blog dokter taura big ad

GRATIS! IMUNISASI SUB PIN POLIO UNTUK ANAK UMUR 0 SAMPAI 8 TAHUN KURANG 1 HARI

Dunia kesehatan Indonesia gempar!

Pasalnya, telah ditemukan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur; serta Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Padahal Indonesia telah dinyatakan bebas polio sejak 2014.

Emang boleh segempar itu?

Kejadian 1 saja kasus Polio, sudah memenuhi kriteria terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) dan dibutuhkan respons yang cepat dari Kementerian Kesehatan. Apalagi, sifat penyakit polio yang sangat menular, virus Polio yang mudah bermutasi, dan sifat penyakit Polio yang mengakibatkan lumpuh layu permanen!

Duh, KLB apalagi sih ini?

Belum reda gaung KLB penyakit campak tahun 2022, kini Indonesia dilanda KLB Polio. Ini semua tak lepas dari dampak pandemi COVID-19.

Pandemi COVID-19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak dapat berjalan optimal. Data beberapa tahun terakhir menunjukkan - 5 - terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin yang cukup signifikan, termasuk imunisasi polio yaitu Oral Polio Vaccine (OPV) dan Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV). Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah banyak. 

Bupati Lamongan (Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA) mencanangkan kegiatan Sub PIN Polio

Kronologi Terjadinya KLB

Indonesia telah berhasil menerima sertifikat bebas polio bersama dengan negara anggota WHO lainnya di Regional South East Asia Region (SEARO) pada bulan Maret 2014. 

Sebenarnya, kasus polio akibat virus polio liar sudah tidak ditemukan lagi di Indonesia selama lebih dari 10 tahun. Namun penyakit ini masih mungkin terjadi di wilayah Indonesia oleh karena importasi virus dari negara lain atau virus vaksin yang bermutasi di daerah dengan cakupan imunisasi polio yang rendah dalam jangka waktu lama.

Pada bulan Desember 2023 telah ditemukan 1 anak positif polio di Kabupaten Klaten Jawa Tengah dan 1 anak lainnya yang juga positif polio di Kabupaten Pamekasan Jawa Timur. Kedua anak tersebut mengalami kelumpuhan pada kakinya. Temuan kasus anak dengan Polio ini dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa Polio (KLB Polio) dan perlu segera dihentikan penularannya.

Untuk menghentikan penularan virus polio dan menanggulangi KLB maka seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Kabupaten Sleman DIY yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah harus segera melaksanakan upaya berupa kegiatan pemberian imunisasi tambahan tetes polio massal yang dinamakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio.

Selain di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebelumnya telah terjadi KLB Polio di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Aceh.

Petunjuk Teknis Sub PIN Polio

Walaupun imunisasi ini sifatnya gratis alias tidak dipungut biaya sepeser pun, namun pelaksanaan imunisasi sub PIN Polio ini dilakukan dengan penuh perhitungan dan tetap memperhatikan prosedur pemberian imunisasi yang benar.

Vaksin yang Digunakan

Vaksin yang digunakan adalah vaksin novel Oral Polio Vaccine tipe 2 (nOPV2) dengan kemasan 50 dosis per vial. Vaksin merupakan produksi PT. Biofarma dan digunakan HANYA pada pelaksanaan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB polio tipe 2.

Hal ini erbeda dengan vaksin polio rutin sesuai jadwal yang menggunakan vaksin polio jenis bOPV

Tempat Pelayanan Imunisasi

Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB Polio dilaksanakan di:

  1. Puskesmas, Puskesmas pembantu;
  2. Posyandu,
  3. Sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, pondok pesantren dan satuan pendidikan lainnya, dan
  4. Pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi puskesmas.

Pelayanan imunisasi dilaksanakan dengan menerapkan prinsip protokol kesehatan, dengan mengacu pada Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi COVID-19.

Pada saat pelaksanaan Sub PIN, imunisasi rutin tetap berjalan

Cara Pemberian

Buka penutup vial vaksin, kemudian pasangkan penetes (dropper) vaksin. Gunakan satu dropper untuk satu vial vaksin. Tidak diperkenankan membuka vial vaksin baru sebelum vaksin yang sedang digunakan habis terpakai.

Imunisasi nOPV2 diberikan sebanyak 2 tetes ke dalam mulut anak. Dropper TIDAK BOLEH menyentuh mulut anak untuk mencegah kontaminasi. Beri tanda dengan pen marker pada kuku jari kelingking kanan anak yang sudah diimunisasi nOPV2. Vaksin nOPV2 dapat diberikan bersamaan imunisasi rutin. 

