blog dokter taura big ad

PASTEURISASI ASI DONOR: CEGAH PENULARAN INFEKSI BAKTERI DAN VIRUS

Sebagai sorang dokter spesialis anak, saya selalu berusaha update tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia kesehatan anak di Indonesia. Berbagai isu seputar kesehatan anak sering kali menjadi trending topic di beragai platform media sosial, antara lain maraknya kasus PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) dimana di berbagai daerah terjadi KLB, wabah dan imunisasi ORI (Outbreak Response Immunization). 


Masalah stunting, problem kekerasan verbal maupun kekerasan seksual pada anak, juga makin menggema seantero Nusantara. Sementara masalah yang dari dulu selalu menjadi bahan pembicaraan para dokter spesialis anak adalah tentang donor ASI dan sepenting apakah pasteurisasi ASI donor?

Apakah Pasteurisasi itu?

Dilansir dari situs Wikipedia, Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, dll. Pasteurisasi juga merupakan proses untuk memperlambatkan pertumbuhan mikroba pada makanan. Proses ini diberi nama atas penemunya Louis Pasteur seorang ilmuwan Prancis.

Tidak seperti sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikro-organisme di makanan. Pasteurisasi bertujuan untuk mencapai "pengurangan log" dalam jumlah organisme, mengurangi jumlah mereka sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (dengan syarat produk yang telah dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal kedaluwarsa).

Apa sih yang dimaksud dengan ASI donor?

Donor ASI merupakan prosedur pemberian ASI perah kepada ibu atau bayi lain yang membutuhkan.

Menurut Dr. dr. Naomi Esthernita FD, SpAK dalam seminar bertajuk "Update in Neonatal Management in Daily Practice to Optimize Neonatal Outcome", bahwa bila ASI tidak tersedia, atau jika menyusui merupakan kontraindikasi atau saat ibu tidak dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup meskipun sudah mendapat bimbingan laktasi, ASI donor yang sudah diskrining dan dipasteurisasi merupakan alternatif pertama yang harus diberikan.

Sebelum disajikan, ASI donor harus dipasteurisasi, salah satunya dengan metode Pretoria

Bayi dengan kondisi medis berat, bayi prematur. atau bayi berat lahir rendah (<1500 g) merupakan prioritas bila persediaan ASI donor terbatas.

Berikut adalah prioritas penerima ASI donor menurut Human Milk Banking of North America:

  1. Bayi prematur sakit
  2. Bayi prematur sehat
  3. Bayi dengan indikasi medis
  4. Bayi tanpa indikasi medis untuk penggunaan jagka pendek.
  5. Bayi subyek uji klinis yang dinyatakan laik etik.
Lebih lanjut, dokter yang akrab dipanggil dr. Naomi itu menekankan bebererapa hal terkait donor ASI:

  • ASI donor adalah alternatif formula bukan alternatif ASI 
  • Penggunaan ASI donor harus dikelola dengan tetap melindungi, mempromosikan dan mengusahakan sedapat mungkin ASI ibunya sendiri
  • IDAI merekomendasikan agar penggunaan ASI donor dikelola oleh rumah sakit. 
  • ASI donor harus memenuhi standar keamanan dan tepat indikasi.

Mengapa ASI Donor Harus Dipasteurisasi?

ASI donor yang tidak dipasteurisasi mempunyai risiko infeksi bakteri dan virus. Sebaliknya penanganan ASI donor yang benar dan dipasteurisasi dengan benar olh pihak rumah sakit, dikatakan aman karena virus maupun bakteri sudah dimatikan. 

Itulah sebabnya distribusi ASI melalui internet tanpa tahu status kesehatan pendonor harus dihindari.

  1. Setelah syarat donor ASI terpenuhi, tahap seleksi risiko infeksi berikutnya adalah pasteurisasi ASI donor.
  2. Pasteurisasi bertujuan sebagai metode seleksi lanjut guna mencegah transmisi bakteri dan virus tertentu (termasuk HIV), meskipun ibu pendonor telah dipastikan sehat melalui screening untuk memberikan ASI donor.
  3. Pasteurisasi diharapkan menurunkan risiko penularan infeksi bakteri atau virus tertentu, tanpa merusak komponen nutrisi dan zat kekebalan tubuh dalam ASI.
  4. Pasteurisasi juga dianjurkan apabila ASI berasal dari ibu yang mengalami peradangan payudara (mastitis) dan luka atau perdarahan puting.

