banyak orang. Bahagianya bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Next kalo HUT IDI lagi pasti dinanti-nanti nih event baksosnya. Selamat yaa dok, semoga berkah.

    BalasHapus
  20. Selamat HUT IDI...semoga semakin berkah semuanya..btw kok saya malah salah fokus sama pengisi acara di charity night HUT IDI ya wkwkw ada PADI reborn wiww

    BalasHapus
  21. Seru kayanya Pak Dokter datang ke Puskesmas dalam rangka pengobatan massal spesialistik di hari jadi IDI ke 73. Semoga semakin jaya ya Ikatan Dokter Indonesia

    BalasHapus
  22. Padat ya acaranya Dok
    Layanan seperti ini sebaiknya lebih sering diadakan ya Dok, paling tidak mengurangi ibu-ibu yang tidak terlalu paham tentang tumbuh kembang anaknya, apalagi samapi tidak paham pemberian ASI dan sufor, kasihan bayinya ya.

    BalasHapus
  23. Senang, deh, ketika melihat dokter-dokter yang jujur dan ikhlas dalam menangani tiap pasien. Btw, ketemu dokter spesialis imagenya masih horor, apalagi kalau mau lebih dari konsultasi, yaitu ada gejala-gejala ganjal yang terasa.

    BalasHapus
  24. Banyak acaranya, ya, Dok. Bakti sosialnya sampai berlangsung sampai empat hari. Turut berbahagia kalau ada acara-acara seperti ini, pasti bermanfaat bagi banyak orang. Selamat ulang tahun IDI.

    BalasHapus
  25. Masih butuh banyak diedukasi ya Dok masyarakat setempat utamanya tentang gizi untuk anak. Beruntunglah karena program puskesmas jadi bisa diketahui kondisinya.

    BalasHapus
  26. Bagus banget ... memang kudu banyak-banyak sosialisasi seperti ini ya Pak Dokter. Saya pun sebagai ibu yang anaknya speech delay dulu sempat merasa sangat khawatir.

    BalasHapus
  27. Wah ga nyangka IDI sudah 73 tahun. Aku bersyukur tinggal di kota besar dimana anakku bisa dapat akses fasilitas kesehatan dengan lebih baik, ga kebayang yang masih minim fasilitas dan masih percaya dengan segala hal yang konvensional tapi justru menghambat tumbuh kembang anak

    BalasHapus
  28. wah terima kasih pak dokter, kehadiran dokter spesialis dipuskesmas memang momen langka, apalagi dokter anak, secara kalo ke puskesma, bagian KIA pasti paling banyak antriannya. Semoga semakin sering kunjungan DSA ke puskesmas-puskesmas di tanah air

    BalasHapus
  29. Masalah stunting ini masih menjadi PR bersama ya. Lewat kegiatan bakti sosial di rural Jadi tahu ragam penyakit yang sering terjadi pada anak-anak era sekarang

    BalasHapus
  30. Bertugas di Puskesmas jadi punya pengalaman baru ya dok? Masalah stunting masih jadi PR ternyata ya dok. Padahal kalau liat anak-anak sekarang tuh lebih tinggi dan besar-besar kirain stunting udah bukan masalah lagi.

    BalasHapus

Posting Komentar