Catatan Khusus

Pemberian imunisasi pada bayi dengan berat badan lahir rendah (≤ 2000 gram) ditunda sampai berat badan lebih dari 2000 gram atau usia lebih dari 2 bulan (dengan kondisi klinis stabil.

Pemberian imunisasi ditunda pada anak yang menderita diare dan demam, sampai anak tersebut sembuh. 

Imunisasi tetap boleh diberikan pada sasaran dengan kondisi:

  1. Malnutrisi
  2. Sedang dalam terapi antibiotik
  3. Sedang mendapat ASI

Beberapa Pertanyaan Seputar Sub PIN Polio

1. Apakah Sub PIN Polio ini sifatnya wajib?

Pertanyaan ini pertama kali diajukan oleh seorang rekan sesama bloger lewat sosial media. Seorang lifestyle blogger yang bergaya hidup minimalis itu menyatakan keraguan mengikutkan anak semata wayangnya untuk imunisasi sub PIN Polio, mengingat riwayat imunisasi polio sebelumnya sudah lengkap.

Sebenarnya, kata "wajib" untuk imunisasi itu, kurang tepat.
Imunisasi Sub PIN Polio ini menargetkan anak berusia 0 sampai 7 tahun (hingga anak usia 8 tahun kurang 1 hari), tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Artinya, meski status imunisasi sudah lengkap, anak tetap harus mengikuti program Sub PIN Polio.

Target cakupan sekurang-kurangnya adalah 95% untuk masing-masing putaran dan merata di setiap tingkatkan, mulai dari desa, kecamatan, sampai kabupaten.

2. Bisakah imunisasi Sub PIN Polio dilakukan di praktir dokter spesialis anak?

Tidak bisa.

Vaksin nOPV2 yang digunakan dalam sub PIN hanya didistribusikan ke puskesmas melalui dinas kesehatan setempat.

 3. Apa sih penyakit Polio itu?

Penyakit Polio (Poliomyelitis) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio ini dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Virus polio ini akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut, yang bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi, dan kemudian virus tersebut akan berkembang di dalam saluran pencernaan.

4. Siapa saja yang berisiko tertular virus Polio?

Mereka yang berisiko tertular virus Polio adalah

Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi polio yang lengkap.
Anak-anak yang tinggal di wilayah yang memiliki banyak anak tidak mendapatkan imunisasi polio lengkap.
Anak-anak yang tinggal di lingkungan sanitasi buruk dan tidak menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti tidak mencuci tangan dengan sabun, buang air besar sembarangan.

 5. Bagaimana cara mencegah penularan dan penyebaran virus Polio?

Imunisasi polio lengkap merupakan upaya pencegahan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio. Agar virus polio tidak menular dan menyebar luas di masyarakat, maka kita semua harus memastikan sebagian besar anak (minimal 95% anak) yang merupakan sasaran, mendapatkan imunisasi polio lengkap di seluruh desa/kelurahan.

6. Apakah boleh imunisasi bila anak sedang sakit?

Sebaiknya pemberian imunisasi pada anak sakit ditunda dulu. Berikanlah imunisasi setelah anak sembuh atau sesuai saran dari dokter.

7. Apakah anak yang sudah diimunisasi masih bisa terkena penyakit Polio?

Anak yang sudah diimunisasi masih bisa terkena penyakit bila status imunisasinya tidak lengkap. Penting sekali melengkapi status imunisasi rutin lengkap pada anak sesuai waktu, usia, dan dosis pemberian untuk membentuk imunitas pada anak dan membantu kekebalan komunitas suatu wilayah.

8. Mengapa anak perlu mendapat 2 kali tetes Polio pada kegiatan Sub PIN? 

Polio tidak bisa diobati, namun sangat mudah dicegah dengan imunisasi polio. Anak usia 0-7 tahun harus mendapat imunisasi tetes Polio sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan agar mendapat kekebalan optimal terhadap virus Polio dan terhindar dari kelumpuhan permanen.

9. Apakah anak yang sedang batuk-pilek boleh mendapat tetes Polio?

Boleh. Tetes manis polio ditunda pada anak yang sedang demam dan diare sampai anak sembuh. Tetes manis polio tidak diberikan pada bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram, anak dengan gangguan sistem kekebalan, anak yang sedang dalam pengobatan jangka panjang seperti kanker, anak yang menderita HIV, serta anak yang tinggal serumah dengan penderita gangguan sistem kekebalan atau HIV. Bagi anak-anak dengan gangguan sistem kekebalan dan HIV diberikan suntik polio.