Syarat Pendonor ASI

Ibu yang ingin mendonorkan ASI harus melalui beberapa tahap penapisan, yaitu:

Penapisan I

  1. Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
  2. Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui
  3. Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar produksi yang berlebih
  4. Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir
  5. Tidak mengkonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa mempengaruhi bayi. Obat/suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI
  6. Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
  7. Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol

Penapisan II

  1. Harus menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur)
  2. Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan
  3. Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan

Cara Pasteurisasi ASI Donor

Tak seperti ASI perah yang cara pemberiannya cukup dengan menghangatkan saja, penyajian ASI donor harus melalui prosedur pasteurisasi.

Dikenal ada 2 metode pasteurisasi ASI donor, yaitu Flash heating dan metode Pretoria

Metode Pretoria

  1. Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca 450 ml 
  2. Tutup wadah kaca dan letakkan ke dalam panci alumunium 1 liter 
  3. Tuangkan air mendidih 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci 
  4. Dapat diletakkan pemberat di atas wadah kaca 
  5. Tunggu selama 30 menit 
  6. Pindahkan susu, dinginkan, dan berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin

Metode Flash Heating
Pasteurisasi ASI donor bertujuan mencegah penularan penyakit infeksi, salah satunya dengan metode flash heating

  1. Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca 450 ml 
  2. Wadah kaca ditutup sampai saat dilakukan flash heating 
  3. Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan dalam 1 liter Hart Pot (pemanas susu) 
  4. Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panci
  5. Didihkan air. Bila telah timbul gelembung, pindahkan wadah dengan cepat dari air dan sumber panas. 
  6. Dinginkan ASI, berikan kepada bayi atau simpan dalam lemari pendingin

10 Tips ASI lancar

Menyusui bukanlah perkara mudah, tapi bukan pula sesuatu yang rumit. Faktor yang mempengaruhi kesuksesan menyusui eksklusif selama enam bulan tidak hanya ditentukan oleh faktor ibu, faktor bayi dan faktor proses menyusui itu sendiri. Namun, juga sangat dipengaruhi oleh dukungan seluruh anggota keluarga, terutama suami. Salah satu kontribusi positip yang bisa diberikan seorang suami adalah dengan melakukan pijat oksitosin.

Selain melakukan pijat oksitosin hendaknya busui memperhatikan hal-hal berikut ini:

  1. Busui harus selalu “positive thinking” atau merasa yakin dan percaya diri bahwa akan sanggup memberi ASI ekslusif. Bila ibu selalu berpikiran bahwa “ASI saya kurang” maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin utk bekerja lambat. Dan akhirnya pengeluaran ASI menurun. Pendek kata, busui harus pandai mengelola emosi.
  2. Busui harus senantiasa dalam kondisi “positive feeling” yaitu merasa nyaman, happy, tidak was was, tidak galau apalagi panik. Kondisi psikologis ibu ini sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif
  3. Tingkatkan frekuensi dan intensitas menyusui. Upayakan menyusui hingga tuntas, hingga kedua payudara kosong. Makin sering dikosongkan makin lancar produksi ASI. Busui juga harus paham tentang hindmilk dan foremilk.
  4. Pastikan bahwa teknik menyusui sudah benar. Pilih salah satu posisi menyusui yang paling nyaman bagi ibu dan bayi. Untuk ibu yang baru melahirkan, hari pertama hendaknya menyusui dengan posisi biological nurturing position.
  5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat penting.
  6. Hindari penggunaan dot (botol susu) ataupun empeng. Selain menyebabkan bingung puting, penggunaan dot/empeng terbukti akan memperpendek durasi bayi minum ASI eksklusif.
  7. Busui harus makan makanan dengan gizi berimbang dan minum dalam porsi yang cukup. Ibarat sebuah pabrik, makanan dan minuman busui adalah bahan bakunya.
  8. Lakukan perawatan payudara dengan pemijatan payudara dan kompres air hangat.
  9. Pemberian vitamin ataupun obat perangsang ASI (lagtagogue) bisa saja digunakan, tetapi bukan faktor paling penting atau faktor utama yang berpengaruh
  10. Pemilihan sarana kesehatan tempat bersalin, jadi SANGAT penting! Pilih RS/RB yang "sayang bayi"

Kesimpulan

  1. Donor ASI merupakan prosedur pemberian ASI perah kepada ibu atau bayi lain yang membutuhkan.
  2. Pemberian ASI donor harus tepat indikasi dan harus tetap mengutamakan pemberian ASI dari ibunya sendiri.
  3. Sebelum disajikan, ASI donor harus dipasteurisasi terlebih dahulu.
  4. Pasteurisasi ASI donor bertujuan untuk mencegah penularan penyakit infeksi karena bakteri maupun virus.
  5. Cara melakukan pasteurisasi ASI donor ada 2 metode yaitu flash heating dan metode Pretoria.
DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

26 komentar

  1. Dewi Tsania Larasati14 November 2023 pukul 06.33

    MasyaAllah sangat bermanfaat sekali, ternyata meskipun ASI merupakan asupan terbaik untuk bayi, kita tetap harus memperhatikan dengan betul-betul dan cermat agar terhindar dari penyakit dan masalah yang dapat ditimbulkan. Ternyata cara untuk melakukan pasteurisasi ASI donor juga tidak rumit, cara mudah mencegah bahaya.

    BalasHapus
  2. MasyaAllah sangat bermanfaat sekali, ternyata prosedur donor Asi sangat diperhatikan sekali untuk faktor kebersihannya guna mencegah transmisi penularan virus maupun bakteri. Salah satu caranya yaitu dengan dilakukannya pasteurisasi yang ternyata tidak rumit dan bisa dilakukan oleh siapapun.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, ternyata asi donor dapat menjadi solusi bagi busui dengan produksi asi sedikit. Tetapi pengelolaannya harus benar, salah satunya dengan metode pasteurisasi agar asi donor bebas dari mikroba, virus, ataupun bakteri. Terima kasih Dokter 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, tapi ingat ya... ASI donor bukan pengganti ASI.

      Hapus
  4. Masyaallah tabarakallah, terimakasih banyak dokter ilmunya sangat bermanfaat. Bener banget jikalau memang ibu yang sedang kesulitan memberikan ASI pada anak alangkah lebih baiknya diberikan ASI pengganti dikarenakan anak juga membutuhkan nutrisi yg lebih. Dan metodenya pun harus sesuai nggih 😊

    BalasHapus
  5. Masyaallah sangat membuka pengetahuan bagi saya bahwasannya ternyata membutuhkan Teknik lebih lanjut terkait pemberian ASI donor maupun cara pasteurisasi dimana teknik yang cukup mirip dalam mengelola Susu sapi sehingga dapat memberikan cara pandang baru untuk para busui

    BalasHapus
  6. Saya baru tahu tentang donor asi dok, terima kasih informasinya. Ternyata kalau mau donor asi juga bisa tapi sesuai dengan persyaratan dan asinya perlu dipasteurisasi biarlebih aman diberikan pada bayi. Saya jadi inget dulu agak susah keluar asi, tapi berusaha ingin kasih yang terbaik buat anak

    BalasHapus
  7. Bagus sekali program ini, berbagi untuk kebermanfaatan terutama punya nilai gizi tinggi. Semoga dapat meminimalisir tingkat stunting di negeri ini walau tetap harus dengan pengawasan seperti pasteurisasi.

    BalasHapus
  8. Menjadi donor ASI memang tidak semudah itu ya Mas. Harus melewati serangkaian persyaratan bahkan setelah mendonorkan pun ASI ini wajib ditapis melalui berbagai langkah yang hati-hati sehingga tidak menimbulkan efek-efek yang tidak diinginkan khususnya bagi kesehatan bayi.

    Saya termasuk salah seorang Ibu yang mengalami kesulitan saat awal memberikan ASI kepada kedua anak saya. Tidak berlimpah. Tapi menurut dokter sih ASI bagus, kental, dan berkualitas. Cuma ya itu hanya bisa memberikan ASI selama 7-8 bulan saja. Padahal inginnya exclusive hingga dua tahun.

    BalasHapus
  9. Ternyata untuk ibu yang mau donor ASI cukup banyak juga syaratnya ya, tapi memang harus begitu sih supaya meminimalisir segala risiko untuk bayi yang menerima Aksinya nanti. Dan pasteurisasi ASI ini jadi solusi yang bagus juga ya Dok, Insyaallah lebih aman untuk bayi.

    BalasHapus
  10. wah, sebagai orang awam, gak kepikiran donor ASI harus dipasteurisasi
    selama ini saya pikir bayi mendapat donor ASI udah beruntung banget
    Ternyata jika tidak hati-hati, donor ASI malah bisa mengancam nyawa bayi

    BalasHapus
  11. Dua kali melahirkan, dua kali itu pula saya menyusui paling lama cuma sampe 6 bulan.
    Sebabnya asi ngga keluar lagi, padahal 3 bulan pertama sampe banjir2.
    Hampir semua tips asi lancar itu sudah saya lakukan.
    Tapi kayanya lebih ke pikiran, sih.
    Pada saat itu emang lagi problem gede2 nya.
    Ngaruh banget emang kondisi pikiran ke kesehatan, ya, Dok...