10. Apakah tetes Polio boleh diberikan bersamaan dengan imunisasi lain atau dengan Vitamin A dan obat cacing?

Tetes polio dapat diberikan bersamaan dengan Imunisasi rutin lainnya.

Tetes polio dapat diberikan bersamaan dengan vitamin A dengan urutan pemberian yaitu tetes polio terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan vitamin A.

Obat cacing diberikan 2 minggu setelah pemberian tetes polio.

11. Apakah anak yang sudah mendapat tetes Polio 4 kali dan suntik Polio 1 atau 2 kali saat bayi perlu mendapatkan imunisasi lagi saat Sub-PIN Polio berlangsung?

Anak yang sudah mendapatkan imunisasi rutin polio TETAP HARUS mendapatkan imunisasi saat Sub PIN Polio berlangsung. Tujuan pemberian tetes polio ini adalah untuk melindungi anak dari virus polio, menghentikan penyebaran virus polio dan menanggulangi KLB. Anak juga tetap harus melengkapi imunisasi rutin lainnya sesuai jadwal.

12. Dimana dan bagaimana cara mendapatkan imunisasi polio saat program Sub-PIN Polio berlangsung?

Imunisasi polio bisa didapatkan di tempat pelayanan seperti:
  • Puskesmas, Puskesmas Pembantu;
  • Posyandu;
  • Sekolah (PAUD/TK/SD/MI/Pesantren)
  • Pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi puskesmas Tanyakan jadwal pemberian tetes manis polio kepada puskesmas atau petugas kesehatan terdekat.
  • Sub PIN Polio berbeda dengan imunisasi Polio yang sudah terprogram sebelumnya

Kesimpulan

  • Telah terjadi KLB Polio di Jawa Timur dan Jawa Tengah karena ditemukan 3 kasus baru Polio, padahal Indonesia sudah dinyatakan bebas Polio oleh WHO sejak 2014.
  • Sebagai respons terhadap KLB yang sangat berbahaya ini, pemerintah mengadakan imunisasi Sub PIN Polio secara serentak di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jogjakarta 
  • Imunisasi Sub PIN Polio dilaksanakan 2 putaran, yaitu 15-22 Januari 2024 (putaran 1) dan 19-25 Pebruari 2024 (putaran 2)
  • Imunisasi Sub PIN Polio 2024 ini menggunakan vaksin tetes jenis nOPV2. Hal ini berbeda dengan vaksin Polio biasa (sesuai jadwal) yang menggunakan vaksin bOPV.
  • Sasaran imunisasi Sub PIN Polio adalah bayi usia 0 bulan hingga anak usia 8 tahun kurang 1 hari, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Referensi

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/C/504/2023 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanan SUB PEKAN IMUNISASI NASIONAL (SUB PIN) dalam Rangka Penangguglangan Kejadian Luar BIiasa Polio Circulating Vaccine-Derived Poliovirus type 2 (CVDPV2)
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tanya Jawa Sub-Pekan Imunisasi Polio di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kabupaten Sleman DIY.
  3. https://cdn.who.int/media/docs/default-source/searo/indonesia/polio/10-sitrep_cvdpv-ino_who-unicef_bahasa-indonesia.pdf
  4. https://health.okezone.com/read/2024/01/13/481/2953981/kemenkes-bakal-gelar-sub-pin-polio-pada-15-januari-2024
  5. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240112/0144742/atasi-klb-imunisasi-polio-tambahan-digelar-serentak-di-3-daerah/

DokterTaura
I am a pediatrician, writer dan blogger

Related Posts

13 komentar

  1. Masyaallah seperti biasanya.. dokter taura membahas hal hal terkini tentang pediatric. beberapa hari lalu saya mendengar ada kasus polio ini dok. Namun belum tau ada vaksin terbaru yg bernama “Sub Pin Polio” ini. Wah ternyata muncul lagi yaa kasusnya, hal ini mengerikan jika dibiarkan dan tidak dicegah dg bener. Semoga dg adanya langkah imunisasi nasional ini bisa mencegah terjadinya KLB Polio yg bertambah banyak. Semoga para moms tetap aware dg kasus ini shg kasus polio tidak bertmbah banyak dan tidak bermutasi ya dok Aamiinn 🤲🏻

    BalasHapus
  2. Hari, bulan, tahun berganti sejak tahun 2014 yang dimana Indonesia dinyatakan bebas polio dan akhirnya pada Desember 2023 ditemukan lagi 2 kasus polio di Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya pemberian vaksin polio kepada anak supaya dapat terhindar dari penularan virus tersebut. Semoga dengan dilakukannya program SUB PIN Polio ini, dapat mencegah penularan polio yang lebih luas, aamiin.