    BalasHapus
  12. Wah infonya bermanfaat sekali dok. Memang banyak syarat yang harus dipenuhi untuk donor asi ya. Tapi aku baru tentang pasteurisasi ini.
    ASI donor yang tidak dipasteurisasi ternyata mempunyai risiko infeksi bakteri dan virus.

    BalasHapus
  13. Donor ASI ini kudu hati-hati ya berarti. Selain juga memantau dalam sisi agama yaitu perihal nasab, dalam sisi kesehatan juga penting diketahui kondisi pendonornya apakah memang fit atau tidak ya

    BalasHapus
  14. Donor ASI tidak bisa dilakukan sembarangan dan harus melalui sejumlah prosedur supaya ASI dari donor benar-benar layak dikonsumsi bayi salah satunya melalui pasteurisasi sebagai langkah meminimalisir terjadinya kontaminasi atau penularan penyakit dari ASI donor,

    BalasHapus
  15. Berkah banget ya bagi yg bisa memberikan ASI berlebihan.. dua anak2ku termasuk yg cukup gak banyak2 juga .

    Baru tau ASI donor yang tidak dipasteurisasi mempunyai risiko infeksi bakteri dan virus. Sebaliknya penanganan ASI donor dipasteurisasi dengan benar oleh pihak rumah sakit

    BalasHapus
  16. Wah terus terang baru dengar metode pasteurisasi untuk ASI ini. Bagus sih ini karena supaya ASI yang dikasi lebih higienis juga ya. Kadang yang jadi kekhawatiran saat donor itu ya soal penyakit2 itu memang. Dulu anakku ;pernah donor juga dan mertuaku khawatir. Coba kalau dulu tau soal ini TFS infonya pak dok.

    BalasHapus
  17. Terima kasih untuk informasi pasteurisasis ASI donor ini ternyata sebelum disajikan, ASI donor harus dipasteurisasi terlebih dahulu. Dimana pasteurisasi ASI donor bertujuan untuk mencegah penularan penyakit infeksi karena bakteri maupun virus.

    BalasHapus
  18. Haturnuhun, Dok.
    Jadi paham sekarang teknik Pasteurisasi ASI Donor yang penting dilakukan dan panduan cara yang tepat agar bayi tetap mendapat nutrisi ASI dan tumbuh Sehat.

    BalasHapus
  19. Wah jadi paham sekarang kenapa penting banget harus dipasteurisasi, karena ASI ini memang penting banget. Terima kasih banget dok.

    BalasHapus
  20. ilmu ini ilmu harus dibaca pelan-pelan, ibu menyusui intinya harus happy harus positif thinking gaboleh stress ya dok supaya bisa produksi asi melimpah

    BalasHapus
  21. Masyaallah sangat membuka pengetahuan untuk aku bahwasannya nyatanya memerlukan Metode lebih lanjut terpaut pemberian ASI donor ataupun metode pasteurisasi dimana metode yang lumayan mirip dalam mengelola Susu sapi sehingga bisa membagikan metode pandang baru buat para busui

    BalasHapus
  22. Baru pertama kali baca artikel tentang pasteurisasi ASI donor, memang sangat dibutuhkan ya dilakukan pasteurisasi ini agar ASI yang diberikan lebih higenis sehingga mencegah penyakit menular yang diakibatkan oleh bakteri, virus dll. Informasinya sangat bermanfaat sekali dokter

    BalasHapus
  23. Dinda Alifia Darmajik6 Maret 2024 pukul 10.09

    Ternyata pasteurisasi pada ASI donor memang sangat diperlukan ya, salah satunya untuk menurunkan risiko penularan infeksi bakteri atau virus, tanpa merusak komponen nutrisi dan zat kekebalan tubuh dalam ASI, pemberian ASI donor tidak bisa langsung diberikan secara serta merta saja banyak faktor yang harus diperhatikan untuk keamanan buah hati, terimakasih banyak informasinya dokter

    BalasHapus
  24. Akbar Primananda7 Maret 2024 pukul 23.00

    Untuk ibu ibu yang terkendala ASI kurang, dan akhirnya menerima donor ASI tidak bisa sembarangan ya dok. Ada tata cara nya supaya ASI donor tidak membahayakan si baby. ASI donor harus di pasteurisasi terlebih dahulu untuk meminimalisir mikroorganisme agar bayi tercegah penularan penyakit.

    BalasHapus
  25. ASI donor harus diolah dulu denan cara pasteurisasi dimana teknik yang cukup mirip dalam mengelola Susu sapi sehingga dapat memberikan cara pandang baru untuk para busui yang kesusahan mendapatkan asi, tenang tenang semua ada jalannya

    BalasHapus

Posting Komentar