    BalasHapus
  3. Wah ternyata penyakit yang hampir tdk pernah kita temui kekbali muncul kembali, penyakit yang menjadi momok bagi orangtua. Informasi terupdate yg selalu diberikan dokter taura mengenai dunia pediatri membuat kita tdk perna ketinggalan dan treupate juga

    BalasHapus
  4. Waduh. Saya jujur baru tahu kalau virus polio itu mudah bermutasi. Ngeri banget ya Mas. Gak heran kalau penyakit ini cukup menakutkan di dunia kesehatan. Ah jadi merinding saya karena tetiba teringat dulu jaman SD ada teman sekelas yang menderita polio dan terpaksa drop out karena penyakit ini.

    BalasHapus
  5. Dok, percaya gak, saya pernah nyuruh anak-anak saya yang waktu itu udah SMA dan kuliah untuk vaksinasi polio
    Sampai petugasnya bilang: Udah gede kok masih divaksin polio, hehehe
    Gara-garanya ada berita penderita lumpuh layuh di Jabar
    Dan saya yang ketakutan efek vaksin di anak-anak udah hilang, untuk revaksinasi
    Parah ya parno-nya :D

    BalasHapus
  6. Menjadi tercerahkan dengan artikel Dokter Taura.
    Pentingnya imunisasi sub-pin polio untuk cegah virus polio yang bermutasi. Alhamdulillah kini tracingnya lebih teliti ya, Dok.. Sehingga di beberapa daerah bisa segera tertangani dengan baik dan mewujudkan Indonesia bebas Polio.

    BalasHapus
  7. Wah...baru tahu ada vaksin Sub Pin Polio. Ngeri juga kalau virus bermutasi gitu. Jadi engga kebal lagi dengan virus varian baru ini yah. Hum...harus diingatkan nih ke keluarga, untuk cek buku imunisasi, jangan sampai terlewat.

    BalasHapus
  8. Anak yang sedang sakit, atau hanya demam memang sebaiknya ditunda untuk di-imunisasi ya dok.

    Terima kasih atas informasinya

    BalasHapus
  9. Dinda Alifia Darmajik24 Januari 2024 pukul 19.01

    Setelah sekian lama dinyatakan bebas polio akhirnya kita mendengar lagi kejadian KLB polio di indonesia ya dok, semoga melalui vaksin Sub Pin Polio dapat mencegah penularan polio di indonesia ini, terimakasih dokter taura selalu memberikan kami informasi terupdate dan lengkap ini

    BalasHapus
  10. Kemarin sempat dengar sekilas tentang vaksin Sup PIN Polio ini. Akhirnya tercerahkan oleh artikel dokter taura. Lengkap sekali penjelasannya dan mudah dipahami.

    BalasHapus
  11. "Polio tidak bisa diobati, namun sangat mudah dicegah dengan imunisasi polio" kata kata yang bagus dari dokter Taura. Mari kita cegah POLIO #indonesia2024bebaspolio

    BalasHapus
  12. Wahhh ternyata ada KLB polio, padahal sudah sekian tahun Indonesia bebas polio😢. Semoga melalui program imunisasi sub pin polio ini dapat mencegah dan menjadikan indonesia bebas polio kembali. Terima kasih dokter Taura atas update annya, sangat informatif👍🏻. Semoga anak-anak indonesia sehat dan segera terbebas dari KLB polio ini.

    BalasHapus
  13. Masyaallah semacam umumnya.. dokter taura mangulas perihal perihal terbaru tentang pediatric. Sebagian hari kemudian aku mendengar terdapat permasalahan polio ini dok. Tetapi belum tau terdapat vaksin terkini yg bernama“ Sub Pin Polio” ini. Wah nyatanya timbul lagi yaa permasalahannya, perihal ini seram bila dibiarkan serta tidak dicegah desigram bener. Mudah- mudahan desigram terdapatnya langkah imunisasi nasional ini dapat menghindari terbentuknya KLB Polio yg meningkat banyak. Mudah- mudahan para moms senantiasa aware desigram permasalahan ini shg permasalahan polio tidak bertmbah banyak serta tidak bermutasi ya dok Aamiinn🤲🏻

    BalasHapus

Posting Komentar